Makalah Katarak Klasifikasi katarak serta Metode Pengumpulan Data
BAB I PENDAUAN
1.1. Latar Belakang
Mata merupakan suatu
organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar
dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Cahaya yang masuk akan
direfraksikan ke retina, yang akan dilanjutkan ke otak berupa impuls melalui
saraf optik agar dapat diproses oleh otak.
Katarak adalah adanya kekeruhan atau peningkatan opasitas pada
lensa yang menyebabkan penurunan jumlah atau pembiasan cahaya yang masuk
melalui media refraksi sehingga menurunkan kemampuan penglihatan.
Katarak adalah penyakit
mata degeneratif yang umumnya terjadi pada lansia. Semakin bertambah usia,
lensa mata menjadi keruh dan buram. Jika tidak ditangani dengan tepat dan
rutin, katarak akan menyebabkan kebutaan.
Prevalensi katarak diduga berkisar 50% pada individu usia 65-74, meningkat menjadi sekitar 70% bagi mereka yang berusia di atas 75 tahun.
Menurut
WHO, angka kebutaan akibat katarak secara global mencapai 51% atau sekitar 20
juta orang.
Katarak merupakan
kondisi kekeruhan pada lensa mata karena terbentuknya protein yang mengubah
strukturnya.penglihatan orang katarak seperti melihat bayangan buram dan kabut
di jendela. Seperti itulah kondisi penderita katarak saat melihat sekitar,
menyetir mobil di malam hari, dan membaca.
Berdasarkan data dari
World Health Organization penyebab kebutaan paling banyak di dunia adalah
katarak 51% glaukoma 8% dan disusul oleh degenerasi makular terkait usia (AMD)
5% WHO memperkirakan bahwa hampir 18 juta orang dari populasi seluruh dunia menderita
kebutaan yang diakibatkan oleh katarak. Data ini menjadikan katarak merupakan
penyebab utama kebutaan dan penyebab penting dari tunanetra di seluruh dunia.
(WHO, 2012).
Masalah kebutaan di Indonesia dari
tahun ke tahun meningkat kasusnya sehingga katarak dilihat bukan sahja menjadi masalah
kesehatan semata, namun sudah menjadi faktor penting yang berhubungan dengan
sosial dan partipasi aktif dari masyarakat. Perkiraan insidensi katarak (kasus
baru katarak) adalah sebesar 0.1% dari jumlah populasi, sehingga jumlah kasus
baru katarak di Indonesia diperkirakan sebesar 250.000 per tahun. Beban ini
makin lama akan semakin besar bila program pemberantasan kebutuan tidak
dilakukan secara komprehensif TUK dan terkoordinir secara nasional (Depkes RI,
2014). HANG
WHO memperkirakan
sekitar 80% dari gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia dapat dicegah.
Katarak dan gangguan refraksi merupakan dua penyebab terbanyak yang dapat
ditangani dengan hasil yang baik dan cost- efective di berbagai negara termasuk
Indonesia.
Berdasarkan
data dari World Health Organization penyebab kebutaan paling banyak di dunia
adalah katarak 51% glaukoma 8% dan disusul oleh degenerasi makular terkait usia
(AMD) 5% WHO memperkirakan bahwa hampir 18 juta orang dari populasi seluruh
dunia menderita kebutaan yang diakibatkan oleh katarak. Data ini menjadikan
katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan penyebab penting dari tunanetra
di seluruh dunia. (WHO, 2012).
.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1.1
Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata, yang menyebabkan penglihatan seseorang menjadi buram, bahkan sampai tidak melihat. Hal ini disebabkan cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina, akibat terhalang oleh lensa yang keruh. Sebagian besar katarak disebabkan oleh proses penuaan atau usia lanjut.
1.2
Klasifikasi katarak
1.
Katarak Konginetal
Katarak konginetal adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa atau katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes melitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme,galaktosemia. Adapula yang menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus,aniridia,kolobama.keratokonus, ektopia lentis, megalokornea, heterokronia iris. Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten, katarak polaris anterior, posterior,katarak aksialis, katarak zonularis, katarak stelata, katarak totalis dan katarak kongineta membranasea
2.
Katarak Primer
Katarak primer, menurut
umur ada tiga golongan yaitu katarak juvenilis (umur 20 tahun), katarak
presenilis (umur sampai 50 tahun) dan katarak senilis (umur >50 tahun)
Katarak
primer dibagi menjadi 4 stadium
1.
Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini. Visus belum
terganggu, dengan koreksi masih bisa 5/5-5/6. Kekeruhan terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda
2.
Stadium Imatur
Kekeruhan belum
mengenai seluruh lapisan lensa, terutama terdapat dibagian posterior dan baian
belakang nukleus lensa. Shadow test positif. Saat ini mungkin terjadi hidrasi
korteks yang menyebabkan lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi menjadi
berubah dan mata menjadi miopia Keadaan ini disebut instrumensensi. Cembungnya
lensa akan mendorong iris ke depan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi
sempit dan menimbulkan komplikasi glaukoma.
3.
Stadium Matur
Pada stadium ini
terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran normal kembali. Saat ini
lensa telah keruh seluruh nya yang masuk pupil dipantulkan kembali. Shadow test
negatif. Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
4.
Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang
seperti bubur telah mencair sehingga nukleus lensa turun karena daya beratnya.
Melalui pupil, nukleus terbayang sebagai setengah lingkaran dibagian bawah
dengan warna berbeda dari yang atasya yaitu kecoklatan. Saat ini juga terjadi
kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel sehingga isi korteks dapat
keluar dan lensa menjadi kempis yag dibawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan
ini disebut katarak Morgagni. (Wijaya, 2013)
Menurut tamsuri, 2011 katarak juga
dibagi lagi berdasarkan penyebabnya, yaitu:
1.
Katarak traumatika
katarak terjadi akibat
rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini
dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular), Penyebab
katarak ini antara lain karena radiasi sinar-xradioaktif, dan benda asing
2.
Katarak toksika
Merupakan katarakyang
terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selain itu, katarak
ini dapat juga karena penggunaan obat seperti kortikosteroid dan
chlorpromazine.
3.
Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari
penyakit lain.Penyebab katarak jenis ini adalah
1)
Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa, glaukoma, ablasio
retina yang sudah lama, uveitis, miopia maligna
2)
Penyakit sistemik, diabetes melitus, hipoparatiroid, sindrom down,dermatitis
atopik.
Merokok meningkatkan risiko berkembangnya katarak, demikian pula dengan pemium berat Kadang-kadang katarak terjadi lagi setelah operasi jika kapsul lensa ditinggalkan utuh selama operasi katarak
2.3
Penyebab Katarak
Penyebab pertama
katarak adalah proses penuaan. Anak dapat mengalami katarak yang biasanya
merupakan penyakit yang diturunkan, peradangan didalam kehamilan, keadaan ini
disebut sebagai katarak congenital Penyakit infeksi tertentu dan penyakit
seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan katarak komplikata (ilyas, 2003).
Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor
a. Fisik
Dengan keadaan fisik
seseorang semakin tua (lemah) maka akan mempengaruhi keadaan lensa, sehingga
dapat mengakibatkan katarak baik pada orang yang fisiknya semakin tua atau
karena sakit
b. Kimia
Apabila mata terkena
cahaya yang mengandung bahan kimia atau akibat paparan sinar ultraviolet
matahari pada lensa mata dapat menyebabkan katarakk
c. Usia
Dengan bertambahnya
seseorang, maka fungsi lensa juga akan menurun dan mengakibatkan katarak
Katarak yang didapatkan karena faktor usia tua biasanya berkembang secara
perlahan Penglihatan kabur dapat terjadi setelah trauma dari gejala awal dapat
berkembangan kehilangan penglihatan. Hilangnya penglihatan tergantung pada
lokasi dan luasnya kekeruhan
d. Infeksi virus masa pertumbuhan
janin
Jika ibu pada masa
mengandung terkena atau terserang penyakit yang disebabkan oleh virus. Maka
infeksi virus tersebut akan mempengaruhi tahap pertumbuhan janin, misal ibu
yang sedang mengandung menderita rubella
e. Penyakit
Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis.
2.4
Manifestasi Katarak
Manifestasi
klinis pasien katarak antara lain:
a.
Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa
b.
Penglihatan akan berkurang secara perlahan
c.
Pada pupil terdapat bercak putih
d.
Bertambah tebal nucleus dengan perkembangnya lapisan korteks lensa
e.
Penglihatan kabur
f. Rasa nyeri pada mata
Katarak hipermatur akan membulkan penyakit, mata menjadi merah
disertai rasa sakit yang kemudian akan berakhir dengan kebutaan. Secara klinis
proses ketuaan sudah tampak daam pengurangan kekuatan akomodasi lensa, akibat
mulai terjadinya sclerosis lensa yang dimanifikasikan dalam bentuk presbiopi
Selain itu gejala berupa keluhan penurunan ketajaman penglihatan secara
progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-
akan melihat asap dan pupil mata seakan-akan tampak benar-benar putih, sehinga
refleks cahaya pada mata menjadi negatif. Bila dibiarkan akan mengganggu
penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa glaukoma dan uveitis.
Bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat
menimbulkan komplikasi berupa glaukoma dan uveitis
Gejala
umum gangguan katarak meliputi:
1.
Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut mengalangi objek
2.
Peka terhadap sinar atau cahaya
3.
Dapat melihat dobel pada satu mata
4.
Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca PRE
5.
Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
2.5
.Penatalaksanaan Katarak
Dengan menggunakan alat
Fakoemulsifikasi modern yang digunakan untuk menangani pasien katarak dengan
cara menghacurkan katarak. Kemudian diikuti dengan proses penyedotan. Dengan
menggunakan alat ini maka pembuangan katarak dapat dilakukan tanpa pembiusan,
tanna suntik, tanpa penjahitan, tanpa rasa sakit,serta tanpa perlu menjalani
rawat inap.aman bagi penderita diabetes melitus dan hipertensi.
BAB III
3.1. Desain Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian
kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau
data kuantitatif yang diangkakan.
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah 3 pasien katarak di klinik smec
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah non-probability sampling dengan teknik accidental
sampling adalah proses pengambilan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan
sampel yang kebetulan ditemui dengan peneliti.
Adapun cara menentukan jumlah sampel pada accidental sampling, yaitu dengan rumus slovin sebagai berikut :
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.5.
Pertimbagan Etik
Pada ini dari penelitian demi hanya penelitian hasil sampel. kode peneliti akan merahasiakan kenyamanan memberikan Penulis sebagai ganti mencantumkan nama responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh penulis, hanya penulis yang akan disajikan secara keseluruhan.
Analisa Data
Data
pada penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan disertai narasi untuk
memperjelas hasil penelitian
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda