Senin, 10 Juli 2017

ISIM NAKIRAH DAN MA’RIFAH



                                                                        MATERI I
PENGERTIAN ISIM DAN FIIL DAN HURUF

 A .Isim (ألاِسْمُ)

            Isim secara bahasa memiliki arti yang dinamakan atau nama atau kata benda. Sedangkan menurut ulama nahwu, isim adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang ada pada zatnya akan tetapi tidak berkaitan dengan waktu..

            maka berikut contohnya: زَيْدٌ artinya Zaid (Isim 'Alam = nama orang), جََاكَرْتَا artinya Jakarta (nama tempat), هَذَا artinya ini (kata tunjuk), اَنَا artinya saya (kata ganti) dan contoh-contoh yang lain.

B. Fi’il (الفعل ِ)

            Al Fi'lu atau fi'il secara bahasa memiliki makna perbuatan atau kata kerja. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu nahwu, fi'il adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang ada pada zatnya serta terkait dengan waktu. Fi'il itu ada tiga:


1.      Fi'il Madhi (فعل الماضي)
2.      Fi'il Mudhori' (فعل المضارع)
3.      Fi'il Amar (فعل الامر)
Contoh fi;il madi : قَامَ (telah berdiri) atau جَلَسَ (telah duduk).
C.HURUF :yang memiliki arti (الْحَرْفُ) yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, memiliki arti seperti وَ(dan) فَ(maka) بِ(dengan)لِ (untuk) سَ(akan) كَ(seperti). Adapun huruf-huruf seperti Alif, Ta, Tsa.

MATERI II
PENGERTIAN JUMLAH DAN SIBHUL JUMLAH
A. Jumlah Mufidah
Ketika disebut jumlah maka yang dimaksud adalah jumlah mufidah ( الجملة المفيدة ), yaitu susunan dari dua kata atau lebih yang memberikan faidah atau pemahaman makna yang sempurna. jumlah fi'liyah.

1. Jumlah Ismiyah, adalah kalimat yang dimulai dengan isim.

Contoh:
العلمُ نوْرٌ (al-'ilmu nurun = ilmu adalah cahaya)
2. Jumlah Fi'liyah, adalah kalimat yang dimulai dengan fi'il. Contoh:

حَضَرَ الرجلُ (hadhara ar-rajulu = telah hadir/datang seorang laki-laki)
أكتب (uktub = tulislah)


B. Syibhul-Jumlah
Dinamakan syibhul-jumlah karena memiliki "kemiripan" dengan jumlah (mufidah). Kemiripan dalam hal bahwa ia tersusun dari dua kata atau lebih, namun berbeda karena syibhul-jumlah belum bisa memberikan makna sempurna.
1. Zharaf (keterangan waktu/tempat) + mudhaf ilaih. Contoh:

فوق الشجرةِ (fawqa asy-syajarati = di atas pohon)
قبل الظهرِ (qabla azh-zhuhri = sebelum zhuhur)

Yang disebut zharaf pada kedua contoh di atas adalah
فوق dan قبل .

2. Jar-Majrur. Contoh:

فى المنزلِ (fi al-manzili = di dalam rumah)


MATERI III
PENGERTIAN MABNI DAN MU’RAB


A .MABNI  . .
            Kalimah Mabni adalah kalimah yang akhirannya tidak bisa berubah-ubah walaupun ada ‘amil yang memasukinya.  itu di sebut kalimah mabni, contohnya  لَنْ يَفْعُلَنَّ kalimah ini kemasukan ‘amil nawasib yakni  لَنْ tapi harakat akhirnya tetap tidak berubah, maka kalimah ini adalah di sebut kalimah mabni.Namun jika kalimat mu;rab memiliki defenisi yang sebaliknya dari mabni.

B.  Bentuk-Bentuk Kalimah Mu’rab
1.      Isim Mu’rab ( kalimah isim yang bias berubah-ubah akhirnya) : ialah isim yang tidak ada serupa yang bisa mendekatkan kepada kalimah huruf, isim ini bentuknya ada tiga belas macam :
a.      Isim mufrad : adalah isim yang berma’na satu, contohnya  زَيْدٌ
b.     Isim tatsniyah : adalah isim yang berma’na dua, dari isim mufrad yang di tambahi alif dan nun atau yak dan nun, مُسْلِِمَانِ
c.       Isim mulhaq bismi tastniyah : adalah isim yang bentuknya seperti isim tatsniyah tetapi tidak mempunyai mufrad اِثْنَانِ  -  كِلَا هُمَا 
d.      Isim jama’ mudzakar salim: kalimah isim yang menunjukkan arti laki-laki banyak, dari isim mufrad yang di tambah wawu dan nun atau yak dan nun contohnya   - مُسْلِمُوْنَ   ,    زَيْدُوْنَ
e.      Isim mulhak bijam’i mudzakar salim : adalah isim yang bentuknya seperti isim mudzakar salim, tetapi tidak mempunyai syarat-syarat seperti jamak mudzakar salim contohnya,   عِشْرُوْنَ  




                                      
                                                                        MATERI IV
PENGERTIAN NA’AT DAN MAN’UT



A . NA’AT
            Naat adalah Isim yg mengikuti Isim sebelumnya (man’ut) dalam hal tanda I’rabnya (bentuk marfu, manshub, majrurnya), serta bentuk isim marifah atau nakirahnya. Na’at digunakan menjelaskan sifat dari man’ut nya . 
Contoh:
1)       Muhammad yang mahir itu telah berangkat ذَهَبَ مُحَمَّدٌ الْمَهِرُ ( zahaba muhammadunilmahiru)
Kalimat diatas berbentuk: Jumlah Fi’liyah (diawali dengan bentuk fi’il)
Zahaba = (predikat, bentuk fiil madhi ts. Mujarrad), artinya: telah berangkat.

B. MAN’UT
            Adalah lafadz yang diikuti dan ketentuan man’ut harus mengikuti man’ut dari segi kejelasannya .
         CONTOH NA’AT DAN MAN’UT DALAM KALIMAT
Arti
Contoh dalam jumlah
Arti
منعوت + نعت
موصوف + صفة
Dia seorang gadis yang kecil
هِيَ بِنْتٌ صَغِيْرَةٌ
Seorang gadis yang kecil
بِنْتٌ صَغِيْرَةٌ
Dua orang gadis yang kecil datang
جَائتْ البِنْتَانِ الصَّغِيْرَتَانِ
Dua orang gadis yang kecil
البِنْتَانِ الصَّغِيْرَتَانِ
Mereka gadis- gadis yang kecil
هُنَّ بَنَاتٌ صَغِيْرَاتٌ
Gadis- gadis yang kecil
بَنَاتٌ صَغِيْرَاتٌ

MATERI V
PENGERTIAN MUDHOF DAN MUDHOFU ILAHI

           
A . MUDHOF
Mudhof artinya yang disandarkan/digabungkan, sedangkan mudhof ilaih artinya yang terkena sandaran/tempat sandaran.
Contoh:
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan. مُسْلِمَا dari kata مُسْلِمَانِ (=dua orang muslim)-Mutsanna
مُسْلِمُو dari kata مُسْلِمُوْنَ (=orang-orang muslim) –> Jamak Salim.Kemudian jika mudhofu ilaihi biasa berharakat kasroh karena diidhofahkan oleh mudhof sehinnga berharakat kasrah .
.
      B.     Macam-Macam Bentuk Mudhof Ilaih

1. Mu’rob
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mu’rab harus selalu majrur. Contoh:
2. Mabni
            Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir (sesuai bentuk aslinya).
Contoh:
كِتَابُكَ : (Kitabmu – laki-laki)
                                                                        MATERI VI
PENGERTIAN MAF’UL BIH
A . MAF’UL BIH     
      DEFINISI (تَعْرِيْف )
اسمٌ دلَّ على مَا وَقَعَ عليه فِعْلٌ الفَاعل
 Isim (kata benda) yang menunjukan pada sesuatu atau orang yang dikenai pekerjaan (atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan objek)

        2.      PEMBAGIAN MAF’UL BIH

Maf’ul bih terbagi kepada 2 bagian yaitu
      1.      Dzohir (ظَاهِرٌ)
Maf’ul dzohir adalah maf’ul (objek) yang menunjukan kepada nama atau benda dan bukan berupa kata ganti. Perhatikan contoh berikut.
      2.      Dhomir (ضَمِيْرٌ)
B .   Beberapa contoh maf’ul bih dalam al Qur’an

Ayat
Surat
Keterangan
وَرَاَيْتَ النَاسَ يَدْخُلُوْنَ  فِيْ دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا


Q.S An Nasr : 2
Dan Engkau melihat Manusia masuk islam dengan berbondong bondong
رَاَيْ (melihat : fiil (predikat)
تَ  (engkau : fail (subjek))
النَاسَ (manusia : maf’ul bih (objek)) maf’ul bih nya dzohir. Karena jadi maf’ulbih maka barisnya di nasabkan dibaca annasa

                                                                        MATERI VII
PENGERTIAN HURUF ISTIFHAM

A . HURUF ISTIFHAM                                                     
            Isim istifham (اِسْمُ الْإِسْتِفْهَامِ) adalah isim mabni yang digunakan untuk menanyakan tentang sesuatu. Dalam bahasa Indonesia disebut “kata tanya”.
Contoh :
Di manakah rumahmu? =
أَيْنَ بَيْتُكَ ؟
Siapakah orang lelaki ini? = مَنْ هَذَا الرَّجُلُ ؟
Apa yang ada di tanganmu? = مَا الَِّي بِيَدِكَ ؟
Isim Istifham adalah :
- أَ (apakah).
Dipakai untuk menanyakan tentang isi kalimat dan untuk menanyakan tentang salah satu dari dua atau beberapa hal, contoh :
Apakah Muhammad sudah datang? =
أَ جَاءَ مُحَمَّدٌ ؟
Apakah anda datang berkendaraan atau berjalan kaki? =
أَ رَاكِبًا جِئْتَ اَمْ مَاشِيًا ؟
- هَلْ (apakah).
Dipakai untuk menanyakan tentang isi kalimat, contoh :
Apakah anda datang dengan berkendaraan? =
هَلْ جِئْتَ رَاكِبًا ؟
- مَنْ (siapa).
Dipakai untuk menanyakan yang berakal, contoh :
Siapakah orang yang berdiri di sana? =
مَنِ الَّذِي قَامَ هُنَاكَ ؟
- مَتَى (kapan).
Dipakai untuk menanyakan tentang waktu, contoh :
Kapan kau berangkat? =
مَتَى تُسَافِرُ ؟
- أَيْنَ (dimana).
Dipakai untuk menanyakan tentang tempat, contoh :
Dimana kantor pos? =
أَيْنَ مَكْتَبُ الْبَرِيْدِ ؟
- كَيْفَ (bagaimana).
Dipakai untuk menanyakan keadaan, contoh :
Bagaimana keadaan cuaca? =
كَيْفَ اَحْوَالُ الطَّقْسِ ؟
- كَمْ (berapa).
Dipakai untuk menanyakan jumlah/bilangan, contoh :
Berapa harga mobil itu? =
كَمْ ثَمَنُ السَّيَّارَةِ ؟
Adakalanya kata tanya
كَمْ didahului oleh kata depan (huruf jarr) بِ, sehingga .

MATERI VIII
DZRAF ZAMAN DAN ZARAF MAKAN

A.DZARAF MAKAN DAN DZARAF ZAMAN
                Zharaf Makan adalah kata keterangan tempat, seperti: di depan, di belakang, di atas, di bawah, dan lain-lain. Sedangkan Zharaf Zaman adalah kata keterangan waktu, seperti: sekarang, besok, kemarin, dan lain-lain .

Contoh Zharaf Makan:

اَمَامَ
(di depan)
كَتَبْتُ اَمَامَ الْفَصْلِ
(Saya menulis di depan kelas)

 -Poin Pentingnya:
1. Zharaf makan dibaca nashab (fathah)
2. Zharaf makan menyebabkan isim di sesudahnya menjadi jar (kasrah)


Contoh Zharaf Zaman:
صَبَاحًا :
(pagi)
قَرَأْتُ جَرِيْدَةً صَبَاحًا
(Saya membaca koran pada pagi hari)


 -Poin Pentingnya:
Zharaf zaman dibaca nashab (fathah)

                                                                        MATERI IX
                                                              HURUF AL MUNADA
                                                                       
A.HURUF AL MUNADA
            Munada dalam bahasa arab adalah sebagai berikut :
طَلَبُ الاِقْبَال بِيَاءٍ اَوْ اِحْدَى اَخَوَاتِهَا
Artinya : Meminta menghadap dengan menggunakan huruf “yaa” atau salahsatu saudaranya..
Contoh :
يَا زَيْدُ = Hai Zaid !
Munada itu sendiri terbagi atas lima bagian,

1 Mufrod ‘Alam

مَا لَيْسَ مُضَافًا وَلاَشَبِيْهًا بِالمُضَافِ
Artinya : Lafadz yang bukan berbentuk mudhaf dan tidak diserupakan dengan mudhaf.
Contoh :
يَا زَيْدُ = Hai Zaid !

2 Nakirah Maksudah

Yaitu munada yang bersifat nakirah (umum) akan tetapi kita menentukan orang yang dimaksud misalnya memanggil seseorang tapi kita tidak tahu namanya .
Contoh:
يَا رَجُلُ = Hi Laki-laki (kita menyeru seorang laki-laki tapi tidak tahu siapa nama laki-laki tersebut).

3 Nakirah Ghair Maksudah

Munada dalam bahasa arab yang tidak ditentukan maksudnya. Contohnya seperti perkataan seorang tuna netra :

4 Munada Mudhaf
Yaitu munada dengan menggunakan lafadz yang di-idhafat-kan.
                                   
                                                                        MATERI X
ISIM NAKIRAH DAN MA’RIFAH
A.    PENGERTIAN DARI ISIM MA’RIFAH DAN ISIM NAKIRAH
Kaidah:                                                                                               
المعرفة اسم يدل على شيئ معين
Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu.

النكرة اسم يدل على شيئ غير معين
Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda tertentu.

B.     PEMBAGIAN ISIM NAKIROH DAN MAKRIFAT
1.      Isim Nakirah
والنكرة كل اسم شائع في جنسه لا يختص به واحد دون آخر وتقريبه كل ما صلح دخول الألف واللام عليه نحوالرجل والغلام
Isim nakirah ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam, contoh : الرجل   atau  الغلام   (asalnya رجل  dan  غلام).
Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah

2.      Isim makrifat
 ما دل على معين
Lafadz yang menunjukkan benda tertentu.
            Isim Ma’rifat dibagi menjadi enam
A .     Isim ‘Alam
           Kaidah:                                                                                        
العلم اسم معرفة سمى به شخص أومكان أوحيوان أو أي شيئ اخر

Alam, yaitu isim ma’rifat yang digunakan untuk menamai orang, tempat, hewan, atau benda-benda lain.
Isim alam memiliki beberapa pembagian
                                                           
                        MATERI XI
               JUMLAH FI’LIYAH DAN ISMIYAH


umlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim
Contoh:
عَلِيٌّ مَِرْيضٌ = Ali adalah seorang yang sakit
مُحَمَّدٌ نَبِيٌّ = Muhammad adalah seorang nabi
Unsur-unsur dalam jumlah ismiyyah hanya ada 2 yaitu :
1. Mubtada' (subyek) dan
2. Khobar (predikat)

Sedangkan salah satu bentuk dari khobar adalah syibhul jumlah (frasa).
Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan kalimat tapi tidak sempurna.
Syibhul jumlah hanya ada 2 jenis:
1. Hufur Jarr yang diikuti isim majrur atau dikenal dengan syibhul jumlah jar-majrur
Contoh:

مِنَ السُوْقِ – جَرٌّ وَ مَجْرُوْرٌ (dari pasar)
2. Zhorof yang diikuti isim majrur atau dikenal dengan syibhul jumlah zhorof-majrur
Contoh:

أمَامَ المَنْزِلِ – ظَرْفٌ وَ مَجْرُوْرٌ (di depan rumah)
****************************
Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il

Contoh:
ذَهَبَ زَيْدٌ = Zaid telah pergi
رَجَعَ عَلِيٌّ = Ali telah pulang
Unsur-unsur dalam jumlah fi'liyyah yakni:
1. Subyek yang disebut Faa'il
2. Predikat yang disebut Fi'il (verb/kata kerja)
3. Obyek yang disebut Maf'ul Bih
4. zhorof-majrur

Pada jumlah fi'liyah kombinasi zhorof-majrur tidak lazim dikatakan sebagai syibhul jumlah.

MATERI XII
MACAM –MACAM DHOMIR

A .DHOMIR

                  Dhomir adalah tiap isim yang dibuat untuk mewakili mutakallimin (si pembicara atau orang pertama), mukhathab (yang diajak berbicara atau orang kedua), ghaib (yang tidak ada di tempat atau orang ketiga).
B. Fungsi Dhomir
            Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.
C. Macam-Macam Dhomir
1.    Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita katakan bahwa  Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan. Contohnya: huruf Yaa’ pada kata اِبْنِيْ (Anakku) dan huruf Kaaf pada kata أَكرَمَكَ (Ia memuliakanmu). Dhomir-dhomir seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.
2.    Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf Contoh: أَناَ (Saya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: أَنَا مُؤْمِنٌ (Saya seorang mu’min) atau bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: مَا قَامَ إِلاَّ أَنَا (Tidak ada yang berdiri kecuali saya).
3. Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir أَنْتَ ( Kamu ) dalam kata قُمْ (Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah أَنْتَkarena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.



MATERI XIII
ISIM INNA WA AKHWATUHA

A. ISIM INNA WA AKHWATUHA
            Inna dan saudaranya adalah kalimah harf yang berfungsi menashabkan mubtada yang sekaligus sebagai isimnya, dan merafa’kan khabar yang sekaligus sebagai khabarnya.
Adapun saudaranya Inna antara lain:
1. إِنَّ dan  أنَّ  Menyatakan “ta’kid”, yaitu menyatakan kepastian tanpa keraguan , bisa diartikan dalam bahasa indonesia dengan kata memang, pasti, tentu, sungguh atau yang lainnya
2. كَأَنَّ Menyatakan “tasybih”, yaitu menyerupakan:  seperti, bagaikan, seolah-olah, dan seakan-akan
3. لَكِنَّ Menyatakan “istidrag”, yaitu yang mempertentangkan dua sesuatu yang bertentangan: tetapi, namun.
4. لَيْتَ Menyatakan at-tamanni, yaitu harapan yang mustahil tercapai atau pengadaian:  andaikan, seandainya, dan andaikata.
5. لَعَلَّ Menyatakan at-tarajji, yaitu harapan yang mungkin saja terjadi:  mudah-mudahan, semoga, dan moga-moga.

Khobar inna wajib didahulukan apabila dalam keadaan sebagai berikut:
a.Isim inna berupa isim nakirah dan khabarnya berupa syibhul jumlah. 
b.Isim Inna mengandung dhamair yang kembali kepada khabar.

                                                           
                                                            MATERI XIV
                                                ISIM KANA WA AKHWATUHA

A. ISIM KANA WA AKHWATUHA
Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.
Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan, yakni
1. Bisa berarti terus menerus (istimror).
2. Bisa berarti menjadi.
3. Bisa berarti madhi (dulu)
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah
1. Sebagai fungsi waktu.
أَصْبَحَ (waktu subuh), أَضْحَى (waktu dhuha)
2. Sebagai fungsi untuk meniadakan. لَيْسَ (bukan/tidak)
3. Sebagai fungsi perubahan. صَارَ (menjadi)
4. Sebagai fungsi terus menerus. مَانْفَكَّ(senantiasa)
5. Sebagai fungsi jeda waktu. مَادَامَ (selama)


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda