MAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dunia pendidikan sebagai ruang bagi peningkatan kapasitas anak
bangsa haruslah dimulai dengan sebuah cara pandang bahwa pendidikan adalah
bagian untuk mengembangkan potensi, daya piker dan daya nalar serta
mengembangkan kreatifitas yang dimiliki. Pendidikan merupakan suatu wadah atau
tempat peserta didik memperoleh ilmu, melalui pendidikan peserta didik dapat
menumbuhkan, mengembangkan dan menggali potensi yang ada dalam dirinya.
Guru sebagai orang yang sangat berperan dalam dunia pendidikan
dapat berperan dalam menangani untuk memperkecil permasalahan pemanasan global
dengan melalui mekanisme perubahan prilaku belajar sejak dini untuk bersikap
bijaksana terhadap lingkungan melalui pendidikan lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah prilaku dan sikap
yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang
nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat
menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
keselamatan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan
datang.
Pendidikan lingkungan dapat mempermudah pencapaian keterampilan
tingkat tinggi seperti berfikir kritis, berfikir kreatif, berfikir secara
integrative dan memecahkan masalah.[1]
Tujuan Pendidikan lingkungsn hidup adalah mewyjudkan manusia yangb bewawasan
lingkungan, maka metoda yang digunakan harus lebih dahulu membidik bagaimana
membangkitkan rasa akan pentingnya memiliki wawasan lingkungan.
Penyelesaian terhadap krisis-krisis lingkungan tidak sekedar
melalui pendekatan teknis saja, tetapi juga melalui pendekatan moral yang
disampaikan oleh guru pada bidang studi
yang diajarkannya. Dengan membangun moral yang baik, akan menjadi modal utama
bagi manusia untuk berprilaku etis dalam mengatur hubungan antara dirinya
dengan alam semesta. Penanaman fondasi pendidikan lingkungan sejak dini menjadi
solusi utama yang harus dilakukan, agar generasi muda memiliki bekal pemahaman
tentang lingkungan hidup yang kokoh. Pendidikan
lingkungan hidup dihatrapkan mampu menjembatani dan mendidik manusia agar
berperilaku bijak.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Pengertian PKLH dalam pendidikan?
b. Apa Peran pklh dalam pendidikan?
c. Apa Urgensi PKLH Dalam
Pendidikan?
d. Apa Faktor-faktor Yang
Mendukung PKLH Dalam Pendidikan?
e. Apa saja Keuntungn pklh dalam pendidikan?
C.
BATASAN MASALAH
Untuk
menjaga agar masalah tidak terlalu luas dan menyimpang maka beberapa hal perlu
dibatasi yaitu :
1.
Standar kompetensi yang dipilih pada
makalah ini adalah etika lingkungan. Kompetensi dasar yang dipilih adalah
menilai etika lingkungan.
2.
Kemampuan berfikir kritis yang
dikaji pada makalah ini meliputi kemampuan berfikir kritis kelompok dan
individu.
D.
TUJUAN
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui masalah-masalah
lingkungan yang terjadi di sekitar kita; dan
2.
Untuk mengetahui peranan PKLH dalam
menyelesaikan masalah lingkungan.
E.
MANFAAT
Manfaatnya adalah agar kita bisa bersikap lebih antusias terhadap
lingkungan hidup
kita. Dan
untuk mengetahui bagai mana cara menjaga lingkungan hidup kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PKLH DALAM PENDIDIKAN
Kata pendidik secara bahasa datang dari pedagogik
yaitu “pait” yang artinya anak serta “agogos” yang artinya menuntun, menuntun
anak. Sedang secara istilah pengerian pendidikan adalah satu sistem pengubahan
sikap serta prilaku seseorang atau kelompok da;lam usaha mendewasakan manusia
atau peserta didik lewat usaha pengajaran atau kursus.
Yang dimaksud dengan kependudukan adalah hal-hal
yang berhubungan dengan struktur, jumlah, jenis kelamin, umur, perkawinan, kehamilan, kelahiran, kematian dan lain-lain hingga ketahan yang
berhubungan dengan ekonomi sosial dan politik. Sedangkan yang dimaksud dengan
penduduk yaitu warga negara dan orang asing yang tinggal dinegara tersebut.
Lingkungan hidup adalah sesuatu yang berada diluar
makhluk hidup, atau sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang dapat
berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup.
Hubungan antara kependudukan dengan lingkungan
misalnya seperti populasi manusia yang ada di bumi secara perlahan-lahan terus
mengalami peningkatan jadi perlu di perhatiakn saat akan mengambil tindakan yang
ada hubungannya dengan lingkungan supaya berhati-hati sehingga nantinya tidak
merugikan lingkungan.
Adapun Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
(PKLH) adalah suatu program pendidikan untuk membina anak atau peserta didik
agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan prilaku yang merasional serta
bertanggung jawab pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
B. MENURUT PARA AHLI PENGERTIAN PKLH DALAM PENDIDIKAN
1.
[2]Menurut anonim (2007:14), Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi
lingkungan yang rusak menjadi baik. Memberikan pelatihan lingkungan kepada
mahasiswa akan menghasilkan masyarakat yang sadar akan betapa pentingnya
keadaan lingkungan yang seimbang untuk kehidupan yang sempurna. Namun
pendidikan lingkungan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, melainkan
membutuhkan proses untuk menciptakan sumber daya manusia yang peduli akan
lingkungan. Atas dasar itulah Pendidikan lingkungan harus diberikan sedini mungkin,
agar dapat mengurangi kerusakan lingkungan.
Sebagai contohnya adalah bencana kebakaran hutan dan pembukaan
lahan dengan cara membakar yang selalu terjadi dari tahun ke tahun, hal ini
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar kawasan hutan untuk
menjaga lingkungan dalam hal pembukaan lahan.
Ø Dengan adanya pendidikan lingkungan merupakan upaya memperkenalkan
siswa sekolah pada lingkungan sebenarnya yang sudah ada dalam program 5K,
Keindahan, Kerapian, Kebersihan, Kepribadian dan Keamanan (Nugroho, 2007:56)
Ø Sjarkowi (2005:11),
menyatakan bahwa untuk membangun kadar pemahaman yang seimbang tentang peran
aktif manusia ditengah pelestarian lingkungan hidup, dapat berkembang secara
optimal, khususnya terkait dengan cara sajian pelajaran dan suasana
pembelajaran. Disinilah pentingnya pendidikan lingkungan dapat diterapkan untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan.
C. PERAN PKLH DALAM PENDIDIKAN
Menurut menteri Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku
dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat
tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada
akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan akan dating.
Salah satu puncak perkembangan pendidikan lingkungan adalah dirumuskannya
tujuan pendidikan lingkungan hidup menurut UNCED adalah sebagai berikut:
Pendidikan lingkungan Hidup (environmental education – EE) adalah suatu proses
untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap
lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan
masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku,
motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara
kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan
mencegah timbulnya masalah baru [UN – Tbilisi, Georgia – USSR (1977 )dalam Unesco,1989.
Pendidikan lingkungan hidup memasukkan aspek afektif yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Pencapaian tujuan afektif ini biasanya sukar dilakukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu memasukkan metode-metode yang memungkinkan berlangsungnya klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai.
Pendidikan lingkungan hidup memasukkan aspek afektif yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Pencapaian tujuan afektif ini biasanya sukar dilakukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu memasukkan metode-metode yang memungkinkan berlangsungnya klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai.
D. URGENSI PKLH DALAM PENDIDIKAN
Kerusakan
lingkungan yang terjadi akibat adanya perubahan iklim dan pemanasan global
dapat diantisipasi dengan berbagai cara. Salah satunya melalui pendidikan.
Dunia pendidikan dapat dijadikan sasaran utama untuk menyampaikan informasi dan
pembelajaran mengenai kelestarian lingkungan dengan sistematika yang terencana.
Hal ini sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan
yang dimaksud dalam memahami fenomena lingkungan hidup adalah suatu pendidikan
yang dapat memupuk kesadaran lingkungan pada peserta didik melalui proses
pembelajaran didalam lingkup sekolah, sehingga pendidikan mengenai lingkungan
yang diajarkan tersebut akan menumbuhkan kemampuan seseorang untuk menyadari
hubungan antara aktifitas manusia dengan keadaan lingkungan sekitarnya untuk
menciptakan lingkungan yang lestari.
Pendidikan
lingkungan itu berada dalam koridor untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian
tentang lingkungan serta permasalahannya. Melalui pengetahuan, keterampilan,
sikap, motivasi dan komitmen untuk berkerja secara individu dan kolektif,
terhadap permasalahan dan mempertahankan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan.
Siswa
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan
dan sebagai subjek sekaligus objek di dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan
demikian kondisi psikis seperti kecerdasan (knowledge),
bakat (talent), minat (interest), motivasi (motivation), dan kepribadian (persolality) siswa sangat berkaitan
dengan pencapaian hasil belajarnya. Setiap anak didik mempunyai bakat yang
berbeda. Bakat pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar berkembang. Kemampuan merupakan
daya untuk melakukan sesuatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan
yang menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.
Bakat dan kemampuan lah nantinya yang menentukan keberhasilan anak didik.
Keberhasilan seseorang juga ditentukan oleh tingkat kecerdasan (intelegensi) dan intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir dan
menyesuaikan diri.
Tujuan
pembelajaran pendidikan lingkungan hidup itu sendiri adalah pembinaan
peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, nilai dan prilaku lingkungan hidup
yang bertanggung jawab. Perilaku dalam hal ini berhubungan langsung dengan niat
untuk bertindak (intention to act).
Namun
sebelum sampai pada ketetapan bertindak, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu :
1) Kesiapan
dalam bertidak,
2) Pengetahuan
tentang sterategi bertindak,
3) Pengetahuan
tentang isu, dan
4) Faktor-faktor
kepribadian seperti sikap, lokus kontrol, dan tanggung jawab individu.
Tugas
guru dalam pembelajaran pendidikan lingkungan hidup adalah selain membentuk
siswa untuk memiliki niat bertindak positif terhadap lingkungan hidup, juga
memberikan kondisi yang mendukung kea rah perilaku yang sesuai dengan niat
tadi. Hal ini disebabkan, untuk mencapai kearah keberlanjutan lingkungan hidup,
niat saja tidak cukup tanpa perilaku yang mendukung.
Pendidikan
lingkungan hidup secara umum bertujuan untuk membangun individu dan masyarakat
yang mampu merawat dan mengembangkan lingkungan yang berkualitas dan mencegah
permasalahan lingkungan di masa depan. Secara khusus, pendidikan lingkungan
menekankan kepada 5 tujuan :
Kesadaran
Membantu para siswa
memperoleh sebuah kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan dan berbagai
permasalahannya; Membangun kemampuan untuk merasakan dan membedakan di antara stimuli; mengolah, menyaring dan
memperluas pandangan-pandangan
(perceptions) ini; dan menggunakan kemampuan baru ini dalam berbagai macam
konteks
Pengatahuan
Membantu para siswa
memperoleh sebuah pengertian mendasar tentang bagaimana fungsi-fungsi
lingkungan, dan begaimana orang-orang berinteraksi dengan lingkungan, dan
bagaimana timbulnya isu-isu dan masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan dan
bagaimana mereka dapat diselesaikan.
Sikap
Membantu para siswa
untuk memperoleh seperangkat nilai dan perasaan-perasaan kepedulian kepada
lingkungan dan motivasi dan komitmen untuk berperan dalam perawatan dan
perbaikan lingkungan.
Keterampilan
Membantu para siswa
memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasikan dan
menyelidiki permasalahan lingkungan dan berkontribusi untuk pemecahan
permasalahan ini.
Partisipasi
Membantu
para siswa memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan yang mereka
peroleh dan keterampilan dalam pengambilan keputusan (kebijaksanaan)
tindakan-tindakan positif yang mengarah pada pemecahan isu-isu dan permasalan lingkungan.
E. FAKTOR-FAKTOR
YANG MENGDUKUNG DAN PENGHAMBAT
PKLH DALAM PENDIDIKAN.
Pendidikan lingkungan hidup, pengembangan pendidikan lingkungan
hidup, dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat
kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup.
(1) [3]Kebijakan
sekolah tentang Pendidikan Lingkungan memuat 5 komponen yaitu:
a. tujuan
b. rencana
c. program
d. keputusan
e. dampak
(2) Proses kebijakan pendidikan lingkungan hidup dilaksanakan
melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kegiatan aksi lingkungan
(3) Pengembangan pendidikan lingkungan hidup meliputi:
·
pengembangan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
·
pengembangan
kurikulum berbasis lingkungan hidup
·
pengembangan
kegiatan berbasis partisipasi
·
pengembangan
dan pengelolaan sarana pendukung sekolah
(4) Faktor pendukung dan faktor penghambat kebijakan sekolah
tentang Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yaitu faktor pendukungnya meliputi:
1. faktor
internal yaitu semangat warga sekolah, sarana prasarana, dan pendanaan
2. faktor
eksternalnya yaitu adanya kerjasama, dan adanya pemberian bantuan. Sedangkan
faktor penghambatnya meliputi:
·
faktor
internalnya yaitu ada alat-alat pendukung PLH yang sudah rusak, masih ada siswa
yang kurang memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, dan beban mengajar
guru selama 24 jam dalam 6 hari kerja yang harus dipenuhi.
·
faktor
eksternalnya yaitu karakter siswa yang sudah terbentuk dari lingkungan rumah,
kurangnya komunitas pecinta alam, dan belum konsisten antara kehidupan siswa di
rumah dan di sekolah.
F. PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA
SISWA (Student Centered
Learning)
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada
guru (teacher centered} menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner
centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam
membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan
keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk
belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi urtuk membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam
(deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa (Student
centerd learning) memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut
partisipasi aktif dari siswa. Metode-metode tersebut diantaranya adalah:
(a). Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara: curah gagasan
(brainstorming), diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discussion),
simposium, dan seminar
(b). Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara: simulasi, bermain
peran froleplay), permainan (game), dan kelompok temu
(c). Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving Based) dengan
cara: Studi kasus, tutorial, dan lokakarya.
Metode pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning) kini dianggap
lebih sesuai dengan kondisi eksternal masa kini yang menjadi tantangan bagi
siswa untuk mampu mengambil keputusan secara efektif terhadap problematika yang
dihadapinya. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa
harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis,
mampu menganalisis dan dapat memecahhkan masalah-masalahnya sendiri. Tantangan bagi guru
sebagai pendamping pembelajaran siswa, untuk dapat menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada siswa perlu memahami tentang konsep, pola pikir, filosofi,
komitmen metode, dan strategi pembelajaran. Untuk menunjang kompetensi guru
dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa maka diperlukan peningkatan
pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan ketrampilan guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Peran guru dalam pembelajar berpusat
pada siswa bergeser dari semula menjadi pengajar (teacher) menjadi fasilitator.
Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi. Dalam hal ini adalah memfasilitasi
proses pembelajaran siswa. Guru menjadi mitra pembelajaran yang berfungsi
sebagai pendamping (guide on the side) bagi siswa.
Persiapan menjadi fasilitator memerlukan upaya khusus yang
berkesinambungan. Selain bekal pengetahuan, juga diperlukan latihan-latihan
yang terus menerus agar supaya pengetahuan itu menjadi ketrampilan. Ibarat
orang membuat kue, tidak cukup hanya dengan mengumpulkan bahan-bahan dan
membaca resep, tetapi juga harus meramu sesuai resepnya, kemudian memasaknya.
Bahkan kadang-kadang diperlukan cara yang berbeda, dan penambahan bahan-bahan
dengan prosedur yang tepat sehingga dihasilkan kue yang lezat. Demikian pula
menjadi fasilitator, selain persiapan pengetahuan, latihan-latihan, juga perlu
pengalaman. Melalui pengalaman dan praktek menjadi fasilitator maka akan
diperoleh tambahan bekal yang semakin banyak sehingga kita akan dapat menemukan
sendiri cara yang tepat, efektif, dan efisien ddlam memfasilitasi proses
pembelajaran siswa.
G. PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) KEPDA SISWA SEKOLAH AGAR SALAH
SATU ALTERNATIF MASALAH LINGKUNGAN
Pendidikan lingkungan hidup perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun
ketrampilan yang dapat meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Beberapa ketrampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah adalah sebagai
berikut ini :
1. Berkomunikasi: mendengarkan, berbicara di depan umum, menulis secara
persuasive, desain grafis;
2. Investigasi (investigation): merancang survey, studi pustaka,
melakukan wawancara, menganalisa data;
3. Ketrampilan bekerja dalam kelompok (group process): kepemimpinan,
pengambilan keputusan dan kerjasama.
Dalam melakukan Pendidikan lingkungan hidup haruslah:
1. Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas alami dan buatan,
bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral,
estetika);
2. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang
hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal
maupun non formal;
3. Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan
menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu
sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang
seimbang.
4. Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang
lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerima
insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
5. Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan
yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;
6. Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan
internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;
7. Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam
rencana pembangunan dan pertumbuhan;
8. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan
pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;
9. Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan,
ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap
umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus
terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
10. Membantu peserta didik untuk menemukan (discover), gejala-gejala dan
penyebab dari masalah lingkungan;
11. Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga
diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk
memecahkan masalah.
12. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan
berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan
tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan
pengalaman secara langsung (first – hand experience).
Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik,
kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu
yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan lingkungan hidup juga
sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan nasional tentang Pembangunan
Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable
Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan
3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan yang bersifat saling
ketergantungan Menurut dan saling memperkuat. Adapun inti dari masing-masing
pilar adalah :
1. Pilar Ekonomi: menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah
terhadap lingkungan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah: Pola konsumsi dan
produksi, Teknologi bersih, Pendanaan/pembiayaan, Kemitraan usaha, Pertanian,
Kehutanan, Perikanan, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan
2. Pilar Sosial: menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup. Isu atau materi yang berkaitan adalah:
Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan, Kearifan/budaya lokal, Masyarakat pedesaan,
Masyarakat perkotaan, Masyarakat terasing/terpencil, Kepemerintahan/kelembagaan
yang baik, dan Hukum dan pengawasan
3. Pilar Lingkungan: menekankan pada pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah:
Pengelolaan sumberdaya air, Pengelolaan sumberdaya lahan, Pengelolaan
sumberdaya udara, Pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir, Energi dan
sumberdaya mineral, Konservasi satwa/tumbuhan langka, Keanekaragaman hayati,
dan Penataan ruang
Memahami tentang pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
keadaan lingkungan, mengingat dari sejak dilahirkannya manusia sampai tumbuh
dan berkembang menjadi dewasa telah banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
sekitarnya. Sehingga di akui atau tidak pondasi bangunan pemikiran sikap,
tindakan manusia dan lain sebagainya telah dikontruk sedemikian rupa oleh
hal-hal yang terjadi di lingkungan.
Menurut Idris shaleh (2007) pendidikan harus diselaraskan dengan
nilai-nilai yang terjadi di lingkungan, agar disatu sisi pendidikan mampu
menjawab dan memberikan sebuah solusi terhadap berbagai persoalan yang terjadi
dalam lingkungan. Dimana lingkungan merupakan tempat berpijak bahkan merupakan
tempat kita untuk mengasah diri, baik secara sikap, intelektual maupun
tindakan. Pendidikan juga mempunyai peranan penting untuk menciptakan
sistem yang bisa mengantarkan peserta didik pada sebuah kesadaran akan
makna pentingnya sebuah lingkungan.
H. KEUNTUNGAN PKLH DALAM PENDIDIKAN
Dengan adanya pendidikan lingkungan hidup, adapun
keuntungannya adalah:
1. Dapat memberikan informasi-informasi kepada
siswa-siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup
2. Dapat memberikan kesadaran kepada siswa-siswa akan
pentingnya lingkungan hidup.
3. Dapat mengetahui seberapa besar rasa
sensitifitas siswa-siswa terhadap kondisi lingkungan sekitarnya
4. Memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap/perilaku, motivasi dan komitmen,
yang diperlukan untuk bekerja secara individu
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemanasan global
dapat dicegah melalui pendidikan lingkungan hidup dengan mengubah perilaku yang
buruk menjadi lebih bijaksana dalam mengelola lingkungan hidup.
Dalam
memecahkan permasalahan lingkungan
sangat dibutuhkan kehadiran model pendidikan lingkungan yang sejak dini
dilakukan dimulai dari sekolah
oleh guru yang berkompetensi. Pendidikan lingkungan di sekolah merupakan proses
pembelajaran yang efektif melalui sistem penyampaian dengan pengintegrasian
pada bidang studi yang diajarkan. Hal ini diyakini dapat mempengaruhi pelajar
sebagai masyarakat atas nilai-nilai dan isu permasalahan lingkungan.
SARAN
Melihat
begitu kompleksnya masalah lingkungan yang terjadi, Kesadaran individu
adalah hal yang terpenting yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah lingkungan yang terjadi, karena hasilnya akan terasa
jika semua semua pihak mau melaksanakannya walaupun hanya bersifat perorangan,
tapi jika kesadaran ini dijalankan hasilnya akan menjawab permasalahan dunia
saat ini yaitu pemanasan global bahkan dapat menghindari efeknya yaitu
terjadinya pencairan es dikutub bumi dan naiknya permukaan laut disemua
samudera.
[1] Tamrin,
Agusti. 2008. Pendidikan Lingkungan Hidup
Sebagai Salah Satu Mata Pelajaran di Sekolah. Artikel lingkungan.
[2] Amos Neolaka, Kesadaran
Lingkungan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm. 101.
[3] Proceding.
2009.Enlarging Teacher’s Perspective On
Global Warming Issues, To Prepare Students’ Global Mindset: Carbon Trade And
CCB. Medan. USU Press. Hal: 41
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda