BUDAYA SIMEULUE
BUDAYA SIMEULUE
Sosial
budaya masyarakat Simeulue menganut sistem Patrinial, artinya keturunan dari
garis keturunan ayah, jika ibu meninggal maka yang bertanggung jawab terhadap
anak adalah ayah. Tetapi jika ayah yang meninggal, maka yang bertanggung jawab
wali pihak ayah. Yaitu saudara kandung laki-laki yang di sebut AMAREHET. namun
saudara laki-laki pihak ibu disebut LAULU, juga mempunyai peran tersendiri
terhadap anak terutama pada saatnya anak akan berumah tangga.
Upacara
pernikahan dalam adat simeulue tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah yang
lain di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, sedangkan upacara setelah kematian
seorang ayah yang meninggal dan anak dan istri akan di adakan upacara yang
disebut sarah papar, yaitu suatu upacara mencatat harta bersama antara suami
dan isteri, dilanjutkan dengan membicarakan sambung tali atau ganti lapik.
Dalam bahasa adat "Putui talui, batali-tali" jika sambung tali tidak
dilaksanakan, maka wali dari suami yang telah meninggal dunia akan mengembalikan
si isteri tersebut kepada walinya. Dalam bahasa adat disebut "Putui
karawang Rampung idung" namun demikian apabila anak-anak sudah dewasa
dan sanggup membiayai ibunya (Mak) dapat meminta kembali kepada wali si
ibu dengan upacara adat pula.
ADAT
Adat adalah
kebiasaan yang dibiasakan, kemudian berubah menjadi persyaratan, peraturan dan
ketentuan yang melembaga dalam masyrakat. Adapun adat menurut masyarakat Aceh
adala sebagai berikut :
1. Adat
Tullah, ialah aturan atau ketentuan yang berdasarkan kitabullah (Al-Qur'an).
Adat Tullah tidak boleh dirubah-rubah.
2. Adat
Mahkamah ialah aturan dengan ketentuan yang dibuat mahkamah rakyat atau di
putuskan oleh pemerintah yang resmi.
3. Adat
Tunah ialah adat yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan harus sesuai
dengan adat tullah dan adat mahkamah.
Di kabupaten
simeulue adat ini sangat berperan dalam masyarakat, terutatam di desa-desa
bahkan ada pelanggaran atau kecelakaan bahkan pertengkaran, perkelahian
dapat di selesaikan melalui adat sesuai dengan tangga-tangganya, misalnya
:
- Jika
pelanggaran / masalah cukup menurut adat dengan 1 (satu) sirih belingkar (batil
sirih)
- Dapat juga
ditingkat dangan 1 (satu) buah sipulut atau nasi pulut selengkapnya.
- Hal-hal
yang dianggap berat dengan 1 (satu) ekor kambing bahkan 1 (satu) ekor kerbau.
- Kalau
pelanggaran sampai adanya darah yang tertumpah dalam istilah "Setitik
darah, Sekunca darah" dibarengi dengan kain putih dan emas.
Dengan
contoh tersebut diatas dapat dipahami bahwa kekerabatan dan persaudaraan dalam
masyarakat simeulue melalui adat masih sangat relevan dan membudaya karena
masih dapat diselesaikan persoalan-persoalan dalam masyarakat melalui hukum
adat.
dalam
kehidupan kemasyarakatan baik perkawinan, pertanian, dan kehidupan sosial
lainnua peran adat sangat menentukan antara lain :
1.
Peminangan
2.
Pernikahan
3. Peresmian
Perkawinan
4. Sarah
Papar
5. Sunat
Rasul (Khitan)
6. Maulaulu
7. Turun ke
sawah
8. Kenduri
Blang
9. Mendo'a
Padi (shalawat)
10. Kenduri
Laut. dll
kehidupan
adat di Aceh diungkapkan secara puitis adalah :
Adat bak Po Teumeurohom
Hukom bak Syiah Kuala
Kanun bak Putroe Phang
Peusan bak Laksamana
Menyangkut
adat dipertegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006
tentang pemerintahan Aceh, bab XIII pasal 98.
1. Lembaga adat
berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan Aceh dan pemerintahan kabupaten kota di bidang
keamanan, ketentraman, kerukunan, ketertiban masyarakat.
2.
Penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan secara adat ditempuh melalui lembaga
adat.
3. Lembaga
adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi :
a. Majelis adat
b. Imeum Mukim atau nama lain
c. Imeum cik atau nama lain
d. Keucik atau nama lain
e. Tuha peut atau nama lain
f. Tuha lapan atau nama lain
g. Imeum meunasah atau nama lain
h. Keujreun blang atau nama lain
i. Panglima laot atau nama lain
j. Pawag glee atau nama lain
k. Peutua seuneubok
l. Haria peukan atau nama lain
m. Syahbanda atau nama lain
BAHASA
Kabupaten
simeulue yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan mempunyai 4 (empat) bahasa
daerah yaitu :
1. Bahasa
Simeulue, terdiri dari dialek devayan, dengan wilayah penuturnya kecamatan
simeulue tengah, teluk dalam, simeulue timur, teupah selatan dan teupah barat.
2. Bahasa
Jamu, dengan wilayah penuturnya kota sinabang dan sekitarnya
3. Bahasa
Sigulai dengan wilayah penuturnya kecamatan simeulue barat, alafan dan salang.
4. Bahasa
Leukon, dengan wilayah penuturnya hanya leukon atau desa lafakha dan langi.
Bahasa-bahasa
tersebut digunakan sebagai alat komunikasi di wilayah penuturnya baik sebagai
bahasa ibu maupun sebagai bahasa dalam peradatan, misalnya bahasa tetangkai
pada waktu peminangan dan juga sebagai bahasa pengantar pada permulaan belajar
di kelas rendah (kelas 1 dan 2) di sekolah dasar dan madrasah.
dalam
ceramah agama, kultum, khutbah Jum'at serta pengajian majelis taklim, selain
menggunakan bahasa arab juga menggunakan bahasa Indonesia, jarang sekali
menggunakan bahasa daerah.
Masyarakat
simeulue sebagian besar menguasai bahasa simeulue dan bahasa jamu, karena
bahasa tersebut digunakan di ibukota kabupaten dan sekitarnya. sehingga
masyarakat yang menggunakan bahasa sigulai dan leukon hampir rata-rata bisa
berbahasa simeulue dan bahasa jamu.
Selain itu
di kabupaten simeulue sebagian orang tua terutama kaum cendikiawan dan para
Pegawai Negeri Sipil di rumah tangga dengan anak-anaknya banyak yang
membiasakan memakai bahasa ibu atau bahasa Indonesia, dengan demikian hampir 95
% orang-orang simeulue bisa berbahasa Indonesia.
(kalau saya
sering berbahasa Inggris dan Prancis. xixixixi).
SENI
Kesenian di
kabupaten simeulue yang sangat mendasar yaitu Nandong dan Rafai debus. kedua
kesenian ini dimiliki seluruh wilayah di kabupaten dan hampir rata-rata
setiap para pemuda berupaya mempelaarinya. Penampilan Nandong dan Rafai Debus
hampir semua perhelatan/kenduri/pesta bahkan menyambut tamu tetap ditampilkan.
Kesenian nandong dengan pantunnya yang sangat unik menggambarkan uraian
perantauan, kasih, untung, nasehat dan sebagainya. Pantun Nandong pada mulanya
diubah dalam bahasa jamu. misalnya :
Ala pandam palito kape
Ambikan minyak panyalonyo
Ala jauh jauh di lauik lape
Buikan surek panjapuiknyo
Selain itu
juga berkembang pantun bahasa simeulue dan sigulai, misalnya :
Teen bilah - bilah mawi
Lametik asal mulone
Teen nitarin mawi
Man sakesih asal mulonyo
KESENIAN RAFAI
DEBUS
Berbeda
dengan nandong, kesenian debus membutuhkan mantera-mantera atau do'a-do'a besi
yang harus di pelajari melalui orang-orang tua atau khalifah. karena kesenian
ini selain rafai sebagai alat bunyi-bunyiannya juga menggunakan senjata tajam
yaitu : Rencong, pisau, parang, rantai, bambu bahkan mesin chainsaw yang
ditikamkan atau dipukulkan ke tubuh/badan, Insya Allah berkat do'a-do'a tadui
benda-benda tajam tadi bisa bengkok bahkan patah. Kesenian ini merupakan
kebanggaan masyarakat simeulue dalam setiap perhelatan seperti pesta kawin dan
menyambut tamu, zikir-zikir yang di ucapkan dalam mengiringi bunyi rafai dalam
bahasa aceh dan bernafaskan agama, Misalnya :
Di lasikin pasar bengkolan
Di sinabang mariam raya
Insya Allah mudah-mudahan
Tolong tuhan hawa binasa
Selain itu
ada kesenian lain sesuai dengan penduduk Simeulue dari berbagai daerah yang
sekaligus kesenian turut terbawa dan berkembang di simeulue yaitu :
1. Tari
andalas
2. Tari
kuata deli/ Tanjung katung
3. Gelombang
4. Angguk
5. Rafai
geleng.
CAGAR BUDAYA
Cagar budaya
adalah perlindungan untuk melestarikan benda-benda peninggalan masa lalu yang
memiliki nilai-nilai keagamaan. sejarah dan budaya, di kabupaten Simeulue juga
memiliki hal-hal tersebut di atas sebagaimana daerah yang lain, karena Simeulue
sebagai salah satu pulau di bumi iskandar muda juga memiliki sejarah masuknya agama
islam ke pulau Simeulue.
adapun
benda-benda budaya yang ada di simeulue, adalah :
1. Kuburan
Tgk. Hailullah atau Tgk. Diujung yang yang terletak kuta padang kecamatan
Simeulue Tengah.
2. Kuburan
Tgk. Banurullah atau Tgk. Bakudo Batu di salur kecamatan teupah barat.
3. Qur'an
tulis tangan pada Arbi Ahmad Salur.
TOKOH-TOKOH
YANG BERPERAN PENTING
1. Tgk.
Halilullah
Berbagai
sumber berkesimpulan islam pertama kali masuk ke pulau Simeulue di bawa oleh
seorang ulama yang diperintahkan oleh Sultan Aceh yaitu Tgk. Halilullah,
selanjutnya lebih dikenal Tgk. Diujung (nenek ujung) karena ia dikebumikan di
ujung Pulau Simeulue, yaitu di Teluk Simeulue Kuta Padang kecamatan Simeulue
Tengah. beliau dari Alkan Minangkabau Sumatera Barat, beliau datang ke Serambi
Mekkah atau Aceh dengan maksud hendak menunaikan ibadah haji ke tanak suci
Mekkah. bahwa pada waktu itu ia bagi yang mau menunaikan ibadah haji, terlebih
dahulu menyempurnakan Ilmunya di aceh baru bertolak ke mekkah. dari peristiwa
seperti orang menamakan Aceh serambi mekkah. di masa kerajaan Islam aceh
merupakan negara islam yang termaju di kawasan Asia tenggara, aceh merupakan
rujukan umat islam di kawasan ini. bila ada kesulitan-kesulitan di bidang agama
akan merujuk ke aceh.
Sultan aceh
meminta Tgk. Halilullah untuk menunda niatnya menunaikan ibadah haji, karana
sultan ingin memberikan tugas berat, tetapi sangat suci, yaitu pergi kepulau
simeulue atau waktu itu disebut Pulau 'U' untuk mengislamkan penduduk pulau 'U'
tersebut.
Sebagai
guidance atau petunjuk jalan ke pulau simeulue (U) oleh Sultan mengawinkan Tgk.
Halilullah dengan gadis asal pulau (U) yang pada waktu itu berada di istana
Sultan yang bernama Putri Simeulue (Simelur). Simelur seorang putri yang cantik
jelita, rupawan serta berparas dan berbudi pekerti yang elok, berpenampilan
muslimah. sehingga tawaran sang Sultan diterima dengan senang hati oleh Tgk.
Halilullah.
Dalam
perjalanan sejarah berikutnya, bahwa Halilullah bersama isterinya Putri Melur
yang cantik terdampar di Pulau Harapan, penghujung barat pulau Simeulue.
selanjutnya mendarat ke teluk simeulue kuta padang kampung kelahiran isterinya
Puteri simeulue. Dari daerah kuta padang ini (Teluk Simeulue) Tgk. Halilullah
bersama isterinya mengembangkan dan mengajarkan agama islam ke seluruh Simeulue
walau daerah salur juga ada Tgk. Bakudo Batu.
2. Tgk.
Banurullah
Tgk.
Banurullah atau nama lain Si Bakudo Batu berasal dari pulau nias atau gunung
sitoli yang namanya sebelum masuk islam bernama "Gafaleta". adapun
alkisah Tgk. banurullah atau si bakudo batu adalah sebagai berikut.
bahwa di
masa kerajaan aceh di bawah pemerintahan sultan iskandar muda dengan
panglimanya seorang wanita yang sangat terkenal yaitu Laksamana Malahayati yang
dapat menaklukkan beberapa daerah/kerajaan yaitu Pahang (1617), Perak (1620),
Pariaman, Nias (1624). tak kalah menaklukkan pulau nias sekaligus mengembangkan
agama islam, gafaleta sebagai kepala suku yang telah memeluk agama Islam dan
beberapa tahun kemudian bersama para pengikutnya timbul keinginan untuk memperdalam
agama islam ke kerajaan aceh yang disebut Serambi mekkah. dalam perjalanan,
mereka terdampar di pulau teupah, tepatnya di sawang banyak (Ulul Sefel),
sekarang kebun kelapa alm. Dt. Nyak Lamu kakeknya alm. Azharudin Agur.
setelah itu
beliau menuju ke salur yang menurut anggapan beliay disitu ia akan memperdalam
agama islam. tetapi kenyataan lain, dimana penduduknya bahkan masih mante atau
belum beragama. Para mante-mante ini dibujuk dan diajak pertama bercocok tanam
seterusnya diajarkan agama dan kesenian yang bernuansa agama. setelah mereka
memeluk agama islam dengan baik dan sudah dapat menikmati hasil karya mereka
bercocok tanam. dibangun sebuah masjid yang sederhanda dan kemudian dikenal
dengan masjid Salur sebagai masjid tertua di daerah ini. Tgk. banurullah yang
berarti banu dalam bahasa gunung sitoli
(NIAS) adalah tempat atau kampung. sedangkan rullah
adalah diridhai Allah SWT.
Sebelum Ia
meninggal dunia, beliau meminta para pengikutnya agar beliau setelah wafat
nanti dimakamkan di atas gunung batu. (batu besar) yang tidak jauh dari lokasi
masjid. mendengar ucapan beliau para pengikutnya bertanya, "bagaimana kami
bisa menggali kuburan tengku.? lalu tgk. banurullah menjawab "nanti ambil
sisa air mandi jenazah saya dan siramkan ke batu besar tersebut, Insya Allah
para sahabatku akan mampu menggali kuburanku dan membuat liang lahat yang baik
untukku.
dan akhirnya
kenyataannya memang demikian, maka sewaktu beliau meninggal dunia tepat pada
hari Jum'at di kuburkan diatas batu besar di bawah sebatang pohon yang rindang
(pohon beringin). dan disitulah tgk. banurullah disebut juga sebagai Tgk.
bakudo batu.
3. Qur'an
tulis tangan
Salah satu
yang di bawa tgk. banurullah dari kampung halamannya adalah sebuah Qur'an tulis
tangan , sebagai bekal belajar agama islam ke tanah Aceh Serambi Mekkah.
ternyata Qur'an ini sebelum memiliki Qur'an kitab suci umat islam yang dicetak
seperti saat ini, itulah satu-satunya sumber pembahasan dalam mempelajari agama
islam.
dan sampai
saat ini Qur'an tersebut masih ada. dan sering di jadikan pameran koleksi MTQ
berlangsung. adapun Qur'an t
ersebut
tersimpan rapi secara turun temurun dari datuk Sagi Muhammaddan Dar. kepada
anaknya Ali muhammad dan seterusnya kepada cucunya Arbi Ahmad mantan kepala
desa salur.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda