MAKALAH PERKEMBANGAN ZAMAN PART 1
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan
perkembangan zaman dan banyaknya macam masalah – masalah kehidupan itupun
muncul dan semakin kompleks pula. Perkembangan zaman tersebut menuntut kita
untuk berkompetisi dalam memenuhi segala kebutuhan tersebut. Untuk itu kita
harus mempersiapkan manusia-manusia yang unggul di bidangnya dan mampu bersaing
di kehidupan yang kompleks ini. Dengan kata lain kita harus mencetak
manusia-manusia dengan meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Matematika memegang
peranan penting saat ini. Peranan ini kita dapat dari bantuan matematika dalam
kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti : komputasi, transportasi, komunikasi,
ekonomi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu matematika juga
memberikan sumbangan yang cukup besar dalam menciptakan manusia yang unggul.
Matematika adalah ilmu yang berkembang sejak ribuan tahun yang lalu yang masih
berkembang hingga saat ini. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan teknologi
sekarang ini merubah dunia mnjadi lebih canggih dan praktis dalam segala
kehidupan sehari-hari merupakan sumbangan ilmu matematika. Namun, selama ini
masih banyak orang menganggap bahwa matematika tidak lebih dari sekedar
berhitung bermain dengan rumus dan angka-angka. Bahkan banyak siswa yang masih
menanyakan matematika akan dipakai? Pertanyaan ini mengindisikan kekurang
pahaman siswa akan mamfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangpahaman siswa akan memfaat ilmu metematika
dalam kehidupan sehari-hari ini menggambarkan rendahnya kualitas pendidikan
matematika di Indonesia. Berdasarkan laporan TIMSS 2011 (Provasnik et.
al., 2012) para siswa kelas VIII Indonesia menempati posisi ke 38 diantara 42
negara yang berpartisipasi dalam tes matematika. Dari rata-rata skor
internasional 500, para siswa Indonesia hanya memperoleh skor rata-rata 386.
Skor siswa Indonesia tersebut tertinggal dengan siswa sesama Negara ASEAN
seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing mendapatkan skor
rata-rata 661, 440, dan 427.
Hasil survey TIMMS tentang kemampuan matematika
siswa Indonesia tidak jauh berbeda dengan hasil survey dari lembaga lain
seperti PISA (Programme International for StudentAssesment). Berdasarkan
hasil survey PISA 2009 (OECD, 2010), kemampuan matematika siswa Indonesia
menempati ranking 61 dari 65 negara yang berpartisipasi dengan skor rata-rata
371 yang jauh dari skor rata-rata internasional yaitu 496. Kemampuan matematika
siswa Indonesia sejajar dengan siswa dari Kolombia, Albania, Tunisia, Qatar,
Peru, dan Panama. Hasil survey PISA 2009 tidak jauh berbeda dengan hasil survey
sebelumnya yaitu tahun 2000, 2003, dan 2006. Pada tahun 2000, skor rata-rata
matematika siswa Indonesia adalah 367 dan menempati ranking 39 dari 41 negara.
Tahun 2003, siswa Indonesia menempati ranking 38 dari 40 negara dengan skor
rata-rata 360. Sedangkan pada survery tahun 2006, siswa Indonesia menempati
ranking 50 dari 57 negara dengan skor rata-rata 391.
Dari hasil survey kedua lembaga tersebut, memberikan
gambaran adanya masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia khususnya
pendidikan dan pembelajaran matematika yang menyebabkan para siswa Indonesia
belum bisa bersaing dengan siswa dari negara lain. Kemampuan matematika siswa
In`donesia berada pada tingkatan kognitif mengetahui (knowing) yang
merupakan tingkatan terendah menurut kriteria tingkatan kognitif dari Mullis
et. al (2009). Siswa Indonesia belum dapat menerapkan pengetahuan dasar yang
dimiliki untuk menyelesaikan masalah (applying), serta belum mampu
memahami dan menerapkan pengetahuan dalam masalah yang kompleks, membuat
kesimpulan, serta menyusun generalisasi (reasoning).
Salah satu tujuan umum
pembelajaran yang telah dipaparkan pada intinya adalah agar para siswa memiliki
kemampuan – kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika.salah satu
kemampuan dalam matematika adalah kemampuan penalaran. Melalui penalaran
matematika, konsep pemikiran dan wawasan siswa terhadap matematika semakin
luas.
Hasil ini juga di
dukung penelitian Ruspiani (Arisan,2015:110) mengungkapkan bahwa rata – rata
nilai kemampuan penalaran matematika siswa sekolah menengah pertama (SMP) masih
rendah, niai rata – rata kurang dari 60 pada skor 100 yaitu sekitar 22,2% untuk
penalaran matematika siswa pada pokok bahasan lain, 44,9% untuk penalaran
matematika bidang study lain, dan 7,3% untuk penalaran matematika dengan
kehidupan sehari – hari. Sesuai dengan kutipan wawancara peneliti terhadap guru
bidang study matematika di Mts ini mengatakan “hasil belajar matematika siswa
sangat rendah ini di karenakan siswa tidak bisa mengkoneksi pokok pembahasan
dengan pokok pembahasan lain dan kehidupan sehari – hari. Selain itu perhatian
dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika masih
kurang, dan sebagian besar siswa kesulitan
dalam menyelesaikan soal matematika khususnya soal pecahan yang
membutuhkan koneksi antar setiap konsep. Salah satu siswa Mts hidayatullah
mengatakan “kami sangat kesulitan mengerjakan soal yang di berikan guru
terutama soal yang konsep kehidupan sehari – hari dan banyak konsep”. Hal ini
dapat di lihat dari hasil observasi yang di lakukan penelitian di MTs
hidayatullah Tanjung Morawa. Seperti latihan ini yang dikerjakan salah satu
siswa kelas VII yang hasilnya masih jauh dari yang di harapkan.
Gambar diatas adalah
hasil dari hasil kerja seorang siswa . Pada gambar diatas anggota kelompok
kurang menggabungkan konsep- konsep matematika sehinnga mendapatkan hasil yang
tidak maksimal. Dari gmbar diatas siswa tidak bisa menggabungkan konsep
perkalian atau pecahan dengan konep pengurangan atau perjumlahan pecahan, sehingga
tidak mendapatkan hasil jawaban yang benar.
belajar matematika yang
maksimal jika siswa dapat melihat koneksi dalam konsep- konsep matematika. Pada
saat mempelajari keterkaitan antar konsep atau prinsip maka penekanannya adalah
agar para siswa dapat menggunakan dengan tepat keterkaitan antar konsep, rumus,
atau prinsip yang sedang dibahas. Siswa dinyatakan telah memahami keterkaitan
antar konsep atau rumus jika :
1.
Ingat rumus atau prinsip yang
bersesuaian.
2.
Memahami beberapa konsep yang digunakan
serta alambang atau notasinya.
3.
Dapat menggunakan rumus atau prinsip
yang bersesuaian pada situasi yang tepat.
Siswa harus meramu sendiri kemampuan
koneksi matenatikanya. Konsep atau topic yang sebelumnya dipelajari siswa harus
dijadikan modal oleh siswa untuk mempelajari yang sedang dipelajarinya.
Untuk memperoleh
kemampuan koneksi matematika yang maksimal dimungkinkan bila dalam proses
pembelajaran siswa sebagai pelaku
pembelajaran. Salah satu model yang membuat siswa menjadi pelaku
pembelajaran adalah model pembelajaran cooperative sript. Pada model ini siswa
berpasangan berkerja sama dalam menyampaikan bagian – bagian materi
pembelajaran.pada model ini setiap siswa memiliki peran masing masing.
Berdasarkan uraian
permasalahan yang ada penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Kemampuan Penalaran
Matematika Siswa Materi Pecahan Kelas VII SMP AL-Washliyah 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2017-2018”
B.
Identifikasi
masalah
1. Kurangnya
siswa mengetahui akan mamfaat ilmu matematika
2. Kurangnya
siswa dalam mengkaitkan konsep – konsep matematika
3. Kurangnya
kemampuan penalaran matematika siswa
4. Rendahnya
prestasi belajar matematika siswa
C.
Batasan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi untuk
mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap kemampuan penalaran matematika siswa
materi pecahan kelas VII SMP Al-Washliyah 4 Medan Tahun Pembelajaran 2017-2018.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka dapat
di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
apakah ada pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa materi pecahan kelas VII SMP Al-Washliyah 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2017-2018.
E.
Tujuan
penelitian
Tujuan
penelitian yang di harapkan oleh peneliti adalah :
untuk mengetahui adakan pengaruh model
pembelajaran cooperative script
terhadap kemampuan koneksi matematika siswa materi pecahan kelas VII SMP
Al-Washliyah 4 Medan Tahun Pembelajaran 2017-2018.
F.
Manfaat
penelitian
1. Siswa
- Meningkatnya
kemampuan penalaran siswa pada pelajaran matematika
- Meningkatnya
prestasi siswa pada pelajaran berbasis masalah
2. Guru
- Memberikan
sumbangan positif dalam kegiatan pembelajaran
- Memberikan
masukan yang baik bagi guru untuk untuk pembaruan.
3. Sekolah
- Memberikan
sumbangan yang positif terhadap kegiatan pembelajaran.
- Meningkatkan
mutu pendidikan khususnya mata pelajaran mat
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda