Jumat, 14 Juli 2017

MAKALAH AL-HADIST



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu takhrij adalah bagian dariilmu agama yang harus mendapatkan perhatian serius karena didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadits.
Ilmu hadist bertujuan untuk mengetahui asal hadist yang ditakhrijkan. Tujan yang lainnya adalah mengetahui ditolak atau tidaknya hadist-hadits tersebut.
Dengan cara ini kita dapat mengetahui mana hadits yang diterima dan mana yang ditolaknya suatu hadist.
Dengan cara ini pula kita dapat mengetahui hadits-hadist yang pengutipannya memperhatikn kaidah-kaidah ulumul hadits yang berlaku sehingga hadits tersebut menjadi jelas baik usal-usul maupun kualiatsnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan pengertian  sumber-sumber hadits?
2.      Menerangkan tentang faktor penyebab takhrij  sumber hadits?
3.      Mendeskripsikan macam-macam kitab-kitab hadist?
C.    Tujuan Masalah
1.      Agar dapat mengetahui pengertian sumber hadis.
2.      Dapat mengetahui faktor penyebab takhrij sumber hadist.
3.      Agar dapat mengetahui macam-macam kitab hadits.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian takhrij (sumber-sumber hadis)
Takhrij adalah bentuk masdhar yang secara bahasa berarti mengeluarkan sesuatu dari tempatnya sedangkan takhrij atau sumber-sumber hadits menurut istilah pengertianya adalah
1.      Suatu keterangan bahawa hadist yang dimuliakan kedalam kita susunannya itu terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nam penyusunannya.
2.      Suatu usaha mencari derajat, sanad dan rawi’ hadits yang tidak doterangkan oleh penysun atau pengarang suatu kitab.
3.      Mengemukakan hadist berdasarkan sumbernya atau sumber dengan mengikut sertakan metode periwayatnya dan kualitas hadistnya.
4.      Mengemukakan leatk asal hadist pada sumbernya yang asli secara lengkap dengan merantai sanad masing-masing
B.     Faktor Penyebab Takhrij Sumber Hadits
Adapaun faktor utama yang menyebabkan kegiatan penelitaian terhadap kegiatan hadist adalah dilakukan nya seorang peneliti hadits adalah sebagi berikut:
1.      Mengetahui asal-usul riwayat hadits yang akan diteliti
2.      Mengetahui dan mencatat seluruh periwayatan hadist bagi hadits yang akan diteliti.
3.      Mengetahui ada tidaknya syahid dan mutahbi’ pada matan rantai hadits yang redaksinya bervariasi itu kemungkinan  ada perawi lain yang sanadnya mendukung pada sanad hadits yang sedang diteliti, maka sanad hadits yang sedang diteliti tersebut mungkin kualitasnya dapat dinaikkan tingkatnya oleh sanad perawi hadits.
C.    Cara melakukan Takhrij Al-Hadits.
Cara melakukan takhrij al-hadits adalah dengan cara konvesional. Maksudnya adalah melakukan takhrij al-hadits atau kitab-kitab kamus. Ada lima metode yang bisa dipergunakan dalam kegiatan takhrij atau sumber-sumber al-hadist yaitiu:
1.      Takhrij’ Melalui para perawi hadist pertama
Dengan mengetahui rawi yang pertama yakni shahabt apabila hadist teesbut Muttasil dan tabiin apabila hadist tersebut mursal.Kitab-kitab yang diperlukan adalah;
1.      Kitab Musnad: yaitu kitab yang disusun pengarangnya berdasarkan nam-nam shahabat atau kitab yang menghimpun hadits-hadist shahabat. Jumlah kitab musnad berjumlah 82 kitab dan ada juga yang menyebut 100 kitab.
sahabat,guru,negara atau yang lainnya .
3.      Kitab atraf: adalah kitab yang menghimpun kitab hadist yang diwiwayatkan oleh setiap shahabat. Penyusunannya hanya menyebut beberapa kata atau pengertian dari matan hadits yang dapat dipahami hadist yang dimaksud.
2.      Takhrij melalui lafaz pertama matan hadits
Metode ini sangat bergantung kepada lafal matan hadits. Hadist-hadits yang dengan metode ini dikodifikasikan berdasarkan lafal pertamanya menurut urutan hufuf hijaiyah.
Seorang mukhajir yang mengunnakan metode ini harusllah ter;ebih dahulu mengetahui lafl-lafal hadits pertama dari hadits yang akan ditakrijkan setelah itu barulah dia melihat huruf pertamnya pada kitab-kitab yang ditakrijkan .
Seperti contoh umpanya apabila men-takhrijkan hadist yang  berbunyi:

Maka langkag yang akan ditempuh dalam penerapan metode ini adalah menentukan urutan huruf yang terdapat pada lafat pertamnya dan begitu juga pada lafal selanjutnya.
3.      Takhrij Melalui Kata-kata dalam Matan Hadits
Metode ini adalah berdasarkan pada kata-kata yang terdapat dalam matan hadits, baik berupa isim atau fiil. Hadits ini yang dicantumkan adalah beruapa potongan atau bagiandari hadits dan para ulama yang meriwayatkannya beserta nama-nama kitab induk yang dikarang mereka, dicantumkan dibawah potongan hadits-hadist tesebut
Contoh metode ini adalah umpanya pencarian hadist sebgai berikut:


Dalam pencarian hadits diatas pada dasarnya dapat ditelusuri melalui kata-kata naha, tha’am, yukal atau mutabiriyani.
4.       Takhrij berdasarkan Tema Hadist
Metode ini berdasarkan pada tema dari sutu hadis. Oleh karena itu untuk melakukan takhrij dengan metode ini terlebih dahulu perlu disimpulkan tema dari suatu kumpulan hadits yang akan ditakhrij kan dan kemnudian barulah mencari melalui tema itu pada kitab-kita yang disusun menggunakan metode ini.
Sebagai ontoh adalah hadist dibawah ini:

3
Yang artinya dengan dibangun Islam atas lima pondasi yaitu kesaksian, bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan Shalat, membayar zakat,mepuasakan bulan Ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang telah mampu.
Hadits diatas mengandung beberapa tema yaitu iman,tauhid,shalat,zakat,puasa,dan haji. Berdasarkan tema tersebut maka hadist diatas harus dicari ddalm kitab-kitab hadits secara jelas.
5.      Takhrij  Berdasrkan Status Hadist
Metode ini memperkenalkan suatu upaya baru yang telah dilakukan para ulama hadist dalam menyusun hadist-hadist yaitu pengjiompunan hadits bberdasarkan statusnya.
Karya-krya tersebut sangat membantu sekali dalam proses pencarian hadis. Seperti hadist qusdi, hadist masyhur, hadits mursal dan lainnya. Seseorang peneliti hadist dengan membuka kitab-kitab seperti yang diatas melakukan takhij al-hadits.
D.    Macam-Macam Kitab Hadist beserta Sistematika Penyusunannya
      Penulisan kitab-kitab hadits selalu berkembang dan mempunyai cara dan corak yang berbeda-beda terutama dalam sistematikannya. Para pengkaji dan peneliti hadits yang datang kemudian telah mengelompokkan kitab-kitab hadist yang bervariasi tersebut kedalam beberapa kelompok.
     Teknik penysunan kitab jenis ini adalah mengumpulkan hadits-hadist yang memiliki tema yang sama menjadi satu judul umum yan mencangkupnya seperti kitab as-salah, kitab az-zakah dan kitab al-buyu’. Kemudian dibagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab mencakup satu atau beberapa hadist ynag berisi masalah juz’iyyah. Setiap bab diberi judul yang menunjukkan temanya. Seperti bab Miftah as-salah at-tahir  Penyusunan kitab-kitab berdasarkan bab antara lain adalah:
a.      Al-jawami’
Kitab ini menurut istilah para Muhaddisin adalah kitab yang disusun berdasarkan bab dan mencakup hadist-hadist sebagai sendi ajaran agam Islam dan sub-subnya. Secara garis besar isinya mencakup tentang aqidah, ibadah muamalh, perjalanan hidup nabui Muhammad SAW perbudakan,fitnah.dan berita hari kiamat. Contohnya:al-jami’.as-sahih karya al-bukhari,al-jami’as-sahih karya Imam muslim.dan al-jami’ karya Imam Turmuzdi
b.      As-sunan
Adalah kitab yang mengumpulkan hadits hukum yang marfu’dan disusun berdasrkan kitab ba-bab fiqih. Kitab ini memuat hadits tertentu bukan semua aspek ajaran Islam. kitab sunan memuat hadits shahih, hasan, dan dhai’f. Kitab sunan yang masyhur adalah sunan abi daud. Sunan At-turmudzi, Sunan An-nasa’i dan sunan Ibnu majjah,.

4
c.       Al-Musanafat
Adalah kitab yang disusun berdasarkan bab fiqih akan tetapi mencakup hadits mawquf. Hadits maqtu’ dan distukan dengan hadist marfu. Kitab ini yang terkenal adalah musanaffa Abdu Razzq bin Haamam As-sahani dan musanafh Abu Bakar bin Abu Syaibah.
d.      Al-Mustakhrajat  
Adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang diambil dari hadits lain yang oleh penulisnya diriwayatkan dengan sanad sendiri bukan dengan sanad yang serupa dengan sanad kitab semula. Kitab ini adalah kitab yang masyhur adalah kitab atas sahihain atau salah satunya. Kitab yang paling banyak dimuat adalah kitab yang mustakhrajatnya ialah shahih al-bukhari dan sahih muslim.
e.       Al-mustadrakat
Adalah kitab yang  merupakan hadist yang memuat yang hadist tidak memuat dalam kitab tertentu yang sebenarnya hadits tersebut memnuhi syarat yang dipegangi oleh penulis kitab tersebut.


5
Bab III
KESIMPULAN
     Takhrij hadits yaitu penelusuran hadist dari berbagai sumbernya yang asli dengan mengemukakan matan sertaa sanadnya secara lengkap untuk kemudian dieliti kualitasnya.               Dengan kata lain tujuan melakukan takhrij al-hadits adalah menunjukkan sumber hadits dan menerangkan ditolaj atau tidaknya suatu hadist tersebut
      Dengan kata lain,tujuan melakukan takhrij hadits adalah menunjukan sumber hadist dan menerangkan ditolak dan diterinya suatu hadits.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda