MAKALAH Administrasi Kurikulum
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Salah
satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah
aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,
sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang
bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang
pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap
dalam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.
Salah
satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan
bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah
perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang
dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan
dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pentingnya Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan
2. Bagaimana
Fungsi Administrasi Kurikulum Dalam Pendidikan
3. Apa Komponen Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan
4. Apa
itu Kegiatan-kegiatan
Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan
5. Bagaimana
Pelaksanaan Kurikulum
6.
Apa Landasan Perencanaan Kurikukum
7.
Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam
Administrasi Kurikulum
C.
TUJUAN MASALAH
1. Untuk
mengetahui Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan
2. Untuk
mengetahui Fungsi Administrasi Kurikulum Dalam Pendidikan
3. Untuk
mengetahui Komponen Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan
4. Untuk
mengetahui Kegiatan
Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan
5. Untuk
mengetahui Pelaksanaan
Kurikulum
6. Untuk
mengetahui Perencanaan Kurikukum
8.
Untuk mengetahui Peran Kepala Sekolah
dalam Administrasi Kurikulum
BAB
II
PENTINGNYA
ADMINISTRASI KURIKULUM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
A.
Pentingnya Administrasi Kurikulum Dalam
Lembaga Pendidikan
Administrasi
kurikulum dalam lembaga pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan
efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pada tingkat sekolah
apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program
pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya pengelolaan atau
manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar
mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan
kegiatan yang di laksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa
diarahkan pada suksesnya PBM.
Administrasi dalam
pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan
kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi,
mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi
yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok
yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting
system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan
merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar
dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga
pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk
melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat
memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk
pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat
memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat
yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai
propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk
melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada
masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk
perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah
sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang
selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu,
perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan
sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar
sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa
yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat menengah
hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan.
Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya,
dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi
tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan
pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
Maka dari itu, semua pemaparan di atas menjadi motivasi untuk saya dalam
menekuni kuliah di jurusan Administrasi Pendidikan, guna meraih cita-cita saya yaitu
ingin meningkatkan sistem pendidikan di negara kita kearah yang lebih baik lagi
dan tentunya guna mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.
B.
Unsur-Unsur Pokok Administrasi Dalam
Dunia Pendidikan
unsur–unsur
pokok dalam administrasi seperti telah di kemukakan terdahulu,
jelas bahwa bidang–bidang yang tercakup di dalam proses kegiatan lembaga administrasi pendidikan itu luas.
Secara terperinci bidang garapan
administrasi pendidikan adalah sebagai berikut :
1.
Administrasi tata laksana sekolah,
meliputi :
a) Organisasi
dan struktur pegawai tata usaha
b) Organisasi
dan anggaran belanja keuangan sekolah, Masalah kepegawaian, Masalah
perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan,
c) Korespondensi
/ surat–menyurat
d) Laporan–laporan
(bulanan, kuartalan, dan tahunan), Masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan,
dan pemberhentian pegawai
e) Pengisian
buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya.
2.
Administrasi Murid, meliputi:
a) Organisasi
dan perkumpulan murid
b)
Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
c) Penilaian
dan pengukuran kemajuan murid
d)
Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
3.
Supervisi pengajaran, meliputi:
a) Usaha
membangkitkan semangat guru dan pegawai
b) Usaha
mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru
c) Usaha mengembangakan kerja sama antara guru,
murid,dan pegawai
d) Mengusahakan
cara-cara menilai hasil pendidikan
e) Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman
guru-guru
f)
Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi:
·
Mempedomani dan merealisasikan apa yang
tercantum dalam kurikulum sekolahyang bersangkutan.
·
Menyusun dan melaksanakan organisasi
kurikulum.
·
Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti
begitu saja tanpa perubahan.
g) Pendidikan
dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi:
·
Cara memilih letak dan menentukan luas
tanah yang di butuhkan.
·
Mengusahakan, merencanakan dan
menggunakan biaya pendirian sekolah.
·
Menentukan jumlah ruang dan luasnya.
·
Cara-cara penggunaan gedung dan
fasilitas sekolah.
·
Alat-alat perlengkapan
·
Kondisi masyarakat sekitar sekolah
Administrasi dalam
pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan
kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi,
mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi
yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok
yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting
system).
Administrasi suatu
lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses
belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting
pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku
pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru
disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan
sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua
tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk
tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan
sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk
melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada
masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk
perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang
terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif
tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data
dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan
dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih
akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan
mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan
tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai
yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah
yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru
dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas
administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di
tingkat sekolah.
D.
Fungsi Administrasi Kurikulum Dalam
Pendidikan
Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum agar perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan
optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun
komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari administrasi kurikulum di antaranya
sebagai berikut:
1.
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber
maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana
dan efektif.
2.
Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya
melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.
3.
Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4.
Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan
terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.
5.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain
yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping
itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang
efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam
kegiatan pengelolaan kurikulum.
6.
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum,
kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan masyarakat,
khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di sesuaikan
dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
E.
Komponen Kurikulum Dalam Lembaga
Pendidikan
Mengingat bahwa
fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan,
kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung
operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling
berkaitan , berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.
Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaiti:
Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaiti:
1.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita
bentuk dengan kurikulum tersebut.
2.
Pengetahuan (knowledge),
informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman
dari mana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
3.
Metode dan cara-cara mengajar yang di
pakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka
kea rah yang dikahendaki oleh kurikulum.
4.
Metode dan cara penilaian yang
dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang
direncanakan kurikulum tersebut.
F.
Kegiatan-kegiatan Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga
Pendidikan
Kegiatan administrasi dititikberatkan pada usaha-usaha
pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya.
Kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting disini
dapat disebutkan dua hal yaitu sebagai berikut :
a. Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru
b. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar
1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Kegiatan yang
berhubungan dengan tugas guru ini yaitu meliputi :
a.
Pembagian tugas pengajar dan tugas piket.
b.
Pengaturan bimbingan guru terhadap siswa.
c.
Penyusunan satuan pelajaran.
d.
Penyusunan program kegiatan mgbs (majelis guru bidang studi) dan
pelaksanaannya dalam rangka peningkatan kemampuan tugas profesionalnya.
e.
Pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler.
f.
Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
2.
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
belajar-mengajar
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar ini
yaitu meliputi :
a)
Penyusunan jadwal pelajaran.
b)
Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur wulan,
semesteran, tahunan).
c)
Pengisian daftar kemajuan murid.
d)
Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
e)
Laporan hasil evaluasi.
f)
Kegiatan bimbingan penyuluhan.
3.
Kegiatan yang menyangkut Siswa
a)
Menentukn jumlah dan syarat siswayang akan diterima.
b)
Perencanaan untuk pengarahan dan pelayanan siswa dalam menyelesaikan suatu
program.
c)
Merencanakan yang melaksanakan peraturan kenaikan kelaslas bagi .
d)
Menentukan kelas bagi siswa yang diterima dan naik kelas.
e)
Pencatatan segala sesuatu mengenai
kegiatan siswa dan hasilnya disekolah.
G.
Pelaksanaan Kurikulum
Sebagai salah satu
batasan pengertian yang di maksud dengan pelaksanaan kurikulum adalah
pelaksanaan mengajar mengajar di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan
di sekolah. Dalam pelaksanaan mengajar di kelas, guru menyempatkan perhatian
hanya pada interaksi proses belajar mengajar. Namun demikian, fisik, ruangan
dan aktivitas kelas tidak luput dari perhatiannya, justru sudah di mulai
semenjak memasuki ruangan belajar. Oleh karena itu, selama guru berada dalam
kelas terbagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan pelajaran,
dan tahap penutupan.
1.
Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar, yang di kerjakan antara lain.
a)
Mengucapkan “Selamat pagi” dan meletakkan alat-alat mengajar di meja
b)
Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang
mengganggu prose belajar-mengajar, misalnya jendela belum di buka, papan tulis
yang belum di bersihkan, terdapat gambar miring, kapur tulis berantakan dan
lain sebagainya.
c)
Melakukan absensi
d)
Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak ada lagi
barang-barang atau buku lain yang di pegang siswa.
2.
Pelaksanaan Pelajaran
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah
kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi
langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan
pelajaran terbagi menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu :
1)
Pendahuluan yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian untuk masuk
ke pokok bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi atau mengajukan
pertanyaan yang harus dijawab siswa atau menyuruh siswa untuk bercerita tentang
bahan yang akan di terangkan dan lain sebagainya.
2)
Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjadi di mana
selama guru dan siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
3)
Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan
pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan: membuat ringkasan,
mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif, memberikan tugas rumah dan
sebagainya.
3.
Penutupan
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang
terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi
yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu.Penutupan pelajaran
dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat
pulang” dan lain sebagainya. Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru
pada waktu pelaksanaan pelajaran ada dua, yaitu mengisi buku kelas atau buku
kemajuan kelas dan mencatat kesulitan siswa yang disebut buku bimbingan belajar.
1.
Pengisian Buku Kemajuan Siswa
Buku kemajuan siswa atau sering juga disebut buku kelas
adalah buku yang digunakan untuk mencatat kemajuan pelaksanaan pelajaran. Buku
ini bisa diletakkan dimeja guru dan diisi oleh guru atau siapa yang di tunjuk
tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pelajaran.
2.
Pengisian Buku Bimbingan Belajar
Buku bimbingan belajar ini diisi oleh guru pada waktu
sedang mengajar, yang di catat adalah hal-hal mengenai kesulitan perseorangan atau
kelompok maupun klasikal serta pemecahan yang telah dicobakan. Catatan ini
penting sekali untuk memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan datang
apalagi untuk kasus yang serupa.
Sebagus apupun desain atau rancangan kurikulum yang
dimiliki keberhasilannya sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang
sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang tinggi hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum
yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah.
Sukmadinata (2007:219) menegaskan beberapa hal yang harus
dimiliki oleh setiap guru dalam pelaksanaan kurikulum antara lain, yaitu
:
a) Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai
dalam kurikulum.
b) Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut
menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik.
c) Kemampuan untuk menterjemahkan tujuan-tujuan khusus
kepada kegiatan pembelajaran
Di samping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang guru
juga harus memiliki sepuluh kompetensi dalam mengajar, yaitu :
·
Menguasai bahan
·
Mengelola program belajar-mengajar
·
Mengelola kelas
·
Menggunakan media atau sumber belajar.
·
Menguasai landasan pendidikan
·
Mengelole interaksi belajar-mengajar.
·
Menilai prestasi belajar mengajar
·
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling.
·
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
·
Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kurikulum ini
yaitu:
o
Bagian yang berkenaan tujuan yang ingin dicapai.
o
Bagian yang berisi pengetahuan informasi data aktivitas-aktivitas dan
pengalaman-pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan kurikulum yang
isinyamata pelajaran yang kemudian dimasukkan kedalam silabus.
o
Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut.
o
Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan pengukuran dan
hasil mata pelajaran tertentu.
H. Landasan
Perencanaan Kurikukum Dalam Lembaga Pendidikan
Perencanaan kurikulum
pendidikan harus mengasimilasi dan mengorganisasi informasi dan data secara
intensif yang berhubungan dengan pengembangan program lembaga atau sekolah.
Informasi dan data yang menjadi area utama adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan
Sosial
Perubahan sistem pendidikan di
Indonesia sangatlah dinamis. Pendidikan kita menggunakan sistem terbuka
sehingga harus selalu menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika social yang
terjadi di masyarakat, baik itu sistem politik, ekonomi, social, dan
kebudayaan. Proses pendidikan merupakan sebuah perjalanan sejarah di dalam suatu
Negara yang selalu menerapkan mekanisme adaptasi untuk perubahan ke arah
yang lebih baik. Kekuatan yang lain pada satuan pendidikan dan perencanaan
kurikulum adalah perubahan nilai struktur dari masyarakat itu sendiri.
2. Perlakuan
Pengetahuan
Perencana dan pengembangan kurikulum,
umumnya bereaksi terhadap keberadaan data dan informasi yang berhubungan dengan
pembelajaran. Di sekolah tradisional biasanya struktur informasi lebih dari
informasi itu sendiri. Pertimbangan lainnya untuk perencana kurikulum yang
berhubungan dengan perlakuan pengetahuan adalah di mana individu belajar aktif
untuk mengumpulkan dan mengolah informasi, mencari fakta dan data, berusaha
belajar tentang sikap, emosi, perasaan terhadap pembelajaran, proses informasi,
memanipulasi, menyimpan, dan mengambil kembali informasi tersebut untuk di
kembangkan dan digunakan dalam kegiatan merancang kurikulum yang di sesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Pertumbuhan
dan Perkembangan Manusia
Landasan ketiga dalam perencanaan
kurikulum adalah informasi yang berhubungan dengan perkembangan manusia.
Data-data ini penting seperti kegiatan sekolah yang selalu menyediakan untuk
pengembangan program sekolah baru, lebih awal anak belajar pendidikan
khusus, pendidikan alternative, dan pendidikan akselerasi. Umumnya penting
untuk dipahami tentang pola-pola dari pertumbuhan dan perkembangan karena para
guru di tuntut untuk merencanakan kurikulum atau program pembelajaran yang
berkenaan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kontribusi untuk memahami
perkembangan manusia telah menyeluruh di dunia ini sebagai informasi tentang
perkembangan manusia yang diakumulasikan ke sekolah. Pemikiran ini timbul
sebagai usaha untuk mengorganisasi informasi dan data. Interpretasi tentang
pengetahuan perkembangan dasar manusia untuk membedakan dalam teori
pembelajaran yang di kemukakan oleh perencana kurikulum.
I.
Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam
Administrasi Kurikulum
Tugas dan peran kepala sekolah yang
berkenaan dengan administrasi kurikulum di antaranya sebagai berikut:
1) Menyusun
perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaaN.
2) Mengembangkan
organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3) Memimpin
sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah
secara optimal.
4) Mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang
efektif.
5) Menciptakan
budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik.
6) Mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7) Mengelola
sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
8) Mengelola
hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide,
sumber belajar, dan pembinaan sekolah/madrasah.
9) Mengelola
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
11) Mengelola
keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
12) Mengelola
ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah.
13) Mengelola
unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
14) Mengelola
sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
15) Memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi kepentingan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah.
16) Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
J.
Operasional Administrasi Kurikulum
Secara operasional
kegiatan Administrasi/manajemen kurikulum itu dapat meluiputi 4 kegiatan pokok,
yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh
civitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan.
1.
Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas
Guru/Pengajar
a)
Pembagian tugas guru yang dijabarkan
dari struktur program pengajarannya dann ketentuan tentang beban mengajar
bwaajib bagi guru. Sebagai guru yang berstatu PNS umumnya wajib bertugas:
·
Hari senin sampai kamis,
Mulai jam 07.00
sampai 14.00 = 4 x 7 jam = 28 jam
·
Khusus hari jum’at,
Mulai jam 07.00
sampai 11.00 = 1 x 4 jam = 4 jam
·
Kusus pada hari sabtu,
Mulai juam 07.00
sampai 12.30 = 1 x5,5 jam = 5,5 jam +
Jumlah 37,5 jam
Berdasarkan beban
tugas maksimum seorang guru yang 24 jam pelajaran per minggu itu dapatlah
digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah guru untuk m,asing-masingbidang
studi/mata pelajaran dan jumlah seluruh guru yang dibutuhkan, misalnya :
Berdasarkan struktur
program [engajaran SMP dimana pendidikan agama 2 jam pelajaran per minggu di
kelas I, II, III, maka dengn enam kelas paralelnya dibutuhkan guru agama 2 x 6
x 3 = 1 stengah (dibulatkan) menjadi perlu dua orang guru agama.
b) Tugas
guru dalam mengikuti jadwal pelajaran
Ada 3 jenis jadwal pelajaran
untuk guru yaitu :
1.
Jadwal pelajaran kurikuler,
kokurikuler, dan ekstra kulikuler
·
Jadwal pelajran kurikuler disusun
secara edukatif oleh guru/tim guru dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
akademik
·
Jadwal pelajaran kokurikuler disusun
secara strategic sesuai situasi dan kondisi individual/kelompok peserta
didik/siswa sehingga seperti tugas-tugas PR benar-benar dapat meningkatkan
pemahaman, keterampilan, serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan
efisien.
·
Jadwal pelajaran ekstra kulikuler
disusun di luar jam pelajaran kurikuler dan program kokulikuler, biasanya
bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat, minat, serta prestasi seperti seni
tari, seni music, cinta alam, palang merah remaja, dokter kecil, koperasi,
pramuka, serta penunjangPMB lainnya.
2.
Jadwal pelajaran yang tatap muka
·
Jadwal pelajaran tatap muka dalam kelas
yang dibatasi empat dinding atau kelas yang berupa lapangan olahraga, pasar,
lalu lintas, dan sebagainya.
·
Bagaimana cara mengajarkannya, yaitu
gaya yang ditampilkan oleh guru untuk menyampaikan konten pembelajaran kepada
peserta didik. Seorang guru harus mengadministrasikan gaya yang diperlihatkan
sehingga pesan atau konten pembelajaran dapat ditransfer dengan sempurna
·
Bagaimana menilai bahwa tujuannya telah
tercapai, sebuah aktivitas penilaian yang dilakukan oleh guru untuk melihat
secara umum tingkat pemahama peserta didik tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Menevaluasi
hasil pengajaran/belajar
Evaluasi adalah sarana untuk menentukan
pencapaian tujuan pendidikan dan proses pengembangan ilmu sesuai dengan yang
diharapkan. Tampaklah bahwa ada hubungan timbal balik antara evaluasi, tujuan
pendidikan dan PBM yang satu sama lain
merupakaan mata rantai dalam sebuah aktivitas yang tiada terputuskan dan
dipisahkan antara yang satu sengan yang lainnya. Kegiatan evaluasi hasil
belajar merupakan kegiatan pengukuran terhadap tingkat keberhasilan pengelolaan
kegiatan mengajar. Dengan demikian maksud pelaksanaan evaluasi hasil belajar
dengan menggunkan bahan dan cara tertentu agar memperoleh hasil yang seobjektif
mungkin.
Dalam evaluasi kegiatan belajar
mengajar dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu :
·
Evaluasi formatif
·
Evaluasi formatif bagi pengajaran
·
Evaluasi sumatif
2. Kegiatan
Yang Berhubungan Dengan Tugas Eserta Didik/Siswa
Kegiatan-kegiatan peserta didik demi
suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh
pihak sekolah yang berkolaborasi dengan seluruh wargaa sekolah secara pedagogis
beserta jadwal tes/ulaangan/ujian, olahraga, kegiatan ekstrakulikuler dan jadwal
kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi mensukseskan
hasil studinya. Seorang pelajar/mahasiswa yang studi aktif dan kreatif biasanya
menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi/rileks, tugas, sosial,
membaca Koran dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan kegiatan PBM,
seluruh kegiatan-kegiatan dirancang sedemikian rupa agar lebih kelihatan
menyenangkandan harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis peserta
didik. Sebagai sebuah contoh adalah untuk mata pelajaran oahraga, maka sangat
naïf apabila dilaksanakan pada siang hari, sebaiknya pelajaran ini diberikan
pada paagi hari dengan berbagai mcam pertimbangan tingkat kekuatan ntubuh siswa
yang berbeda-beda. Seluruh rangkaian kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakn
dilihat manfaat daan mudoratnya masing-masing.
3. Kegiatan
Yang Berhubungan Dengan Seluruh Civitas
Kegiatan ini
merupakan pedoman sinkronasi segala kegiatan sekolah, yng kulikuler, ekstra
kulikuler, akademik/nonakademik, hari-hari kerja, libur, karya wisata,
hari-hari besar nasional/agama, dan sebagainya. Kegiatan ini dalah sebuh
kegiatan yang akan melibatkan pihak-pihak terkait sehingga terjalin sebuah
bentuk kerja sama yng harmonis antara peserta didik dengan para guru, para guru
dengan personalia lainnya dan pesert didik dengan personalia lainnya.
4.
Kegiatan-Kegiatan Penunjang
Pembelajaran
Disamping ketiga
kegiatan pokok tersebut diatas, nampaknya masih perlu diketengahkan
kegiatan-kegiatan penunjang pembelajaran untuk dibahas, yaitu bimbingan
penyuluhan (BP), unit kesehatan sekolah (UKS), ruangan/lapangan olahraga, dan
perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya PBM, maka beberapa kendala PBM
perlu diatasi, yaitu faktor kesehatan fisik, dan faktor kelengkapan bahan
bacaan dan lain sebagaainya.
Pendekatan
manajeril/pengelolaan terhadap kurikulum adalah dengan mempertimbangkan sekolah sebagai sistem sosial, menggunakan
teori organisasi bahwa di dalamnya ada sekelompok orang sebagaimana adanya
siswa, guru-guru, ahli kurikulum administrator yang berinteraksi mengacu kepada
norma-norma dan perilaku. Dalam hal ini administrator adalah orang yang
melaksanakan dengan rencana kurikulum dalam istilah program, skedul, ruang,
sumber daya, dan peralatan, personil serta departemen/seleksi, pengaturan,
komunikasi, dan supervise orang dan melibatkan dalam keputusan kurikulum. Hal
yang dipertimbangkan adalah membentuk
panitia, kelompok, proses hubungan manusia, gaya kepemimpinan dan metode,
serta pembuatan keputusan
Bab
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa
Latin yaitu curricular yang berarti
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Serta dalam bahasa Perancis,
istilah kurikulum berasal dari kata courier
yang berarti berlari. Sehingga urikulum berarti suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis start
sampai dengan garis sampai dengan garis finish
untuk memperoleh medali atau
penghargaan. Jarak yang ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program
sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian dalam
pengertian sempit kurikulum diartikan dengan sejumlah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Dan dalam pengertian
luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan kepada
peserta didik, selama mereka mengikuti pendidikan dan pembelajaran di sekolah
atau lembaga pendidikan tertentu.
Secara
terminologi menurut Soedijarto, kurikulum berarti segala pengalaman dan kegiatan
belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para
siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi
suatu lembaga pendidikan. Dan menurut SK Menteri P dan K No. : 008 c/u/1975,
lampiran I kurikulum diartikan sebagai sejumlah pengalaman belajar yang
diberikan (di bawah tanggung jawab sekolah) dalam usaha untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan tertentu.
Kegiatan administrasi dititikberatkan pada usaha-usaha
pembinaan situasi belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin
kelancarannya. Dan kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting disini dapat
disebutkan dua hal yang terdiri dari kegiatan yang amat erat kaitannya dengan
tugas guru, dan kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar.
Dan pelaksanaan administrasi kurikulum diantaranya, yaitu
persiapan yang berupa tahap kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai
mengajar, lalu pelaksanaan yang berupa tahap kegiatan mengajar sesungguhnya
yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai
pokok bahasan yang diajarkan, lalu penutupan yang terjadi di kelas setelah guru
selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya
untuk pertemuan itu.Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis,
pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain sebagainya.
1 Komentar:
terimakasih
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda