Senin, 17 Juli 2017

MAKALAH PERKEMBANGAN ZAMAN PART 1



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan zaman dan banyaknya macam masalah – masalah kehidupan itupun muncul dan semakin kompleks pula. Perkembangan zaman tersebut menuntut kita untuk berkompetisi dalam memenuhi segala kebutuhan tersebut. Untuk itu kita harus mempersiapkan manusia-manusia yang unggul di bidangnya dan mampu bersaing di kehidupan yang kompleks ini. Dengan kata lain kita harus mencetak manusia-manusia dengan meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Matematika memegang peranan penting saat ini. Peranan ini kita dapat dari bantuan matematika dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti : komputasi, transportasi, komunikasi, ekonomi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu matematika juga memberikan sumbangan yang cukup besar dalam menciptakan manusia yang unggul. Matematika adalah ilmu yang berkembang sejak ribuan tahun yang lalu yang masih berkembang hingga saat ini. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan teknologi sekarang ini merubah dunia mnjadi lebih canggih dan praktis dalam segala kehidupan sehari-hari merupakan sumbangan ilmu matematika. Namun, selama ini masih banyak orang menganggap bahwa matematika tidak lebih dari sekedar berhitung bermain dengan rumus dan angka-angka. Bahkan banyak siswa yang masih menanyakan matematika akan dipakai? Pertanyaan ini mengindisikan kekurang pahaman siswa akan mamfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangpahaman siswa akan memfaat ilmu metematika dalam kehidupan sehari-hari ini menggambarkan rendahnya kualitas pendidikan matematika di Indonesia. Berdasarkan laporan TIMSS 2011 (Provasnik et. al., 2012) para siswa kelas VIII Indonesia menempati posisi ke 38 diantara 42 negara yang berpartisipasi dalam tes matematika. Dari rata-rata skor internasional 500, para siswa Indonesia hanya memperoleh skor rata-rata 386. Skor siswa Indonesia tersebut tertinggal dengan siswa sesama Negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing mendapatkan skor rata-rata 661, 440, dan 427.
Hasil survey TIMMS tentang kemampuan matematika siswa Indonesia tidak jauh berbeda dengan hasil survey dari lembaga lain seperti PISA (Programme International for StudentAssesment). Berdasarkan hasil survey PISA 2009 (OECD, 2010), kemampuan matematika siswa Indonesia menempati ranking 61 dari 65 negara yang berpartisipasi dengan skor rata-rata 371 yang jauh dari skor rata-rata internasional yaitu 496. Kemampuan matematika siswa Indonesia sejajar dengan siswa dari Kolombia, Albania, Tunisia, Qatar, Peru, dan Panama. Hasil survey PISA 2009 tidak jauh berbeda dengan hasil survey sebelumnya yaitu tahun 2000, 2003, dan 2006. Pada tahun 2000, skor rata-rata matematika siswa Indonesia adalah 367 dan menempati ranking 39 dari 41 negara. Tahun 2003, siswa Indonesia menempati ranking 38 dari 40 negara dengan skor rata-rata 360. Sedangkan pada survery tahun 2006, siswa Indonesia menempati ranking 50 dari 57 negara dengan skor rata-rata 391.
Dari hasil survey kedua lembaga tersebut, memberikan gambaran adanya masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan dan pembelajaran matematika yang menyebabkan para siswa Indonesia belum bisa bersaing dengan siswa dari negara lain. Kemampuan matematika siswa In`donesia berada pada tingkatan kognitif mengetahui (knowing) yang merupakan tingkatan terendah menurut kriteria tingkatan kognitif dari Mullis et. al (2009). Siswa Indonesia belum dapat menerapkan pengetahuan dasar yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah (applying), serta belum mampu memahami dan menerapkan pengetahuan dalam masalah yang kompleks, membuat kesimpulan, serta menyusun generalisasi (reasoning).
Salah satu tujuan umum pembelajaran yang telah dipaparkan pada intinya adalah agar para siswa memiliki kemampuan – kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika.salah satu kemampuan dalam matematika adalah kemampuan penalaran. Melalui penalaran matematika, konsep pemikiran dan wawasan siswa terhadap matematika semakin luas.
Hasil ini juga di dukung penelitian Ruspiani (Arisan,2015:110) mengungkapkan bahwa rata – rata nilai kemampuan penalaran matematika siswa sekolah menengah pertama (SMP) masih rendah, niai rata – rata kurang dari 60 pada skor 100 yaitu sekitar 22,2% untuk penalaran matematika siswa pada pokok bahasan lain, 44,9% untuk penalaran matematika bidang study lain, dan 7,3% untuk penalaran matematika dengan kehidupan sehari – hari. Sesuai dengan kutipan wawancara peneliti terhadap guru bidang study matematika di Mts ini mengatakan “hasil belajar matematika siswa sangat rendah ini di karenakan siswa tidak bisa mengkoneksi pokok pembahasan dengan pokok pembahasan lain dan kehidupan sehari – hari. Selain itu perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika masih kurang, dan sebagian besar siswa kesulitan  dalam menyelesaikan soal matematika khususnya soal pecahan yang membutuhkan koneksi antar setiap konsep. Salah satu siswa Mts hidayatullah mengatakan “kami sangat kesulitan mengerjakan soal yang di berikan guru terutama soal yang konsep kehidupan sehari – hari dan banyak konsep”. Hal ini dapat di lihat dari hasil observasi yang di lakukan penelitian di MTs hidayatullah Tanjung Morawa. Seperti latihan ini yang dikerjakan salah satu siswa kelas VII yang hasilnya masih jauh dari yang di harapkan.



Gambar diatas adalah hasil dari hasil kerja seorang siswa . Pada gambar diatas anggota kelompok kurang menggabungkan konsep- konsep matematika sehinnga mendapatkan hasil yang tidak maksimal. Dari gmbar diatas siswa tidak bisa menggabungkan konsep perkalian atau pecahan dengan konep pengurangan atau perjumlahan pecahan, sehingga tidak mendapatkan hasil jawaban yang benar.
belajar matematika yang maksimal jika siswa dapat melihat koneksi dalam konsep- konsep matematika. Pada saat mempelajari keterkaitan antar konsep atau prinsip maka penekanannya adalah agar para siswa dapat menggunakan dengan tepat keterkaitan antar konsep, rumus, atau prinsip yang sedang dibahas. Siswa dinyatakan telah memahami keterkaitan antar konsep atau rumus jika :
1.      Ingat rumus atau prinsip yang bersesuaian.
2.      Memahami beberapa konsep yang digunakan serta alambang atau notasinya.
3.      Dapat menggunakan rumus atau prinsip yang bersesuaian pada situasi yang tepat.
Siswa harus meramu sendiri kemampuan koneksi matenatikanya. Konsep atau topic yang sebelumnya dipelajari siswa harus dijadikan modal oleh siswa untuk mempelajari yang sedang dipelajarinya.
Untuk memperoleh kemampuan koneksi matematika yang maksimal dimungkinkan bila dalam proses pembelajaran siswa sebagai pelaku  pembelajaran. Salah satu model yang membuat siswa menjadi pelaku pembelajaran adalah model pembelajaran cooperative sript. Pada model ini siswa berpasangan berkerja sama dalam menyampaikan bagian – bagian materi pembelajaran.pada model ini setiap siswa memiliki peran masing masing.
Berdasarkan uraian permasalahan yang ada penulis ingin mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Materi Pecahan Kelas VII SMP AL-Washliyah 4 Medan Tahun Pembelajaran 2017-2018”    
B.     Identifikasi masalah
1.      Kurangnya siswa mengetahui akan mamfaat ilmu matematika
2.      Kurangnya siswa dalam mengkaitkan konsep – konsep matematika
3.      Kurangnya kemampuan penalaran matematika siswa
4.      Rendahnya prestasi belajar matematika siswa
C.    Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap kemampuan penalaran matematika siswa materi pecahan kelas VII SMP Al-Washliyah 4 Medan Tahun Pembelajaran 2017-2018.
D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
apakah ada pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap kemampuan koneksi matematika siswa materi pecahan kelas VII SMP Al-Washliyah 4 Medan Tahun Pembelajaran 2017-2018.
E.     Tujuan penelitian
Tujuan penelitian yang di harapkan oleh peneliti adalah :
untuk mengetahui adakan pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap kemampuan koneksi matematika siswa materi pecahan kelas VII SMP Al-Washliyah 4 Medan Tahun Pembelajaran 2017-2018.
F.     Manfaat penelitian
1.     Siswa
-       Meningkatnya kemampuan penalaran siswa pada pelajaran matematika
-       Meningkatnya prestasi siswa pada pelajaran berbasis masalah
2.      Guru
-       Memberikan sumbangan positif dalam kegiatan pembelajaran
-       Memberikan masukan yang baik bagi guru untuk untuk pembaruan.
3.    Sekolah
-       Memberikan sumbangan yang positif terhadap kegiatan pembelajaran.
-       Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran mat

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda