Sabtu, 22 Juli 2017

MAKALAH MENGENAI Puskesmas




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Puskesmas sebagai institusi pemberi pelayanan harus mampu merespon tuntutan yang berkembang agar mampu bersaing dengan institusi pemberi pelayanan yang lain. Untuk memenangkan persaingan puskesmas harus mampu memberikan kepuasan kepada pasien, misalnya dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan harganya lebih murah dari pada pesaingnya (Supranto, 2001).
     Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di pelosok tanah air, untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu serta puskesmas keliling, kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Peningkatan jumlah puskesmas ditandai dengan peningkatan rasio puskesmas dari 3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2003 menjadi 3,65 per 100.000 penduduk pada tahun 2007 (Depkes RI, 2008).
       Keperawatan sering disebut juga ujung tombak dari pelayanan yang ada di rumah sakit maupun puskesmas rawat inap sebagai pelaksana asuhan keperawatan, perawat selama 24 jam berada di dekat klien, sehingga perawat memegang peranan yang cukup dominan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pasien. Pelayanan keperawatan bersifat komprehensif, mencakup pelayanan bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual. Dalam kepuasan hal terpenting adalah persepsi pelanggan, bukan hal-hal yang aktual seperti dipikirkan produsen atau pemberi jasa, sehingga masyarakat sering menilai baik buruknya pelayanan di instalasi rawat inap tergantung bagaimana kinerja dari perawat (Nursalam, 2002).
       Perawat sebagai salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, organisasi tempat para perawat bekerja senantiasa mengusahakan peningkatan kualitas profesionalisme mereka. Tugas pokok seorang perawat adalah merawat pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Perawat dalam pelayanan kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dan paling banyak berintraksi dengan klien, pelayanan keperawatan menjadi salah satu tolak ukur pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena perawat yang melaksanakan tugas perawatan terhadap klien secara langsung (Rudyanto, 2010).
       Perawat mepakan profesi yang difokuskan pada perawatan individu keluarga dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati (Aripuddin, 2014). Salah satu hal yang dilakukan perawat dalam menjaga kerjasama yang baik dengan klien dalam membantu memenuhi kebutuhan kesehatan, maupun dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi masalah klien adalah dengan berkomunikasi. Dengan berkomunikasi perawat dapat mendengarkan perasaan klien dan menjelaskan prosedur tindakan keperawatan (Mundakir, 2013).
       Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi teraupetik perawat yang merupakan komunikasi profesional. Komunikasi teraupetik ini sendiri memegang peranan penting dalam membantu pasien memecahkan masalah yang dihadapi. Karena bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan disebut komunikasi (Suryani 2005).
       Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. Dengan demikian kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Dapat dibuktikan bahwa pasien atau masyarakat mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang diselenggarakan cendrung mematuhi nasihat, setia, atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati (Pohan, 2006). Pasien bisa dikatakan puas jika apa yang ia terima lebih besar dari pada apa yang ia harapkan ( Cahyono, 2008).
       Tingkat kepuasan pasien tergantung pada mutu pelayanan yang diberikan Puskesmas kepada pasien (Supranto, 2001). Ada tiga tingkat kepuasan, bila penampilan kurang dari harapan pasien tidak dipuaskan. Bila penampilan sebanding dengan harapan, pasien puas. Apabila penampilan melebihi harapan, pasien amat puas atau senang (Wijono, 2002). Perawat sebagai petugas yang selalu berhubungan dengan pasien harus memiliki banyak keterampilan, salah satunya adalah keterampilan interpersonal yaitu keterampilan dalam berkomunikasi dengan pasien.
       Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku yang memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya (Potter dan Perry, 2005). Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara teraupetik(menyembuhkan) tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percayadengan klien, mencegah terjadinya masalah ilegal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit.
       Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi teraupetik, komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003) Komunikasi teraupetik merupakan komunikasi yang mempunyai efek penyembuhan. Karena komunikasi teraupetik merupakan salah satu cara untuk memmberikan informasi yang akurat dan membina hubungan saling percaya terhadap klien, sehingga klien akan merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Apabila perawat dalam berintraksi dengan klien tidak memperhatikan sikap dan teknik dalam komunikasi teraupetik dengan benar dan tidak berusaha untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi teraupetik, maka hubungan yang baik antara perawat dengan klien pun akan sulit terbina (Anggraini, 2009).
       Komunikasi teraupetik diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk meningkatkan rasa ssaling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan mengganggu hubungan teraupetik yang berdanpak pada ketidakpuasan pasien. Pasien akan merasa puas ketika kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2007)
Komunikasi teraupetik merupakan cara yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia dan bermanfaat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di puskesmas, sehingga komunikasi harus dikembangkan secara terus-menerus (Kariyo, 1998). Seorang perawat professional selalu berusaha untuk berperilaku teraupetik, yang berarti bahwa setiap intraksi yang dilakukannya memberikan danpak teraupetik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.
       Tahapan interaksi komunikasi teraupetik yakni tahap pra interraksi, tahap orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi (Stuart & sunden, 1989). Penggunaan komunikasi teraupetik yang efektif dengan memperhatikan pengetahuan, sikap, dan cara yang digunakan oleh perawat sangat besar pengaruhnya terhadap usaha mengatasi berbagai massalah psikologis klien.
       Komunikasi teraupetik klien akan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan apa yang akan dilakukan selama dipuskesmas maupun di Rumah sakit, sehingga perasaan dan pikiran yang menimbulkan masalah psikologis klien dapatb teratasi, seperti kecemasan, ketakutan, Menurut nurjannah (2001), mampu teraupetik berarti seorang perawat yang mampu melakukan atau mengkomunikasikan perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi penyembuhan klien.
       Puskesmas penanggalan Kota Subulussalam adalah suatu puskesmas yang terletak di daerah yang jauh dari rumah sakit, dimana pelayanan kesehatannya sangat dibutuhkan khususnya masyarakat di daerah tersebut maupun daerah sekitar. Data kunjungan pasien di ruang rawat inap puskesmas penanggalan Kota Subulussalam dalam tiga tahun terakhir  tercatat tahun 2014 jumlah 1065, APS, APS 104, rujuk 77, Tahun 2015 jumlahnya 1028, APS 108, rujuk 128. Tahun 2016 jumlahnya 614, APS 71, rujuk 99 (Rekam Medik Puskesmas Penanggalan, 2016).
       Puskesmas penanggalan Kota Subulussalam adalah puskesmas yang memiliki ruang rawat inap. Karena letaknya jauh dari Rumah Sakit rujukan maka Puskesmas Penanggalan ini dilengkapi dengan ruang rawat inap. Dengan adanya puskesmas rawat inap ini, bertujuan agar masyarakatnya dapat lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berada di puskesmas.
       Wawancara terhadap 15 orang pasien yang diwawancarai di puskesmas penanggalan Kota Subulussalam mengenai kepuasan pasien terhadap komunikasi teraupetik perawat, 7 orang menyatakan puas terhadap komunikasi teraupetik perawat, 6 orang menyatakan kurang puas dengan komunikasi teraupetik perawat, dan 2 orang menyatakan tidak puas dengan komunikasi teraupetik perawat. Pasien mengatakan mereka lebih tenang dan merasa lebih dekat pada perawat-perawat yang menggunakan komunikasi dengan baik, bersikap ramah. Pasien yang tidak puas mengatakan ketidakpuasannya disebabkan oleh masih adanya perawat yang kurang ramah, judes, kurang perhatian, dan tidak komunikatif.
       Berdasarkan masalah yang terjadi diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat dengan kepuasan Pasien di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam.
1.2. Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang  yang telah di uraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam ?

1.3.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan komunikasi teraupetik perawat dengan kepuasan pasien di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam.
1.3.2 Tujuan Khusus
a.       Mengidentifikasi komunikasi teraupetik perawat di puskesmas penanggalan Kota Subulussalam.
b.      Mengidentifikasi kepuasan klien di puskesmas penanggalan Kota Subulussalam.
c.       .Mengetahui hubungan komunikasi teraupetik perawat dengan kepuasan klien di puskesmas penanggalan Kota Subulussalam.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi peneliti dan profesi perawat, dalam memberikan tindakan perawatan kepada pasien melalui komunikasi teraupetik sesuai dengan standart operasional kepuasan klien.
1.4.2. Puskesmas Penanggalan
     Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan terutama untuk pendidikan kesehatan berupa komunikasi teraupetik berhubungan dengan kepuasan klien di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam.
1.4.3. Bagi Ilmu Keperawatan
     Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam meningkatkan pengetahuan dan pengalaman ilmu keperwatan serta mengembangkan wawasan serta sebagai tambahan informasi dalam komunikasi teraupetik dengan kepuasan klien..
1.4.4. Peneliti selanjutnya
     Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi peneliti berikutnya yang terkait dengan komunikasi teraupetik perawat kepada klien di puskesmas, guna meningkatkan kepuasan klien dalam menerima perawatan dan pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam.

1 Komentar:

Pada 4 April 2021 pukul 19.13 , Blogger Unknown mengatakan...

bab selanjutnya dimana ya kak?

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda