pengelolaan kelas yang baik dalam efektivitas pembelajaran
Bab
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil
tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengelolaan kelas dan pengajaran
itu sendiri. Kedua hal itu saling tergantung. Keberhasilan pengajaran, dalam
arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional sangat bergantung pada kemampuan
mengelola kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan
siswa belajar sehingga merupakan itik awal keberhasilan pengajaran. Kelas
merupakan segmen sosial dari kehidupan sekolah secara keseluruhan. Gairah
proses belajar dan semangat pencapaian prestasi belajar yang tinggi, amat
tergantung pada pembiasaan sehari-hari atas kehidupan yang terjadi di antara
guru dan para anak didiknya di dalam kelas. Karena itu manajemen atau
pengelolaan atas kelas merupakan hal utama dalam menunjang terciptanya proses
belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi belajar yang tinggi itu.
Pengelolaan
kelas di dasarkan kepada keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dengan mengembalikannya bila terjadi gangguan
dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi proses belajar mengajar. Yang termasuk
kedalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Pembelajaran efektif merupakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari
pembelajaran tersebut tercapai. Pembelajaran diartikan sebagai suatu ukuran
keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan
guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas
pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa.
B.
Rumusan Maslah
1.
Apa itu pengelolaan kelas khususnya dalam efektivitas pembelajaran siswa
2.
Bagaimana cara mengatur pengelolaan
kelas yang baik dalam efektivitas pembelajaran ?
Bab II
Pembahasan
A.
Konsep Pengelolaan Kelas
1.
Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dapat dideskripsikan sebagai proses
mengorganisasi dan mengkoordinasi kemauan murid-murid untuk menyelesaikan
tujuan pendidikannya. Proses ini membutuhkan seleksi dan penggunaan alat-alat
yang cocok dengan problem pengelolaan dan situasi kelas yang terjadi pada waktu
tertentu. Pengelolaan kelas menciptakan pola aktivitas yang berbeda-beda sesuai
dengan kondisi. Guru-guru akan menciptakan kondisi dan mempertahankannya
sehinga individu-individu dapat memanfaatkan rasionalnya, bakat kreatifnya
terhadap tugas-tugas pendidikan yang menantang. Hal ini merupakan organisasi
kelas yang efektif, yang mencakup seleksi metode yang sesuai dengan situasinya.
Pengelolaan ditinjau dari konsep lama adalah
mempertahankan ketertiban kelas sedangkan Pengelolaan kelas ditinjau dari
konsep modern adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat
terhadap problema dan situasi kelas. Jadi pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran atau
pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan
pengajaran.
Suharsimi Arikunto (1988 : 67) berpendapat bahwa
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi
yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek
penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas
guru di dalam kelas. Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat
diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu :
a)
Perangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang
diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
b)
Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosial dalam kelas yang positif.
c)
Seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif.
Pengelolaan Kelas diterjemahkan secara singkat sebagai
suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan
belajar mengajar. Menurut Usman pengertian pengelolaan kelas itu adalah,
“Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar". Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa pengelolaan
kelas adalah “Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang
dapat mengganggu suasana pembelajaran”.
Dengan demikian pengelolaan kelas tidak dapat terlepas
dari motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat
sejauhmana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas, sedangkan
dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas
akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
2.
Tujuan
Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas
mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :
1.
Tujuan
umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2.
Tujuan
khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat belajar,
menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan peserta didik bekerja dan
belajar, serta membantu peserta didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada tujuan
pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam - macam kegiatan belajar peserta didik sehingga subjek didik terhindar dari permasalahan mengganggu seperti peserta didik mengantuk,
enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan aneh dan
lain sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang
optimal didalam kelas sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja dengan
baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu
belajar yang digunakan dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat membantu peserta didik dalam mencapai hasil
belajar yang diinginkan.Tujuan pengelolaan kelas yaitu menciptakan dan menjaga
kondisi kelas agar PBM (Proses Belajar Mengajar) dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan sasarannya. Artinya upaya yang dilakukan oleh guru, agar peserta
didik-peserta didik yang kemampuannya tidak semuanya sama, dapat mengikuti dan
menguasai materi pelajaran yang diajarkan guru. Kepemimpinan situasional dengan
gaya kepemimpinan situasionalnya yang dimiliki guru merupakan solusi untuk
keberhasilan pengelolaan kelas yang efektif. Guru akan selalu mempelajari
kondisi peserta didik di kelas tempat guru tersebut mengajar, dan
menentukan apa yang harus dilakukan oleh guru, sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran tercapai.
3.
Pentingnya
Pengelolaan Kelas
Sesungguhnya keberhasilan pengajaran tidaklah dapat dipisahkan dari keseriusan
usaha dan semangat guru mengelola kelasnya. Kegagalan guru mengembangkan
potensi dirinya dalam pengajaran bukanlah karena mereka tidak menguasai mata
pelajaran tetapi mereka itu tidak mengerti siapa murid-muridnya dan apa kelas
itu sesungguhnya.
Berkembang kompetensi-kompetensi sosialnya yang positif dan produktif,
seperti kemampuan bekerjasama, kesadaran kompetisi, menghargai karya orang
lain, toleran, kekeluargaan, dan perkembangan aspek budaya lainnya. Dalam
hubungan ini prinsip yang relevan untuk suatu pengelolaan kelas adalah seorang guru
setiap harinya harusnya memberi dan menyediakan kesempatan untuk anak dalam bekerja/belajar
secara kelompok. Bagi seorang guru memberi kebebasan kepada anak dan kelas
sepatutnya merupakan lingkungan yang dapat dieksplorasi anak secara efektif.
Tipe-tipe anak di dalam kelas, sebagai berikut :
a.
Successful
students
Anak bertipe ini berorientasi pada tugas dan sukses secara akademik dan
bersifat kooperatif. Mereka itu selalu berpartisipasi aktif dalam pengajaran,
selalu ingin melengkapi dan mengoreksi tugas-tugasnya serta kreatif dalam
merespon masalah-masalah disiplin.
b.
Social
students
Anak dengan tipe ini lebih berorientasi secara sosial dari pada
berorientasi tugas. Mereka memiliki kemampuan untuk mencapai suatu prestasi
dengan cara berteman daripada mengerjakan tugasnya. Mereka cenderung lebih
banyak teman dan menjadi populer di kalangan teman-temannya.
c.
Dependent
students
Anak tipe demikian memandang guru sebagai pihak yang suka memberi dukungan
dan bantuan. Mereka sering meminta tambahan penjelasan dan pertolongan lebih
dari yang lain.
d.
Alienated
students.
Anak tipe ini menunjukkan anak yang malas hingga potensial untuk tinggal
kelas atau drop-out. Secara ekstrim anak demikian menolak untuk bersekolah dan
berbagai hal yang diwajibkan sekolah kepadanya. Beberapa di antara mereka
mengembangkan permusuhan dan menciptakan kekacauan melalui agresi dan
penyerangan. Mereka kadang menduduki jari kedua tangannya di kelas dan menolak
untuk berpartisipasi.
e.
Phantom
students.
Tipe anak
demikian memiliki latar belakang yang kurang menguntungkan. Merekapun kurang
mendapat perhatian keluarganya, sehingga kadang mereka itu pemalu, sering
ketakutan, gugup dan berdiam diri. Mereka bekerja namun tidak responsif atau
aktif.
Dasar psikologis di atas sengaja disinggung untuk
menunjukkan betapa hal itu memiliki implikasi langsung terhadap pentingnya pekerjaan
guru dalam mengelola kelasnya.
4.
Komponen Keterampilan dalam
Pengelolaan Kelas
Komponen
keterampilan dalam pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1.
Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
2.
Keterampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan
perhatian kelompok. Keterampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara
memandang secara seksama, gerakan mendekat, memberi pertanyaan, dan member reaksi
terhadap gangguan dan kekacauan. Yang termasuk ke dalam keterampilan memberi
perhatian adalah visual dan verbal. Tetapi memberi tanda, penghentian jawaban,
pengarahan dan petunjuk yang jelas penghentian penguatan, kelancaran dan
percepatan, merupakan sub bagian dari keterampilan pemusatan perhatian
kelompok.Masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalahkelompok,
dan menemukan serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, adalah
tiga buah strategi yang termasuk ke dalam ruang lingkup keterampilan yang
berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
5.
Masalah-masalah
dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas.
Masalah
pengelolaan kelas dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah
individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali perbedaan antara kedua
kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas
seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat
hakikat masalah yang sedang di hadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat
memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
a.
Masalah
Perorangan
Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa
tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu
memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika
seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga
maka dia akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah
laku, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan,
menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini
diurutkan makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik
perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan. Masalah
perorangan ini mengacu pada masalah psikologis anak/jiwa anak.
b.
Masalah
Kelompok
Masalah
kelompok yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes dan
tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun
terselubung. Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas,
kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di rumah,
tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain
merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja. Masalah kelompok ini
menyangkut unsur adaptasi social dan unsur adaptasi pribadi.
Pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :
1.
Penyelesaian
masalah berdasarkan pengalaman masa lampau. Biasanya cara ini digunakan
pada masalah-masalah yang muncul secara berkala yang hanya berbeda
dalam bentuk penampilan.
2.
Penyelesaian
masalah secara intuitif. Masalah diselesaikan tidak berdasarkan
akal tetapi berdasarkan firasat atau intuisi.
3.
Penyelesaian
masalah dengan cara trial dan eror. Dilakukan
dengan cara coba-coba, sehingga ditemukan penyelesaian yang tepat.
4.
Penyelesaian
masalah dengan otoritas. Dilakukan berdasarkan kewenangan seseorang.
5.
Penyelesaian
masalah secara metafisik. Masalah-masalah yang dihadapi di dalam
dunia empirik diselesaikan dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang
bersumber dalam dunia supranatural atau dunia mistik atau dunia ghaib.
6.
Penyelesaian
masalah secara ilmiah ialah penyelesaian masalah secara rasional
melalui proses deduksi dan induksi. Penyelesaian masalah yang
dibicarakan dalam strategi belajar mengajar di sini adalah penyelesaian
masalah secara ilmiah.
B.
Pengelolaan Kelas yang Efektif
dalam Pembelajaran
Setiap
kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan
pengiring akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. Dalam setiap
proses pengajaran kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru
secara sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang merugikan (usaha
pencegahan), dan kembali kepada kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal
yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku peserta didik di dalam kelas
(usaha kuratif). Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif
apabila :
1.
Diketahui secara tepat faktor-faktor
yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses
belajar mengajar.
2.
Dikenal masalah-masalah yang
diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar.
3.
Dikuasainya berbagai pendekatan dalam
pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu
pendekatan digunakan.
Dalam
dunia pendidikan khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas,
tidak bias bertindak seperti seorang juru masak dengan buku resep masakannya.
Suatu masalah yang timbul mungkin dapat berhasil diatasi dengan cara tertentu
pada saat tertentu dan untuk seorang atau sekelompok peserta didik tertentu.
Akan tetapi cara tersebut mungkin tak dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah yang sama, pada waktu yang berbeda, terhadap seorang atau sekelompok
peserta didik yang lain. Oleh karena itu keterampilan guru untuk dapat membaca
situasi kelas sangat penting agar yang dilakukan tepat guna. Dengan mengkaji
konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan
mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis, akibatnya secara
sistematis diharapkan agar setiap guru
akan dapat mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang
menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya proses
belajar mengajar yang efektif.
1.
Antara Pengelolaan kelas dan
Pengelolaan Pengajaran
Pengelolaan
kelas dan pengelolaan pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat
hubungannya namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya
berbeda. Pengajaran (instruction) mencakup semua kegiatan yang secara langsung
dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan entry
behavior peserta didik, menyusun rencana pelajaran, memberi informasi,
bertanya, menilai dan lain sebagainya), maka pengelolaan kelas menunjuk kepada
kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan ”raport”, penghentian tingkah laku peserta
didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas oleh penetapan kelompok yang produktif, dan lain
sebagainya). Dengan perkataan lain, di dalam proses belajar mengajar di sekolah
dapat dibedakan adanya dua kelompok
masalah yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas. Masalah
pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan,
sedangkan masalah pengajaran harus ditanggulangi dengan tindakan korektif
instruksional. Peserta didik yang enggan ambil bagian di dalam kegiatan
kelompok karena merasa ditolak oleh kelompok lain (masalah pengelolaan) tidak
dapat ditanggulangi dengan membuat kegiatan menjadi lebih menarik (tindakan
instruksional), meskipun tentu saja memang tidak dapat dibantah bahwa penarikan
diri peserta didik tersebut akan menghalangi tercapainya tujuan khusus
pengajaran yang hendak dicapai melalui kegiatan kelompok yang dimaksud.
Sebaliknya hubungan antar pribadi (interpersonal) yang baik antara guru dengan
peserta didik dan antar peserta didik (suatu petunjuk keberhasilan pengelolaan)
tidak dengan sendirinya menjamin bahwa proses belajar mengajar akan menjadi
efektif. Yang jelas, pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak
bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.Sebagai pemberian dasar
serta penyiapan kondisi bagi terjadinya roses belajar yang efektif, pengelolaan
kelas menunjuk kepada pengaturan orang (dalam hal ini terutama peserta didik)
maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang luas
mulai dari ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan
program belajar mengajar yang tepat. Sudah barang tentu yang belakangan ini,
terutama yang lebih merupakan pengaturan perangkat lunak (soft ware) telah
memasuki kawasan pengajaran.
2.
Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Kelas merupakan taman belajar bagi peserta didik
dan menjadi tempat mereka, bertumbuh
dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.” (Ahmad
1995:14). Oleh karena itu kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga
benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan.
Menurut Ahmad
(1995:14) syarat-syarat kelas yang baik adalah: (1) rapi, bersih, sehat, tidak
lembab, (2) cukup cahaya yang meneranginya, (3) sirkulasi udara cukup, (4)
perabot dalam keadaan baik,cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi, dan (4)
jumlah peserta didik tidak lebih dari 40 orang.
Beberapa
syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan menurut Ahmad
(1997:35) adalah sebagai berikut:
1.
Tata Ruang Kelas
Pada
prinsipnya sistem belajar yang kita anut di SD adalah sistem klasikal. Tetapi
ada beberapa metode mengajar yang tidak selalu memakai sisten klasikal,
misalnya metode eksperimen, diskusi kelompok, dan lain sebagainya.Dalam
penataan ruang kelas, almari kelas dapat ditempatkan disamping papan tulis atau
disamping meja guru. Jika ada almari kelas tambahan dapat ditaruh dibelakang kelas,
sebaiknya almari tersebut terbuat dari kaca untuk penyimpan piagam,vandel, dan
kepustakaan kelas. Pengaturan tempat perabot kelas dapat dipindah-pindahkan
sesuai dengan keadaan atau kondisisetempat. (Dirjen Dikti, 1996:18).
2.
Menata Perabot Kelas
Ahmad (2004:19) menyatakan “
perabot kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan
kelas”. Menurut Djauzak Ahmad (2004:20) perabot kelas meliputi : (a) papan
tulis, (b) meja kursi guru, (c) meja kursi peserta didik, (d) almari kelas, (e)
jadwal pelajaran, (f) papan absensi, (g) daftar piket kelas, (h) kalender
pendidikan, (i) gambar-gambar, (j) tempat cuci tangan, (k) tempat sampah, (l)
sapu dan alat pembersih lainnya, dan (m) gambar-gambar alat peraga.
Dari
pendapat Ahmad dapat diuraikansebagai berikut:
A.
Papan Tulis
Papan
tulis harus cukup besar dan permukaan dasarnya harus rata.Warna dasar papan
tulis yang mulai menipis atau belang harus segera di cat ulang. Papan tulis
harus ditempatkan di depan dancukup cahaya. Penempatannya tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah, sehingga peserta didik yang duduk dibelakang masih
melihat atau membaca tulisan yang paling bawah
B.
Meja kursi Guru
Meja
kursi guru ukurannya disesuaikan dengan standart yang ada, meja guru berlaci dan ada kuncinya, meja kursi guru
ditempatkan di tempat strategis, misalnya di kanan atau di kiri papan tulis,
supaya tidak menghalangi pandangan peserta didik ke papan tulis.
C.
Meja kursi Peserta didik
Meja
kursi peserta didik ditata sedemikian rupa sehinggga dapat menciptakan kondidsi
kelas yang menyenangkan, ukuran mejadan kursi disesuaikan dengan ukuran badan
peserta didik dan dilengkapi dengan tempat tas atau buku.
D.
Alamari Kelas
Alamari
kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau sebelah kiri atau kanan
dinding bisa juga diletakkan di sebelah meja guru.
E.
Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran
ditempatkan di tempat yang mudah dilihat.
F.
Papan Absensi
Papan absensi
ditempatkan di sebelah papan tulis atau di dinding samping kelas. Guru juga
harus memiliki catatan daftar hadir peserta didik di buku khusus, karena daftar
hadir di papan diganti setiap hari sesuai keadaan.
G.
Daftar Piket kelas
Daftar piket kelas
ditempatkan di samping papan absensi.
H.
Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan
ditempel pada tempat yang mudah dilihat.
I.
Gambar-Gambar
Gambar Presiden,
Wakil Presiden, dan lambing burung Garuda Pancasila ditempatkan di depan kelas
di atas papan tulis, posisi penempatannya disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
J.
Tempat Cuci Tangan dan Lap Tangan
Tempat cuci tangan
dan lap tangan diletakkan di depan kelas dekat pintu masuk.
K.
Tempat sampah
Tempat sampah
diletakkan di sudut kelas. Besar kecilnya tempat sampah disesuaikan dengan
kebutuhan.
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Kelas harus dikelola karena tempat
transformasi interaksi untuk pematangan kemampuan siswa. Karena setiap peserta
didik mempunyai kemampuan yang beragam.
2.
Mengelola kelas berarti menyedakan
fasilitas untuk mewujudkan kelas yang tertib.
3.
Pengaruh pengelolaan kelas dalam
efektifitas pembelajaran dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya.
4.
Pembelajaran efektif merupakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda