Sabtu, 22 Juli 2017

Komponen-Komponen Konseling Kelompok


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Layanan konseling kelompok merupakan suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan prilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, berorientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, damn saling mendukung. Anggota dalam konseling kelompok dapat menggunakan interaksi dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan prilaku tertentu.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhanya, dan bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.masalah atu topik yang di bahas dalam konseling kelompok bersifat “pribadi” yaitu masalah yang di bahas merupakan masalah pribadi yang secara langsung di alami, atau lebih tepta lagi merupakan masalah atau kebutuhan yang sedang di alami oeh para anggota kelompok yang menyampaikan topik atau masalah.
Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang harus di terapkan, antara lain asas kerahasiaan, kesukarelaan,keterbukaan, kekinian, kenormatifan. Di Konseling kelompok dapat berjalan dengan baik apabila komponen-komponen dalam kelompok itu terbentuk, misalnya di tetapkannya Pemimpin kelompok (PK), Anggota kelompok (AK).





1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut “
  1. Apa pengertian konseling kelompok ?
  2. Apa saja asas-asas dalam konseling kelompok ?
  3. Apa tujuan khusus konseling kelompok ?
  4. Apa saja komponen-komponen konseling keompok ?

1.3  TUJUAN PENULISAN
  1. Dapat mengetahui apa layanan konseling Kelompok itu.
  2. Mengerti beberapa asas-asas yang di gunakan dalam Konseling Kelompok.
  3. Mengerti tujuan khusus dari layanann Konseling Kelompok.
  4. Mengetahu beberapa komponen-komponen dalam kegiatan konseling kelompok.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian konseling kelompok
Merupakan suatu proses dimana konselor terlibat dalam hubungan dengan sejumplah klien pada waktu yang sama. Jumplahnya dapat bervariasi yang ideal maksimal 6 orang , meskipun biasanya berkisar antara 4 sampai 8 orang.
Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi dan atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok.. Dalam KKp di bahas masalah pribadi yang di alami oleh masing-masing anggota kelompok.baik topik umum maupun masalah pribadi di bahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruk, yang di ikuti oleh semua anggota di bawah bimbingan pemimpin kelompok ( konselor). Layanan KKp dapat dilakukan dimana saja , Dimanapun kegiatan KKp itu dilakukan , harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan layanan.

2.2  TUJUAN
A.    Tujuan umum
Tujuan umum layanan KKp adalah berkembang kempuan sosialisai siswa , khususnya keampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/bekomunikasi seseorang sering terganggu oleh persaan, pikiran, persepsi, wawasa dan sikap yang tidak objektif. Melalui layanan KKp hal-hal yang mengganggu atau menghimpit persaan dapat di ungkapkan, di longgarkan melalui berbagai cara, pikiran yang suntuk atau beku..
B.     Tujuan khusus
Tujuan khusus KKp terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebur para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus.
1)      Terkembangnya perasaaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi?komunikasi.
2)      Terpecahkanya masalah individu yang bersangkutan dan di perolehnya imbasan pemecahan masalah teresbut bagi individu-individu peseerta layanan KKp.

2.3       KOMPONEN
Dalam layanan KKp berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta kelompok.
A.    Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam KKp tugas Pktugas PK adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” komseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara jhusus PK secara khusus PK di wajibkan menghudupkan dinamika kelompok di antara semuapeserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus tersebut di atas.
  1.       Karakteristik PK
Untuuk mampu menjalankan tugas dan kewajiban profesionalnya, PK adalah seorang yang:
1)      Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya, sehungga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratis.
2)      Berwawasan luasdan tajam sehingga mampu mengisisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas, dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok.
3)      Memiliki hubungan kemampuan hubungan antar personal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan, demokratik dan kompromistik ( tidak antagonistik) dalam memngambil keputusan dan kesimpulan, tanpa memakskan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur, disiplin dan kerja keras.
2.            Peran PK
Dalam mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, PK berperan dalam :
1)      pembentukan kelompok dari sekumpulam (calon) peserta ( terdirri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu:
  • terjadinya hubungan antara anggota kelompok, menuju keakraban di antara mereka.
  • Tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok, dalam suasana kebersamaan.
  • Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok.
  • Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok, sehingga mereka masing-masing mampu berbicara dan tidak menjadi yes-man.
  • Terbinanya kemandirian kelompok.
2)      Penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan KKp di laksanakan.
3)      Pentahapan kegiatan KKp.
4)      Penilaian segera (laiseg) hasil layanan KKp.
5)      Tindak lanjut layanan.

B.           Anggota kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat di jadikan anggota KKp. Untuk terselenggarakanya KKp seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan sebagaimana teresbut di atas. Besarnya kelompok ( jumplah anggota kelompok), dan homgenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok.
1.      Besarnya kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektivitas KKp. Kedalaman dan variasi pembahasan menjadi terbatas, karena sumbernya ( yaitu para anggota kelompok) memang terbatas. Di samping itu dampak layanan juga terbatas, karena hanya di dapat oleh 2-3 saja. Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif. Karena jumplah peserta yang terlalu banyak , maka partisipasi aktif individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif; kesempatan berbicara, dan memberikan/menerima “ sentuhan “ dalam kelompok kurang.

2.4  ASAS-ASAS
Kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan di ambil oleh klien sendiri merupakan tiga etika dasar konseling. Dalam kegiatan layanan KKp ketiga etika tersebut di terapkan.
  1.       Kerahasiaan.
Segala sesuatu yang di bahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh oleh AK dan tidak di sebar luaskan ke luar kelompok. Seluruh AK hendaknya menyadari benar hal ini dan bertekad untuk melaksanakannya.aplikasi azaz kerahasiaan lebihdi rasakan pentingnya dalam KKp mengingat pokok bahasan masalah adalah masalah pribadi yang di alami AK.
  1.       Kesukarelaan
kesukarelaan AK di mulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh konselor (PK). Kesukarelaan terus menerus di bina melalui upaya PK mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan KKp. Dengan kesukarelaan itu AK akan dapat mewujudkan peran aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai tujuan layanan.
  1.       Asas-asas lain
Inamika kelompok dalam KKp semakin efektif apabila semua AK secara penuh menerapkan asas kegiatan dan keterbukaan. AK secara aktif dan trbuka menamilkan diri tanpa rasa takut, malu ataupun ragu.dinamika kelompok semakin tinggi berisi dan bervariasi. Masukan dan sentuhan semakin kaya dan terasa. Para peserta layanan KKp semakin di mungkinkan memperoleh hal-hal yang berharga dari layanan ini. Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yanng di lakukan, AK di minta mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlaku saat ini.
Asas kenormatifan di praktikan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan dalam mengemas isi bahasan. Sedangkan asas keahlian di perlihatkan oleh PK dalam mengelola kegiatan kelmpok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara keseluruhan.

2.5      PENDEKATAN DAN TEKNIK
A.    Pembentuk Kelompok
Layanan konseling kelompok
Kelompok untuk layanan KKp dapat di bentuk melalui pengumpulan sebuah individu (siswa dan individu lainya) yang berasal dari :
  1. Satu kelas yang di bagi beberapa kelompok.
  2. Kelas-kelas yang bebda di himpun dalam satu kelompok.
  3. Lokasi dan kondisi yang berbeda di kumpulkan menjadi satu kelompok.
Engelompokan individu itu dengan memperhatikan aspek-aspek relatif homogenitas dan hetero genitas ssuai dengan tujuan layanan. Data hasil insstrumentasi , himpunan data dan sumber sumber lainya dapat menjadi pertimbangan dalam pembentukan kelompok.
B.     Tahap penyelenggaraan.
Layanan KKp di selenggarakan melalui empat tahap, yaitu :
  1. Tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk membuat kerumuan sejumplah individu menjadi satu kelompok yangsiap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
  2. Tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
  3. Tahap kegiatan, yaitu tahapan kegiatan “inti” untuk membahas topik-topik tertentu atau mengentasakan masalah pribadi anggota kelompok pada KKp.
  4. Tahap pengakhiran, yaitu tahap akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah di lakukan dan di capai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
Rincian tahap-tahap tersebet adalah sebagaimana tertera pada bagan-bagan berikut:
Bagan I
Tahap I: Pembentukan
Tujuan :
  1. Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka KKP
  2. Tumbuhnya suasana kelompok.
  3. Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok.
  4. Tumbuhnya saling mnegenal, percaya, menerima dan membantu di antara para anggota.
  5. Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka.
  6. Di mulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.
Kegiatan:
  1. Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan KKp.
  2. Menjelaskan cara-cara an asa-asa kegiatan kelompok.
  3. Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.
  4. Teknik khusus.
  5. Permainan ( sebagai penghangat dan pengakraban).
Bagan II
Tahap II: Peralihan
Tujuan :
  1. Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, anggun, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya.
  2. Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan.
  3. Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Kegiatan:
  1. Menjelaskan kegiatan yang akan di tembuh pada tahap berikutnya.
  2. Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ke 3).
  3. Mmbahas suasana yang terjadi.
  4. Meningkatkan kemamouan keikut sertaan anggota.
  5. Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan.

Bagan III
Tahap kegiatan
Tujuan :
  1. Terungkapnya hanya secara bebas topik yang di rasakan, di pikirkan atau di alami oleh anggota kelompok.
  2. Terbahasnya topik secara mendalam dan tuntas.
  3. Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran atau perasan.
Kegiatan:
  1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan.
  2. Menetapkan topik yang akan di bahas terdahulu.
  3. Anggota membahas topik secara mendalam dan tuntas.
  4. Kegiatan selingan.
Tahap IV
Tahap kegiatan
Tujuan:
  1. Terbahasnya dan terentaskanya masalah klien.
  2. Ikut sertanya seluruh nggota kelompok dalam menganalisismasalah klien serta mencari jalan keluar dan pengentasanya.
Kegiatan:
  1. Setiap anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi yang perlu mendapat bantuan kelompok untuk pengentasanya.
  2. Kelompok memilih masalah mana yang hendak di bahas dan di entaskan pertama, kedua, ketiga dst.
  3. Klien (anggota kellompok yang masalha di bahas ) memberikan gambaran yang lebih rinci msalah yang di alaminya.
  4. Seluruh anggota kelompok ikut serta membahas masalah klien melalui berbagai cara, seperti bertanya, menjelaskan, mengkritisi, memberi contoh,mengemukakan pengalaman pribadi, menyarankan.
  5. Klien setiap kali di beri kesempatan untuk merespon apa-apa yang di tampilkan oleh rekan-rekan kelompok.
  6. Kegiatan selingan.
Bagan V
Tahap pengakhiran
Tujuan:
  1. Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan.
  2. Terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah di capai.
  3. Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut.
  4. Tetap di rasakanya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskiun kegiatan di akhiri .
Kegiatan :
  1. PK mengemukakan bahwa kegiatan akan segera di akhiri.
  2. PK dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
  3. Membahas kegiatan lanjutan.
  4. Mengemukakan pesan dan harapan.

3. Isi layanan
KKp membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Satu persatu anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, kemudian dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
4.Teknik dalam Kegiatan
  1. Teknik Umum : Pengembangan dinamika kelompok
Secara umum teknik-teknik yang digunakan oleh PK dalam menyelenggarakan pelayanan KKp mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggotabkelompok, dalam rangka mencapai tujuan layanan.
Teknik-Teknik yang digunakan:
  1. Komunikasi multiarah secara efektif dinamis dan terbuka
  2. Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.
  3. Dorongan minimal untuk menatapkan respon dan aktivitas anggota kelompok.
  4. Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan.
  5. Pelatihan untuk membentuk pola tingkahlaku yang dikehendaki.
  1.       Permainan Kelompok
Ciri- Ciri permainan kelompok dalam KKp :
  1. Sederhana.
  2. Menggembirakan.
  3. Menimbulkan suasana relaks dan tidak melelahkan.
  4. Meningkatkan keakraban.
  5. Diikuti oleh semua anggota kelompok.
Layanan KKp pada dasarnya adalah “ Konseling perorangan “ dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Klien yang mengalami masalah akan mendapatkan pembahasan dan perolehan upaya pengentasan masalah dari “konselor” yang terdiri atas PK dan semua anggota kelompok.
Layanan KKp dapat diseleggarakan pada sebarang waktu, sesuai dengan kesepakatan antara KP dengan para anggota kelompok, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. KKp diselenggarakan didalam ruangan maupun diluar ruangan. Mereka duduk membentuk lingkaran atau bersila mengikuti kondisi yang ada. Waktu penyelenggaraan untuk setiap kali layanan KKp sekitar 1-2 jam.
Penilaian hasil dan proses layanan KKp wajib di nilai. Pada tahap pengakhiran untuk setiap sesi dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Penilaian dilakukan dalam 3 tahap, yaitu : 1. Penilaian segera ( laiseg ) 2. Penilaian dalam jangka pendek ( laijepen ) 3. Penilaian jangka panjang ( laijapang ).
Hal Umum yang Perlu Mendapat Perhatian
  1.  Layanan KKp bukan sekedar kegiatan kelompok biasa Kegiatan KKp ini mengemban fungsi-fungsi konseling meliputi pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah, pengembangan dan pemeliharaan dan advokasi.
  2. Kegiatan KKp tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat KKp dilakukan untuk membahas permasalahan melalui semacam kegiatan berdiskusi,bertukar pendapat, menganalisis dan mengkritisi data, berargumentasi.
  3. Layanan KKp tidak sekedar memberikan informasi kepada anggota kelompok para peserta KKp menerima sejumlah informasi baru lebih dari itu, para peserta kegiatan KKp tidak hanya menunggu pemberian informasi dari PK melainkan sangat aktif saling memberi dan menerima. Dalam layanan KKp konselor sebagai Pimpinan kelompok hanya berbicara seperlunya, bahkan membatasi pembicaranya.

2.6  KEGIATAN PENDUKUNG
  1.       Aplikasi Instrumentasi
Data yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai :
  1. Pertimbangan dalam pembentukan kelompok KKp
  2. Pertimbangan dalam menempatkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan KKp
  3. Materi atau pokok bahasan dalam kegiatan KKp
KKp mungkin memerlukan aplikasi instrumentasi untuk mendalami kondisi mereka yang diperlukan dalam layanan yang lebih komprehensife. Kegiatan penilaian berupa kegiatan instrumentasi dengan menggunakan format tertentu.
  1.       Himpunan Data
Dalam himpunan data, sebagaimana hasil aplikasi instrumentasi dapat digunakan dalam merencanakan dan mengisi kegiatan KKp. Penggunaan data dalam himpunan dan data hasil instumentasi harus disertai penerapan asas kerahasiaan secara ketat.
  1.       Konferensi Kasus
Konferensi kasus sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan KKp untuk peserta tertentu,Terhadap siswa yang masalahnya dikonferensi kasus misalnya dapat dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa ke dalam KKp tertentu, sesui dengan masalahnya. Untuk mendalami dan menangani lebih lanjut masalah yang dialami seorang dari salah satu anggota KKp, dapat dilakukan konferensi kasus berkenaan dengan masalah anggota kelompok yang dimaksud.
  1.       Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut masalah klien yang dibahas dalam KKp. Kunjungan rumah memerlukan persiapan yang lebih baik dengan mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.
  1.       Alih Tangan Kasus
Masalah yang belum tuntas terentaskan melalui layanan KKp dapat dialih tangankan. Alih tangan kasus ke ahli atau pihak lain yang berwenang dapat dilakukan sesuai dengan masalah klien dan menurut prosedur yang dapat diterima klien dan pihak-pihak terkait.















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Konseling kelompok merupakan suatu proses dimana konselor terlibat dalam hubungan dengan sejumplah klien pada waktu yang sama. Tujuan konseling kelompok yaitu :
  1. Berkembang kempuan sosialisai siswa , khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan.
  2. Memfokuskan pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebur para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus.
Dalam konseling kelompok ini terdapat tahapan – tahapan yaitu :
  1. Tahap I yaitu tahap pembentukan
  2. Tahap II yaitu tahap peralihan
  3. Tahap III yaitu tahap kegiatan
  4. Tahap IV yaitu tahap kegiatan
  5. Tahap V yaitu tahap Pengakhiran
Dalam melakukan konseling kelompok ini kita harus menerapkan beberapa asas yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, dan asas kenormatifan.

          3.2  Saran
Setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan kegiatan ini dalam kegiatan dilapangan dan bagi yang melakukan kegiatan ini terutama klien mampu terselesaikan masalah pribadi yang dialami.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda