MAKALAH ETIKA BISNIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar
belakang
Tipe-tipe
pekerjaan saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran dan
mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada pekerjaan itu . Misalnya,
sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu universitas, terdapat
beberapa ritual dalam perguruan tinggi, seperti orientasi mahasiswa baru,
pestafrat ernity (perkumpulan khusus mahasiswa di perguruan tinggi serta sororyty
( perkumpulan khusus mahasiswa ) serta makan di kantin praktik seperti
bimbingan dan maggang juga memberi ciri kebanyakan institusi di perguruan
tinggi. Jelaslah bahwa inti dari kehidupan pekerjaan ditemukan dalam budayanya.
Dalam hal ini, mungkin mencangkup semangat kerja karyawan sikap, dan tingkat
produktifitas. Budaya kerja juga mencangkup simbol (tindakan rutinitas,
percakapan ) dan makna-makna yang diletakan orang pada simbol ini. Makna dan
pemehaman budaya dapat dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan
dan pihak manajemen .
1.2 Rumusan masalah
a. Apa
pengertian budaya kerja
b.
Bagaimana mengelola budaya dan etika
dalam perusahaan
c.
Apa Hubungan Etika dengan Budaya
Perusahaan
1.3 Tujuan
a. Dapat
mengetahui dengan benar apa itu budaya kerja
b. Mengetahui
bagaimana mengelola budaya dan etika dalam perusahaan
c. Mengetahui
apa saja hubungan etika dengan budaya perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Devinisi dan pengertian budaya Organisasi
Budaya merupakan cara kita melakukan
sesuatu di sekitar kita. Budaya Organisasi diartikan sebagai sejumlah asumsi
penting yang dipegang oleh anggota-anggota perusahaan, yaitu berupa suatu
sistem dari nilai-nilai yang dipegang bersama tentang apa yang penting, serta
kayakinan tentang bagaimana dunia itu berjalan (Sathe -Vibizmanagement
Culture-, 1982) Nilai-nilai pribadi dan karakter moral mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan kinerja etis suatu perusahaan (Frederick,
Post, Davis, 1992)
Budaya merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dengan para pegawai
berperilaku. (Chursway dan Ledge : 1993) Ilustrasi : Orang bisa saja sangat
mampu tanpa tergantung pada orang lain, tetapi perilakunya tidak sesuai dengan
budaya organisasi, misalnya cara berpakaian, maka ia tak akan berhasil dalam
organisasi
Budaya
memilki tujuan untuk mengubah sikap dan juga prilaku SDM yang ada agar dapat
menungkatkan produktifitas kerja untuk menghadapai berbagai tantangan di masa yang
akan datang. Manfaat dari penerpan budaya organisasi yang baik yaitu :
1. Budaya
memiliki peran dalam menetapkan tapal batas yang artinya bahwa budaya
organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya.
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi
anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu
yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang.
4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial
5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna
dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya.
Oleh sebab itu, penting bagi
perusahaan untuk memberikan pengetahuan kepada para pekerja atau karyawannya
tentang budaya organisasi tersebut. Karena selain memberikan dan menambah
wawasan untuk para karyawannya perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas
produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dan berdampak positif bagi perusahaan.
Karena dengan diberikan penyuluhan tentang budaya kerja para pekerja atau
karyawan akan menambahkan rasa semangat untuk bekerja, menimbulkan rasa
disiplin atas pekerjaanya dan akan menggugah rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja atau karyawan.
2.2 UNSUR-UNSUR DAN KARAKTERISTIK BUDAYA
ORGANISASI
Deal & Kennedy (1982) membagi lima unsur
pembentuk budaya yaitu :
1. Panutan /
Pahlawan: adalah tokoh yg dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaya
dalam kehidupan nyata. Bisa dari pendiri perusahaan,para manajer, kelompk organisasi
atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi.
2.
Lingkungan usaha: kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan
organisasi memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan
lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang
harus dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan, yang berpengaruh antara lain:
produk yg dihasilkan, pesaing, pelanggan, tekhnologi, pemasok, kebijakan
pemerintah.
3. Nilai-nilai : adalah keyakinan dasar yang
dianut oleh organisasi sebagai pedoman pola pikir dan bertindak bagi semua
anggota untuk mencapai tujuan/misi organisasi. Bentuknya dapat berupa slogan
atau moto yang dapat berfungsi sebagai jati diri, harapan konsumen.
4. Ritual: yaitu sederetan kegiatan yang
mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi, tujuan apa paling
penting, orang mana paling penting dan mana yang dapat dikorbankan. Misal,
karyawan berprestasi diberi penghargaan yang dilaksanakan secara ritual; yaitu
mereka tidak pernah absen, memberi saran yang membangun, penjual terbanyak,
pelayan terbaik.
5. Jaringan
budaya: adalah jaringan komunikasi informal pada dasarnya sebagai saluran
komunikasi primer yang berfunsi untuk menyalurkan informasi dan memberi
intepretasi dari informasi.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya kerja
Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi budaya kerja adalah sebagai berikut :
1.Perilaku pemimpin
Tindakan nyata dari seorang pemimpin biasanya akan menjadi cermin penting bagi para pegawai.
2.Seleksi para pekerja
Dengan menempatkan pegawai yang tepat dalam kedudukan yang tepat, akan menumbuhkembangkan rasa memiliki dari para pegawai.
3.Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya kerja yang dibangun sejak lama.
4.Budaya Luar
Didalam suatu organisasi, budaya dapat dikatakan lebih dipengaruhi oleh komunitas budaya luar yang mengelilinginya.
5.Menyusun misi perusahaan dengan jelas
Dengan memahami misi organisasi secara jelas maka akan diketahui secara utuh dan jelas sesuatu pekejaan yang seharusnya dilakukan oleh para pegawai.
6.Mengedepankan misi perusahaan
Jika tujuan suatu organisasi sudah ditetapkan, setiap pemimpin harus dapat memastikan bahwa misi tersebut harus berjalan.
7. Keteladanan pemimpin
Pemimpin harus dapat memberi contoh budaya semangat kerja kepada para bawahannya
8.Proses pembelajaran.
Pembelajaran pegawai harus tetap berlanjut. Untuk menghasilkan budaya kerja yang sesuai, para pegawai membutuhkan pengembangan keahlian dan pengetahuan.
9.Motivasi
Pekerja membutuhkan dorongan untuk turut memecahkan masalah organisasi lebih inovatif.
Dengan demikian pemimpin dapat mengembangkan budaya kerja yang adil melalui peningkatan daya pikir pegawai dalam memecahkan masalah ayng ada secara efektif dan efisien. Selanjutnya yang dimaksud budaya kerja dalam penelitian ini adalah kondisi dan iklim kerja yang diciptakan oleh pimpinan dan diberlakukan dalam organisasi untuk dijadikan pedoman sikap dan perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas.
1.Perilaku pemimpin
Tindakan nyata dari seorang pemimpin biasanya akan menjadi cermin penting bagi para pegawai.
2.Seleksi para pekerja
Dengan menempatkan pegawai yang tepat dalam kedudukan yang tepat, akan menumbuhkembangkan rasa memiliki dari para pegawai.
3.Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya kerja yang dibangun sejak lama.
4.Budaya Luar
Didalam suatu organisasi, budaya dapat dikatakan lebih dipengaruhi oleh komunitas budaya luar yang mengelilinginya.
5.Menyusun misi perusahaan dengan jelas
Dengan memahami misi organisasi secara jelas maka akan diketahui secara utuh dan jelas sesuatu pekejaan yang seharusnya dilakukan oleh para pegawai.
6.Mengedepankan misi perusahaan
Jika tujuan suatu organisasi sudah ditetapkan, setiap pemimpin harus dapat memastikan bahwa misi tersebut harus berjalan.
7. Keteladanan pemimpin
Pemimpin harus dapat memberi contoh budaya semangat kerja kepada para bawahannya
8.Proses pembelajaran.
Pembelajaran pegawai harus tetap berlanjut. Untuk menghasilkan budaya kerja yang sesuai, para pegawai membutuhkan pengembangan keahlian dan pengetahuan.
9.Motivasi
Pekerja membutuhkan dorongan untuk turut memecahkan masalah organisasi lebih inovatif.
Dengan demikian pemimpin dapat mengembangkan budaya kerja yang adil melalui peningkatan daya pikir pegawai dalam memecahkan masalah ayng ada secara efektif dan efisien. Selanjutnya yang dimaksud budaya kerja dalam penelitian ini adalah kondisi dan iklim kerja yang diciptakan oleh pimpinan dan diberlakukan dalam organisasi untuk dijadikan pedoman sikap dan perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas.
2.4 ETIKA DALAM ORGANISASI
Pengertian etika
Istilah etika berasal dari bahasa
Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa
sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul
atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah
etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur
dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak
dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika
profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru,
dan sebagainya. Etika Organisasi Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar
dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan
lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau
buruk,benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut
sangatbergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di
manaorang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbedaterhadap
suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda. Etika menggambarkan suatu kode
perilaku yang berkaitan dengannilai tentang mana yang benar dan mana yang salah
yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat.
Prinsip-prinsip Etika
1. Prinsip Keindahan :Prinsip ini
mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusiamemperhatikan nilai-nilai keindahan
dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam
berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih
bersemangat untuk bekerja.
2. Prinsip Persamaan :Setiap manusia
pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul
tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras,
serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku
yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
3. Prinsip Kebaikan :Prinsip ini
mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan
nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati, kasih sayang, membantu
orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik,
karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagimasyarakat.
4. Prinsip Keadilan :Pengertian
keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap
orang apa yang semestinya merekaperoleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu
yangmenjadi hak orang lain
5. Prinsip Kebebasan :Kebebasan
dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak
asasi manusia, setiap manusiamempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan kehendaknyasendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak
oranglain.
6. Prinsip Kebenaran :Kebenaran
biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran
itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat
diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
2.5 MANFAAT DAN PENTINGNYA ETIKA DALAM ORGANISASI
Beberapa alasan mengapa norma moral
dan etika itu diperlukan dalam organisasi :
Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang
tertib manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain
yang menyangkut pola perilaku Karena
dinamika manusia dengan segala.
Manfaat
Etika dalam Organisasi:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar
perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan
yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki
terhadap apa yang telah dimiliki.
2.6 BAGAIMANA MENGELOLA BUDAYA DAN ETIKA DALAM PERUSAHAAN
Mengelola budaya dan etika dalam
perusahaan tidak lah mudah, dibutuhkan kerja sama dan kerja keras yang mantap.
Berikut dibawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola budaya dan
etika dalam perusahaan:
1. Pemimpin / Panutan Dalam sebuah
organisasi sangat diperlukannya seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan
bagi anggota dan bawahanya. Yaitu pemimpin yang bijaksana, cerdas, berfikir
krisis, tanggung jawab dan berkharismatik. Bukan seorang pemimpin yang ingin
ditakui melainkan dihormati, bukan seorang pemimpin yang memperkaya diri
melainkan saling berbagi, bagaimana bisa seorang pemimpin menjadi panutan
apabila anggotanya atau bawahanya merasa takut dengan keberadaanya. Yang akan
terjadi adalah anggota dan bawahanya akan menghindar dan sangat gembira dengan
ketidakhadirannya.
2. Lingkungan Sosial Lingkungan
sosial yang kreatif dan membangung motivasi bagi anggota dan bawahanya dapat
meningkatkan nilai budaya dan etika dalam suatu organisasi. Misalnya seperti
diadakanya Hari Jum’at bersih, dimana seluruh anggota pada pagi hari
berkeliling wilayahnya untuk melakukan kebersihan setelah berolahraga senam
pagi. Dengan tugas masing-masing tanggung jawab setiap departemen. Dengan
demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan disiplin.
3. Peraturan dan slogan Yang membuat
aturan haruslah seorang yang menjadi panutan, bisa sorang pemimpin. Karena
apabila yang membuat aturan adalah orang-orang yang tidak menjadi panutan
biasanya kebanyakan seorang pemimpin seperti itu melanggar aturan yang ia buat
sendiri. Sehingga anggota akan malas untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
Dengan memasang slogan-slogan peraturan pada ruangan-ruangan tertentu, bisa di
area luar ataupun area dalam. Dapat memberikan informasi kepada anggota tentang
aturan-aturan yang berlaku, dan akan menjadi nilai positif di mata masyarakat.
Peraturan juga haruslah tidak berlebihan yang dapat membuat anggota merasa
tidak nyaman dan kesiksa.
4. Kesadaran dan kerja sama Tanpa
ada kesadaran diri akan budaya dan norma yang baik maka sangat mustahil budaya
dan norma dapat berjalan dengan baik. Perlu kerja sama yang baik antar anggota
maupun anggota dengan pemimpinya. Kesadaran harus dimulai dari diri sendiri,
dan memulainya dari yang terkecil sepeti menghargai waktu, bersifat ramah
tamah, saling menolong anggotanya dan lain-lain. Untuk poin ini diperlukanya
kembali pada poin pertama yaitu pemimpin. Haruslah pemimpin mampu memimpin dan
membangun semangat akan kesadaran pentingnya menjaga budaya dan etika dalam
organisasi.
5. Komitmen Semua anggota harus
berkomitmen untuk menjaga budaya dan etika dalam suatu organisainya dan ikut
serta mensukseskan organisasi.
2.7 Hubungan Etika dengan Budaya
Perusahaan
·
Etika merupakan standar moral
yang menyangkut baik-buruk dan
benar-salah
·
Etika bisnis meliputi:
-
Etika perusahaan
Hubungan perusahaan dengan karyawan sebagai satu
kesatuan dengan lingkungannya
-
Etika kerja
Hubungan antara perusahaan
dengan karyawan
-
Etika perorangan
Hubungan antar karyawan
- Perilaku etis dapat menimbulkan saling percaya antara perusahaan dengan stakeholder
- Perilaku etis dapat mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya
- Budaya perusahaan memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan perilaku etis
- Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis
- Faktor yang menyebabkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan:
- Terciptanya budaya perusahaan secara baik
- Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya
- Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai
Label: MAKALAH ETIKA BISNIS
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda