Kamis, 20 Juli 2017

BUDAYA SIMEULUE



BUDAYA SIMEULUE
Sosial budaya masyarakat Simeulue menganut sistem Patrinial, artinya keturunan dari garis keturunan ayah, jika ibu meninggal maka yang bertanggung jawab terhadap anak adalah ayah. Tetapi jika ayah yang meninggal, maka yang bertanggung jawab wali pihak ayah. Yaitu saudara kandung laki-laki yang di sebut AMAREHET. namun saudara laki-laki pihak ibu disebut LAULU, juga mempunyai peran tersendiri terhadap anak terutama pada saatnya anak akan berumah tangga.

Upacara pernikahan dalam adat simeulue tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah yang lain di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, sedangkan upacara setelah kematian seorang ayah yang meninggal dan anak dan istri akan di adakan upacara yang disebut sarah papar, yaitu suatu upacara mencatat harta bersama antara suami dan isteri, dilanjutkan dengan membicarakan sambung tali atau ganti lapik. Dalam bahasa adat "Putui talui, batali-tali" jika sambung tali tidak dilaksanakan, maka wali dari suami yang telah meninggal dunia akan mengembalikan si isteri tersebut kepada walinya. Dalam bahasa adat disebut "Putui karawang Rampung idung" namun demikian apabila anak-anak sudah dewasa  dan sanggup membiayai ibunya (Mak) dapat meminta kembali kepada wali si ibu dengan upacara adat pula.

 ADAT
Adat adalah kebiasaan yang dibiasakan, kemudian berubah menjadi persyaratan, peraturan dan ketentuan yang melembaga dalam masyrakat. Adapun adat menurut masyarakat Aceh adala sebagai berikut :

1. Adat Tullah, ialah aturan atau ketentuan yang berdasarkan kitabullah (Al-Qur'an). Adat Tullah tidak boleh dirubah-rubah.
2. Adat Mahkamah ialah aturan dengan ketentuan yang dibuat mahkamah rakyat atau di putuskan oleh pemerintah yang resmi.
3. Adat Tunah ialah adat yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan harus sesuai dengan adat tullah dan adat mahkamah.

Di kabupaten simeulue adat ini sangat berperan dalam masyarakat, terutatam di desa-desa bahkan ada pelanggaran atau kecelakaan bahkan pertengkaran, perkelahian  dapat di selesaikan melalui adat sesuai dengan tangga-tangganya, misalnya :
- Jika pelanggaran / masalah cukup menurut adat dengan 1 (satu) sirih belingkar (batil sirih)
- Dapat juga ditingkat dangan 1 (satu) buah sipulut atau nasi pulut selengkapnya.
- Hal-hal yang dianggap berat dengan 1 (satu) ekor kambing bahkan 1 (satu) ekor kerbau.
- Kalau pelanggaran sampai adanya darah yang tertumpah dalam istilah "Setitik darah, Sekunca darah" dibarengi dengan kain putih dan emas.

Dengan contoh tersebut diatas dapat dipahami bahwa kekerabatan dan persaudaraan dalam masyarakat simeulue melalui adat masih sangat relevan dan membudaya karena masih dapat diselesaikan persoalan-persoalan dalam masyarakat melalui hukum adat.

dalam kehidupan kemasyarakatan baik perkawinan, pertanian, dan kehidupan sosial lainnua peran adat sangat menentukan antara lain :
1. Peminangan
2. Pernikahan
3. Peresmian Perkawinan
4. Sarah Papar
5. Sunat Rasul (Khitan)
6. Maulaulu
7. Turun ke sawah
8. Kenduri Blang
9. Mendo'a Padi (shalawat)
10. Kenduri Laut. dll

kehidupan adat di Aceh diungkapkan secara puitis adalah :
 Adat bak Po Teumeurohom
 Hukom bak Syiah Kuala
 Kanun bak Putroe Phang
 Peusan bak Laksamana

Menyangkut adat dipertegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh, bab XIII pasal 98.
1. Lembaga adat berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan Aceh dan pemerintahan kabupaten kota di bidang keamanan, ketentraman, kerukunan, ketertiban masyarakat.
2. Penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan secara adat ditempuh melalui lembaga adat.
3. Lembaga adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi :
    a. Majelis adat
    b. Imeum Mukim atau nama lain
    c. Imeum cik atau nama lain
    d. Keucik atau nama lain 
    e. Tuha peut atau nama lain
    f.  Tuha lapan atau nama lain
    g. Imeum meunasah atau nama lain
    h. Keujreun blang atau nama lain
    i.  Panglima laot atau nama lain
    j.  Pawag glee atau nama lain
    k. Peutua seuneubok
    l.  Haria peukan atau nama lain
   m. Syahbanda atau nama lain

 BAHASA
Kabupaten simeulue yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan mempunyai 4 (empat) bahasa daerah yaitu :
1. Bahasa Simeulue, terdiri dari dialek devayan, dengan wilayah penuturnya kecamatan simeulue tengah, teluk dalam, simeulue timur, teupah selatan dan teupah barat.
2. Bahasa Jamu, dengan wilayah penuturnya kota sinabang dan sekitarnya
3. Bahasa Sigulai dengan wilayah penuturnya kecamatan simeulue barat, alafan dan salang.
4. Bahasa Leukon, dengan wilayah penuturnya hanya leukon atau desa lafakha dan langi.

Bahasa-bahasa tersebut digunakan sebagai alat komunikasi di wilayah penuturnya baik sebagai bahasa ibu maupun sebagai bahasa dalam peradatan, misalnya bahasa tetangkai pada waktu peminangan dan juga sebagai bahasa pengantar pada permulaan belajar di kelas rendah (kelas 1 dan 2) di sekolah dasar dan madrasah.

dalam ceramah agama, kultum, khutbah Jum'at serta pengajian majelis taklim, selain menggunakan bahasa arab juga menggunakan bahasa Indonesia, jarang sekali menggunakan bahasa daerah.

Masyarakat simeulue sebagian besar menguasai bahasa simeulue dan bahasa jamu, karena bahasa tersebut digunakan di ibukota kabupaten dan sekitarnya. sehingga masyarakat yang menggunakan bahasa sigulai dan leukon hampir rata-rata bisa berbahasa simeulue dan bahasa jamu.

Selain itu di kabupaten simeulue sebagian orang tua terutama kaum cendikiawan dan para Pegawai Negeri Sipil di rumah tangga dengan anak-anaknya banyak yang membiasakan memakai bahasa ibu atau bahasa Indonesia, dengan demikian hampir 95 % orang-orang  simeulue bisa berbahasa Indonesia.
(kalau saya sering berbahasa Inggris dan Prancis. xixixixi).

 SENI
Kesenian di kabupaten simeulue yang sangat mendasar yaitu Nandong dan Rafai debus. kedua kesenian ini dimiliki seluruh wilayah di kabupaten  dan hampir rata-rata setiap para pemuda berupaya mempelaarinya. Penampilan Nandong dan Rafai Debus hampir semua perhelatan/kenduri/pesta bahkan menyambut tamu tetap ditampilkan. Kesenian nandong dengan pantunnya yang sangat unik menggambarkan uraian perantauan, kasih, untung, nasehat dan sebagainya. Pantun Nandong pada mulanya diubah dalam bahasa jamu. misalnya :

 Ala pandam palito kape
 Ambikan minyak panyalonyo
 Ala jauh jauh di lauik lape
 Buikan surek panjapuiknyo

Selain itu juga berkembang pantun bahasa simeulue dan sigulai, misalnya :

 Teen bilah - bilah mawi
 Lametik asal mulone
 Teen nitarin mawi
 Man sakesih asal mulonyo

 KESENIAN RAFAI DEBUS
Berbeda dengan nandong, kesenian debus membutuhkan mantera-mantera atau do'a-do'a besi yang harus di pelajari melalui orang-orang tua atau khalifah. karena kesenian ini selain rafai sebagai alat bunyi-bunyiannya juga menggunakan senjata tajam yaitu : Rencong, pisau, parang, rantai, bambu bahkan mesin chainsaw yang ditikamkan atau dipukulkan ke tubuh/badan, Insya Allah berkat do'a-do'a tadui benda-benda tajam tadi bisa bengkok bahkan patah. Kesenian ini merupakan kebanggaan masyarakat simeulue dalam setiap perhelatan seperti pesta kawin dan menyambut tamu, zikir-zikir yang di ucapkan dalam mengiringi bunyi rafai dalam bahasa aceh dan bernafaskan agama, Misalnya :

 Di lasikin pasar bengkolan
 Di sinabang mariam raya
 Insya Allah mudah-mudahan 
 Tolong tuhan hawa binasa

Selain itu ada kesenian lain sesuai dengan penduduk Simeulue dari berbagai daerah yang sekaligus kesenian turut terbawa dan berkembang di simeulue yaitu :
1. Tari andalas
2. Tari kuata deli/ Tanjung katung
3. Gelombang
4. Angguk
5. Rafai geleng.

 CAGAR BUDAYA
Cagar budaya adalah perlindungan untuk melestarikan benda-benda peninggalan masa lalu yang memiliki nilai-nilai keagamaan. sejarah dan budaya, di kabupaten Simeulue juga memiliki hal-hal tersebut di atas sebagaimana daerah yang lain, karena Simeulue sebagai salah satu pulau di bumi iskandar muda juga memiliki sejarah masuknya agama islam ke pulau Simeulue.

adapun benda-benda budaya yang ada di simeulue, adalah :
1. Kuburan Tgk. Hailullah atau Tgk. Diujung yang yang terletak kuta padang kecamatan Simeulue Tengah.
2. Kuburan Tgk. Banurullah atau Tgk. Bakudo Batu di salur kecamatan teupah barat.
3. Qur'an tulis tangan pada Arbi Ahmad Salur.

 TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN PENTING

1. Tgk. Halilullah
Berbagai sumber berkesimpulan islam pertama kali masuk ke pulau Simeulue di bawa oleh seorang ulama yang diperintahkan oleh Sultan Aceh yaitu Tgk. Halilullah, selanjutnya lebih dikenal Tgk. Diujung (nenek ujung) karena ia dikebumikan di ujung Pulau Simeulue, yaitu di Teluk Simeulue Kuta Padang kecamatan Simeulue Tengah. beliau dari Alkan Minangkabau Sumatera Barat, beliau datang ke Serambi Mekkah atau Aceh dengan maksud hendak menunaikan ibadah haji ke tanak suci Mekkah. bahwa pada waktu itu ia bagi yang mau menunaikan ibadah haji, terlebih dahulu menyempurnakan Ilmunya di aceh baru bertolak ke mekkah. dari peristiwa seperti orang menamakan Aceh serambi mekkah. di masa kerajaan Islam aceh merupakan negara islam yang termaju di kawasan Asia tenggara, aceh merupakan rujukan umat islam di kawasan ini. bila ada kesulitan-kesulitan di bidang agama akan merujuk ke aceh.

Sultan aceh meminta Tgk. Halilullah untuk menunda niatnya menunaikan ibadah haji, karana sultan ingin memberikan tugas berat, tetapi sangat suci, yaitu pergi kepulau simeulue atau waktu itu disebut Pulau 'U' untuk mengislamkan penduduk pulau 'U' tersebut.

Sebagai guidance atau petunjuk jalan ke pulau simeulue (U) oleh Sultan mengawinkan Tgk. Halilullah dengan gadis asal pulau (U) yang pada waktu itu berada di istana Sultan yang bernama Putri Simeulue (Simelur). Simelur seorang putri yang cantik jelita, rupawan serta berparas dan berbudi pekerti yang elok, berpenampilan muslimah. sehingga tawaran sang Sultan diterima dengan senang hati oleh Tgk. Halilullah.

Dalam perjalanan sejarah berikutnya, bahwa Halilullah bersama isterinya Putri Melur yang cantik terdampar di Pulau Harapan, penghujung barat pulau Simeulue. selanjutnya mendarat ke teluk simeulue kuta padang kampung kelahiran isterinya Puteri simeulue. Dari daerah kuta padang ini (Teluk Simeulue) Tgk. Halilullah bersama isterinya mengembangkan dan mengajarkan agama islam ke seluruh Simeulue walau daerah salur juga ada Tgk. Bakudo Batu.

2. Tgk. Banurullah
Tgk. Banurullah atau nama lain Si Bakudo Batu berasal dari pulau nias atau gunung sitoli yang namanya sebelum masuk islam bernama "Gafaleta". adapun alkisah Tgk. banurullah atau si bakudo batu adalah sebagai berikut.
bahwa di masa kerajaan aceh di bawah pemerintahan sultan iskandar muda dengan panglimanya seorang wanita yang sangat terkenal yaitu Laksamana Malahayati yang dapat menaklukkan beberapa daerah/kerajaan yaitu Pahang (1617), Perak (1620), Pariaman, Nias (1624). tak kalah menaklukkan pulau nias sekaligus mengembangkan agama islam, gafaleta sebagai kepala suku yang telah memeluk agama Islam dan beberapa tahun kemudian bersama para pengikutnya timbul keinginan untuk memperdalam agama islam ke kerajaan aceh yang disebut Serambi mekkah. dalam perjalanan, mereka terdampar di pulau teupah, tepatnya di sawang banyak (Ulul Sefel), sekarang kebun kelapa alm. Dt. Nyak Lamu kakeknya alm. Azharudin Agur.
setelah itu beliau menuju ke salur yang menurut anggapan beliay disitu ia akan memperdalam agama islam. tetapi kenyataan lain, dimana penduduknya bahkan masih mante atau belum beragama. Para mante-mante ini dibujuk dan diajak pertama bercocok tanam seterusnya diajarkan agama dan kesenian yang bernuansa agama. setelah mereka memeluk agama islam dengan baik dan sudah dapat menikmati hasil karya mereka bercocok tanam. dibangun sebuah masjid yang sederhanda dan kemudian dikenal dengan masjid Salur sebagai masjid tertua di daerah ini. Tgk. banurullah yang berarti banu dalam bahasa gunung sitoli (NIAS) adalah tempat atau kampung. sedangkan rullah adalah diridhai Allah SWT.
Sebelum Ia meninggal dunia, beliau meminta para pengikutnya agar beliau setelah wafat nanti dimakamkan di atas gunung batu. (batu besar) yang tidak jauh dari lokasi masjid. mendengar ucapan beliau para pengikutnya bertanya, "bagaimana kami bisa menggali kuburan tengku.? lalu tgk. banurullah menjawab "nanti ambil sisa air mandi jenazah saya dan siramkan ke batu besar tersebut, Insya Allah para sahabatku akan mampu menggali kuburanku dan membuat liang lahat yang baik untukku.
dan akhirnya kenyataannya memang demikian, maka sewaktu beliau meninggal dunia tepat pada hari Jum'at di kuburkan diatas batu besar di bawah sebatang pohon yang rindang (pohon beringin). dan disitulah tgk. banurullah disebut juga sebagai Tgk. bakudo batu.

3. Qur'an tulis tangan
Salah satu yang di bawa tgk. banurullah dari kampung halamannya adalah sebuah Qur'an tulis tangan , sebagai bekal belajar agama islam ke tanah Aceh Serambi Mekkah. ternyata Qur'an ini sebelum memiliki Qur'an kitab suci umat islam yang dicetak seperti saat ini, itulah satu-satunya sumber pembahasan dalam mempelajari agama islam.
dan sampai saat ini Qur'an tersebut masih ada. dan sering di jadikan pameran koleksi MTQ berlangsung. adapun Qur'an t
ersebut tersimpan rapi secara turun temurun dari datuk Sagi Muhammaddan Dar. kepada anaknya Ali muhammad dan seterusnya kepada cucunya Arbi Ahmad mantan kepala desa salur.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda