Jumat, 07 Juli 2017

MAKALAH Al-Quran





1.0 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
            Kaum muslimin memaklumi, bahawa bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran islam yang sebenarnya dan lebih mendalam ,tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu qur,an dan sunnah Rasulullah SAW. Oleh kerana itu, menurut kaidah hukum islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Quran hukumnya fardhu,ain.
            Kaidah-kaidah bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam memahami Ayat-ayat  Al-Quran dan hadits-hadits Nabi.
RUMUSAN MASALAH
            Antara rumusan masalah yang dapat kita bincangkan di dalam makalah ini tersebut ialah yang berkaitan dengan banyak perkara, antara masalah yang kita dapat bincangkan atau pun diskusikan oleh pemakalah yelah :
            1- pengelompok isim berdasarkan jenis kelaminya
            2- Pengelompok isim berdasarkan jumlahnya.
            3- Pengelompok isim berdasarkan penampakanya.
            4- Penegelompok isi berdasarkan penunjukanya.






               PEMBAHASAN
2.1.      Pengertian Isim
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلىَ مَعْنًى وَ لَمْ يَقْتَرِنْ بِزَمَنٍ .
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).[1]
2.2.     Ciri-CiriIsim  memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:
1.      Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإْسْلاَمِ دِيْنًا
Kata yang di garis bawah (للهِ dan لإْسْلاَمِ) di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran katanya berupa harokat kasroh.
Tanwin: Jikasuatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.
Contoh :
ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً
Kata bergarisbawah (مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً) di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin pada akhirannya.[2]
2.      Terdapat لا pada awal kata
Contoh :
المَلِكُ القُدُّوْسُ السَّلاَمُ
Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan denganلا.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan
لا, maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda لا dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu لا saja atau tanwin saja.
3.      Terletak setelah huruf jer
Diantara huruf-huruf jer adalah : (مِنْ – إِلَى – عَنْ – عَلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – كَا – لِـ.. )
مِنْ        : Dari         عَنْ        : Dari                                       بِـ          : Dengan
إِلَى        : Ke           لِـ             : Milik, Kepunyaan                 كَا           : Seperti
عَلَى      : Di atas     رُبَّ       : Betapa banyak, acapkali       فِي           : Di dalam
Contoh :
فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ
Dari contoh di atas, kata بَيْتٍ dan بُيُوْتِ , termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.[3]

  1. Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh :   
 كِتَابُ مُحَمَّدٍ          : Kitabnya Muhammad
دِيْنُ الإِسْلاَمِ              : Agama Islam
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.[4]
3.0 PENGELOMPOK ISIM BERDASARKAN JENIS KELAMINYA.
3.1       Isim mudzakar yaitu isim yang menunjukkan arti laki-laki atau yang dianggap laki-laki atau yang dianggap  laki-laki (mudzakar) karena tidak memiliki tanda-tanda muanntas .
Contoh :
  مُحَمّدُ: Muhammad       بَابٌ  : pintu     مَحْمُوْدٌ : Mahmud     بَيْتٌ : rumah
Isim muannats yaitu isim yang menunjukkan arti perempuan atau yang dianggap perempuan (munannats). Dari segi bentuk, isim muannats biasanya ditandai dengan tiga jenis huruf di belakangnya , yaitu ;
a.       Ta’ marbuthoh (ة) contoh :
فَطِمَة     : Fatimah
خَدِيْجَة  : khadijah
مَدْرَسَة  : sekolah
b.      Alif maqsurah ( ى) contoh :
سَلْمَى : salma
نَجْوَى : najwa
حَلْوَى : manisan
c.       Alif mamdudah (اء),contoh:
أسْمَاء : asma’
Muannats terbahagi kepada 2 bahagian iaitu :
            Muannats lafdzi hakiki iaitu isim yang berakhir dengan ta’ta’nis dan menunjukkan arti perempuan atau yang dianggap perempuan.[5]:
            مُؤْمِنَةٌ : perempuan yang beriman.
          تِلْمِيْزَةٌ : siswi
            نَافِزَةٌ  : jendela
            Muannats ma’nawi :
            مَرْيَمْ : Mariam
          زَيْنَبْ : zainab

















3.2       PENEGELOMPOK  ISIM BERDASARKAN JUMLAHNYA.
Isim yang berdasarkan jumlah adalah  terbahagi kepada tiga bahagian yaitu bahagian mufrad mutsanna dan jamak:
Isim mufrad adalah  isim yang menunjukkan arti tunggal  (satu). Isim mutsnna adalah menunujukkan arti dua. Isim jamak adalah menunjukkan erti banyak (lebih dari dua orang). Isim jamak pula dibahagukan kepada tiga bahgian , yaitu jamak mudzakar salim , jamak muannats salim dan jamak taksir.
Contohnya:
مُحَمَّدٌ   : muhamad
المَسْجِدُ : masjid
الفَرَسُ  : kuda.
Contoh isim mutsanna , cara membuatnya dengan menambahkan huruf  alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrad [6]:
Contohnya :
مُؤْمِنَانِ  atau مُؤْمِنَيْنِ  : dua orang mukmin
كَافِرَانِ  atau  كَفِرَيْنِ  : dua orang kafir
Contoh dan pembahagian isim jama’ terbahagi kepada tiga yaitu :
1.      Jama mudzakar salim adalah isim yang menunjukan arti banyak untuk  mudzakar
( lelaki). Cara membentuk isim jamak adalah dengan menambah waw dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrad.
Contohnya :
مُؤْمِنُوْنَ atau  مُؤْمِنِيْنَ : orang –orang beriman
كَافِرُوْنَ atau  كَافِرِيْنَ : orang – orang kafir.
2          jama’ muannats salim . isim yang menunjukkan arti banyak untuk muannats. caranya dengan menambahkan alif dan ta’ pada akhir isim mufrad  (kata tunggal). Contohnya :
            هِنْدٌ menjadi هِنْدَاتٌ : hindun – hindun.
Apabila isim mufrad muannats berakhiran ta’ta’nis, maka cara menjadikannya jamak adalah menghilangkan ta’ta’nis dan menggantikanya dengan alif dan ta’.contohnya:
            مُؤْمِنَةٌ  menjadi  مُؤْمِنَاتٌ   : wanita – wanita mukmin.
          صَالِحَة  menjadi صَالِحَاتٌ : wanita-wanita shalihah.
3          jamak taksir ialah isim jamak yang menunjukkan arti banyak untuk semua kalimat isim , baik bende mati atau hidup , mudzakar atau muannats. Adapun bentuk jamak tafsir yang sima’i , artinya mengikut apa yang diucapkan oleh orang arab . jamak taksir dibagimenjadi dua , yaitu jamak taksir qillah dan katsrah. Jamak taksir qillah. Jama’ qillah. jama’ taksir menunjukkan arti banyak antara tiga sampai sepuluh dengan wazan-wazan berikut:[7]
            اَفْعُلٌاَنْفُسٌ     : jiwa.
            اَفْعَالٌاَسْيَافٌ : pedang.
            اَفْعِلَةٌاَطْعِمَةٌ   : makanan.
            فِعْلَةٌغِلْمَةٌ      :bujang-bujang.






3.3       PENGELOMPOK ISIM BERDASARKAN PENUNJUKNYA.
ISIM  ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung. Pertama , isim isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk :    

1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (ini).
Contoh dalam kalimat: 
هَذَا كِتَاب (ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh:
 ذَلِكَ (itu).
Contoh dalam kalimat:
 ذَلِكَ كِتَابٌ (itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (itu sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1)
 هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (ini dua buah buku)
2) 
هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh : هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (ini dua buah majalah)
3) 
ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh : ذَانِكَ كِتَابَانِ (itu dua buah buku)
4)
 تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh  تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):[8]
1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:
 هَذِهِ كُتُبٌ(ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ ( ini majalah-majalah)
 تِلْكَ كُتُبٌ (itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (itu majalah-majalah)
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (ini) untuk menunjuk yang dekat danأُولَئِك  (itu) untuk menunjuk yang jauh.            Contoh            dalam kalimat:[9]
 هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (inisiswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (inisiswi-siswi)
 
أُولَئِكَ طُلاَّبٌ ( itu siswa-siswa); أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (itu siswi-siswi)
3.4       PENGELOMPOK ISIM BERDASARKAN PENUNJUKNYA.
ISIM FAIL(penampakanya sebagai subjek)
Isim  fa’il adalah isim yang menunjukkan erti subjek yaitu sebagai orang yang melakukan perkerjaan, deengan itu cara membuat isim fail terbahagi kepada dua cara yaitu :
1        Dengan mengikut wazan      فَاعِلٌ   (isi fa’il dari fi’il tsulatsi mujarrad)
Contohnya:
مَادِحٌ : yang memuji
مَانِعٌ : yang mencegah
خَالِق: yang menciptakan
2        mengganti huruf mudhara’ah dengan huruf mim م yang dibaca dhamah dan di kasrah huruf seblum akhirnya rimus ini berlaku untuk isim fa’il selain stulasi mujarrad.[10]
                  Contohnya :
                    مُكْرِمٌ : (orang yang menghormati) berasal dari fa’il ( اَكْرَمَ - يُكْرِم )
                  مُصْلِحٌ : (orang yang mendamaikan) berasal dari fi’il (اصْلَحَ – يُصْلِحُ )
                    مُدْخِلُ : (orang yang memasukkan) berasal dari fa’il (اَدْخَلَ – يُدْخِلُ )



ISIM MAF’UL( sebagai seseorang yang dikenakan)
Isim maf’ul bermaksud sesuatu yang dijatuhi atau pun dikenai perkerjaan. Secara jelasnya isim maf’ul adalah sesuatu isim yang dapat kitakan sebagai orang yang dikene atau dituju. Sebagai contohnya :[11]
Terdapat dua cara untuk pembuatan isim maf’ul yaitu :
1.      Untuk fi’il tsulasti mujarrad mengikut wazan isim maf’ul dari fa’il tsulasti mujarrad (  مَفْعُوْلٌ ).
Contohnya :
مَخْلُقٌ (yang diciptakan) berasal dari fi’il. (خَلَقَ- يَخْلُقُ )
مَحْمُوْدٌ (yang dipuji ) berasal dari fa’il (حَمِدَ – يَحْمِدُ )
2.      Untuk selain dari fi’il tsulasti mujarrad , maka huruf sebelum akhir harus difathah
Contohnya :
مُكْرَمٌ ( yang dimuliakan) berasal dari fa’il (  اَكْرَمَ – يُكْرِمُ )









KESIMPULAN:
            Isim  dibahagikan dengan berbagai  kelompok seperti yang terdapat dalam makalah ini,antaranya adalah isim berdasarkan kelompok kelaminya isim berdasarkan jumlahnya,isim berdasarkan penunjuknya dan juga isim berdasarkan penampaknya,oleh itu dengan apa yang dapat dirumuskan, isim ini mempunyai banyak cabang dalam sudut ilmu pengetahuan dan isim ini sering digunakan dalam di dalam ayat sebagai subjek. Dan ia sering digunakan pada bila- bila masa sahaja di dalam kehidupan seharian kita mahupun di dalam penulisan ilmu yang seing dipelajari oleh manusia itu sendiri.





           
           








        



[1] Syeikh syamsuddin Muhammad Araa’ini,Ilmu nahwu,sinar Baru Algensindo,Bandung,2010,H4
[2] Ibid,H4
[3] Syeikh syamsuddin Muhammad Araa’ini,Ilmu nahwu,sinar Baru Algensindo,Bandung,2010,H5

[4] http//:skuliah,blogspot,id.co.id/2012/05.

[5] Muhammad Zaairul Haq,pintar nahwu,DivaPress,JogJakarta,2014,H41
[6] Muhammad Zaairul Haq,pintar nahwu,DivaPress,JogJakarta,2014,H58
[7]مصر1957,ح30  مدير عام بالبنك الأحهلى المصرى سابقأ,ملحص قواعد اللغة الععربية,المكتب العلمى للتأليف والترجسة,
[8] Sahkholid Nasution SA,g,MA, Mudah Belajar Bahasa Arab Jilid1,Cita pustaka,Bandung,2011,H47
[9] Syed Mohd Anas,Nota Ajaib Fuyoo,Mag AlKitabah,Malaysia,2012,H37
[10] K.H.Moch.Anwar,Ilmu Nahwu,Sinar Baru Algensindo,Bandung,2015,73
[11] Syed Mohd Anas,Nota Ajaib Fuyoo,Mag AlKitabah,Malaysia,2012,H45

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda