MAKALAH Al-Quran
1.0 PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Kaum muslimin
memaklumi, bahawa bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran. Setiap orang muslim yang
bermaksud menyelami ajaran islam yang sebenarnya dan lebih mendalam ,tiada
jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu qur,an dan
sunnah Rasulullah SAW. Oleh kerana itu, menurut kaidah hukum islam, mengerti
akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Quran hukumnya fardhu,ain.
Kaidah-kaidah
bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk
lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam
memahami Ayat-ayat Al-Quran dan
hadits-hadits Nabi.
RUMUSAN MASALAH
Antara rumusan
masalah yang dapat kita bincangkan di dalam makalah ini tersebut ialah yang
berkaitan dengan banyak perkara, antara masalah yang kita dapat bincangkan atau
pun diskusikan oleh pemakalah yelah :
1- pengelompok
isim berdasarkan jenis kelaminya
2- Pengelompok
isim berdasarkan jumlahnya.
3- Pengelompok
isim berdasarkan penampakanya.
4- Penegelompok
isi berdasarkan penunjukanya.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Isim
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلىَ مَعْنًى وَ لَمْ يَقْتَرِنْ بِزَمَنٍ .
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat
dengan waktu
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).[1]
2.2. Ciri-CiriIsim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).[1]
2.2. Ciri-CiriIsim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Berharokat kasroh atau
kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa dikatakan ia
adalah isim.
Contoh :
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإْسْلاَمِ دِيْنًا
Kata yang di garis bawah (للهِ dan لإْسْلاَمِ) di atas termasuk isim,
dikarenakan akhiran katanya berupa harokat kasroh.
Tanwin:
Jikasuatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
Contoh :
Contoh :
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً
Kata bergarisbawah (مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً) di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin pada
akhirannya.[2]
2. Terdapat لا pada awal kata
Contoh :
المَلِكُ القُدُّوْسُ السَّلاَمُ
Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim,
karena bergandengan denganلا.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan لا, maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda لا dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu لا saja atau tanwin saja.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan لا, maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda لا dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu لا saja atau tanwin saja.
3. Terletak
setelah huruf jer
Diantara
huruf-huruf jer adalah : (مِنْ
– إِلَى – عَنْ – عَلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – كَا – لِـ.. )
مِنْ : Dari عَنْ : Dari بِـ : Dengan
إِلَى : Ke لِـ : Milik, Kepunyaan كَا : Seperti
عَلَى : Di atas رُبَّ : Betapa banyak, acapkali فِي : Di dalam
Contoh :
مِنْ : Dari عَنْ : Dari بِـ : Dengan
إِلَى : Ke لِـ : Milik, Kepunyaan كَا : Seperti
عَلَى : Di atas رُبَّ : Betapa banyak, acapkali فِي : Di dalam
Contoh :
فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ
- Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh
:
كِتَابُ مُحَمَّدٍ
: Kitabnya Muhammad
دِيْنُ الإِسْلاَمِ : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.[4]
دِيْنُ الإِسْلاَمِ : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.[4]
3.0
PENGELOMPOK ISIM BERDASARKAN JENIS KELAMINYA.
3.1 Isim mudzakar yaitu
isim yang menunjukkan arti laki-laki atau yang dianggap laki-laki atau yang
dianggap laki-laki (mudzakar) karena
tidak memiliki tanda-tanda muanntas .
Contoh :
مُحَمّدُ: Muhammad بَابٌ : pintu مَحْمُوْدٌ : Mahmud بَيْتٌ : rumah
Isim
muannats yaitu isim yang menunjukkan arti perempuan atau yang dianggap
perempuan (munannats). Dari segi bentuk, isim muannats biasanya ditandai dengan
tiga jenis huruf di belakangnya , yaitu ;
a.
Ta’
marbuthoh (ة) contoh :
فَطِمَة :
Fatimah
خَدِيْجَة :
khadijah
مَدْرَسَة :
sekolah
b.
Alif
maqsurah ( ى) contoh :
سَلْمَى : salma
نَجْوَى : najwa
حَلْوَى : manisan
c.
Alif
mamdudah (اء),contoh:
أسْمَاء : asma’
Muannats
terbahagi kepada 2 bahagian iaitu :
Muannats lafdzi hakiki iaitu isim
yang berakhir dengan ta’ta’nis dan menunjukkan arti perempuan atau yang
dianggap perempuan.[5]:
مُؤْمِنَةٌ : perempuan yang beriman.
تِلْمِيْزَةٌ : siswi
نَافِزَةٌ : jendela
Muannats ma’nawi :
مَرْيَمْ : Mariam
زَيْنَبْ : zainab
3.2 PENEGELOMPOK ISIM BERDASARKAN JUMLAHNYA.
Isim yang berdasarkan jumlah adalah
terbahagi kepada tiga bahagian yaitu bahagian mufrad mutsanna dan jamak:
Isim mufrad adalah isim yang
menunjukkan arti tunggal (satu). Isim
mutsnna adalah menunujukkan arti dua. Isim jamak adalah menunjukkan erti banyak
(lebih dari dua orang). Isim jamak pula dibahagukan kepada tiga bahgian , yaitu
jamak mudzakar salim , jamak muannats salim dan jamak taksir.
Contohnya:
مُحَمَّدٌ : muhamad
المَسْجِدُ : masjid
الفَرَسُ : kuda.
Contoh isim mutsanna , cara membuatnya dengan menambahkan
huruf alif dan nun atau ya dan nun pada
akhir isim mufrad [6]:
Contohnya :
مُؤْمِنَانِ atau
مُؤْمِنَيْنِ :
dua orang mukmin
كَافِرَانِ atau كَفِرَيْنِ :
dua orang kafir
Contoh dan pembahagian isim jama’ terbahagi kepada tiga yaitu :
1.
Jama
mudzakar salim adalah isim yang menunjukan arti banyak untuk mudzakar
( lelaki). Cara membentuk isim jamak adalah dengan menambah waw dan
nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrad.
Contohnya :
مُؤْمِنُوْنَ atau مُؤْمِنِيْنَ : orang –orang beriman
كَافِرُوْنَ atau كَافِرِيْنَ : orang – orang kafir.
2 jama’ muannats
salim . isim yang menunjukkan arti banyak untuk muannats. caranya dengan
menambahkan alif dan ta’ pada akhir isim mufrad
(kata tunggal). Contohnya :
هِنْدٌ menjadi هِنْدَاتٌ : hindun – hindun.
Apabila isim mufrad muannats berakhiran ta’ta’nis, maka cara
menjadikannya jamak adalah menghilangkan ta’ta’nis dan menggantikanya dengan
alif dan ta’.contohnya:
مُؤْمِنَةٌ menjadi مُؤْمِنَاتٌ : wanita – wanita mukmin.
صَالِحَة menjadi صَالِحَاتٌ : wanita-wanita shalihah.
3 jamak taksir ialah
isim jamak yang menunjukkan arti banyak untuk semua kalimat isim , baik bende
mati atau hidup , mudzakar atau muannats. Adapun bentuk jamak tafsir yang
sima’i , artinya mengikut apa yang diucapkan oleh orang arab . jamak taksir
dibagimenjadi dua , yaitu jamak taksir qillah dan katsrah. Jamak taksir qillah.
Jama’ qillah. jama’ taksir menunjukkan arti banyak antara tiga sampai sepuluh
dengan wazan-wazan berikut:[7]
اَفْعُلٌ – اَنْفُسٌ : jiwa.
اَفْعَالٌ – اَسْيَافٌ : pedang.
اَفْعِلَةٌ – اَطْعِمَةٌ :
makanan.
فِعْلَةٌ – غِلْمَةٌ :bujang-bujang.
3.3 PENGELOMPOK ISIM
BERDASARKAN PENUNJUKNYA.
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta
Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari
tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama , isim isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk :
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَاب (ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (itu sebuah buku)
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَاب (ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh : هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh : ذَانِكَ كِتَابَانِ (itu dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh : تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):[8]
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh : هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh : ذَانِكَ كِتَابَانِ (itu dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh : تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):[8]
1)
Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar
maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (ini) untuk
menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (itu) untuk menunjuk yang jauh.
Contoh dalam kalimat:
هَذِهِ كُتُبٌ(ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ ( ini majalah-majalah)
تِلْكَ كُتُبٌ (itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (itu majalah-majalah)
هَذِهِ كُتُبٌ(ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ ( ini majalah-majalah)
تِلْكَ كُتُبٌ (itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (itu majalah-majalah)
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim
Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (ini) untuk menunjuk yang dekat danأُولَئِك (itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:[9]
هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (inisiswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (inisiswi-siswi)
أُولَئِكَ طُلاَّبٌ ( itu siswa-siswa); أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (itu siswi-siswi)
هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (inisiswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (inisiswi-siswi)
أُولَئِكَ طُلاَّبٌ ( itu siswa-siswa); أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (itu siswi-siswi)
3.4 PENGELOMPOK ISIM
BERDASARKAN PENUNJUKNYA.
ISIM FAIL(penampakanya sebagai subjek)
Isim fa’il adalah isim yang
menunjukkan erti subjek yaitu sebagai orang yang melakukan perkerjaan, deengan
itu cara membuat isim fail terbahagi kepada dua cara yaitu :
1
Dengan
mengikut wazan فَاعِلٌ (isi fa’il dari fi’il
tsulatsi mujarrad)
Contohnya:
مَادِحٌ : yang memuji
مَانِعٌ : yang mencegah
خَالِق: yang menciptakan
2
mengganti
huruf mudhara’ah dengan huruf mim م yang dibaca dhamah dan
di kasrah huruf seblum akhirnya rimus ini berlaku untuk isim fa’il selain
stulasi mujarrad.[10]
Contohnya :
مُكْرِمٌ : (orang yang menghormati) berasal dari fa’il ( اَكْرَمَ - يُكْرِم )
مُصْلِحٌ : (orang yang
mendamaikan) berasal dari fi’il (اصْلَحَ – يُصْلِحُ )
مُدْخِلُ : (orang yang
memasukkan) berasal dari fa’il (اَدْخَلَ – يُدْخِلُ )
ISIM MAF’UL( sebagai seseorang yang dikenakan)
Isim maf’ul bermaksud sesuatu yang dijatuhi atau pun dikenai
perkerjaan. Secara jelasnya isim maf’ul adalah sesuatu isim yang dapat kitakan
sebagai orang yang dikene atau dituju. Sebagai contohnya :[11]
Terdapat dua cara untuk pembuatan isim maf’ul yaitu :
1.
Untuk
fi’il tsulasti mujarrad mengikut wazan isim maf’ul dari fa’il tsulasti mujarrad
( مَفْعُوْلٌ ).
Contohnya
:
مَخْلُقٌ (yang diciptakan)
berasal dari fi’il. (خَلَقَ-
يَخْلُقُ )
مَحْمُوْدٌ (yang dipuji ) berasal
dari fa’il (حَمِدَ – يَحْمِدُ )
2.
Untuk
selain dari fi’il tsulasti mujarrad , maka huruf sebelum akhir harus difathah
Contohnya :
مُكْرَمٌ (
yang dimuliakan) berasal dari fa’il ( اَكْرَمَ – يُكْرِمُ )
KESIMPULAN:
Isim dibahagikan dengan berbagai kelompok seperti yang terdapat dalam makalah
ini,antaranya adalah isim berdasarkan kelompok kelaminya isim berdasarkan
jumlahnya,isim berdasarkan penunjuknya dan juga isim berdasarkan
penampaknya,oleh itu dengan apa yang dapat dirumuskan, isim ini mempunyai
banyak cabang dalam sudut ilmu pengetahuan dan isim ini sering digunakan dalam
di dalam ayat sebagai subjek. Dan ia sering digunakan pada bila- bila masa
sahaja di dalam kehidupan seharian kita mahupun di dalam penulisan ilmu yang
seing dipelajari oleh manusia itu sendiri.
[1]
Syeikh syamsuddin Muhammad Araa’ini,Ilmu nahwu,sinar Baru
Algensindo,Bandung,2010,H4
[2]
Ibid,H4
[3]
Syeikh syamsuddin Muhammad Araa’ini,Ilmu nahwu,sinar Baru
Algensindo,Bandung,2010,H5
[5]
Muhammad Zaairul Haq,pintar nahwu,DivaPress,JogJakarta,2014,H41
[7]مصر1957,ح30 مدير عام
بالبنك الأحهلى المصرى سابقأ,ملحص قواعد اللغة الععربية,المكتب العلمى
للتأليف والترجسة,
[9]
Syed Mohd Anas,Nota Ajaib Fuyoo,Mag AlKitabah,Malaysia,2012,H37
[10]
K.H.Moch.Anwar,Ilmu Nahwu,Sinar Baru Algensindo,Bandung,2015,73
[11]
Syed Mohd Anas,Nota Ajaib Fuyoo,Mag AlKitabah,Malaysia,2012,H45
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda