jamid mutasarif
1.0 PEMBAHASAN
(الفِعْلُ الجَمِدُ وَ المُتَصَرِّفُ)
Pengertian fi’il :
Fi’il ialah kata
kerja yang berbentuk kalimat yang
menunjukkan makna mandiri dan disertai zaman.
Dilihat dari
berbagai aspek fi’il terbahagi ke dalam beberapa bahagian, antaranya adalah:
1.Dilihat dari
aspek unsur huruf asli, fi’il dibahagi kepada 2 bahagian yaitu fi’il shahih dan
mu’tal.
2. Dilihat dari
aspek waktu pula, fi’il terbahagi kepada
tiga bahagian,yaitu fi’il madhi (kata kerja yang menunjukkan masa lampau)
3.Dilihat dari aspek dapat ditashrifkan atau
pun tidak terbahagi kepada dua bahagian yaitu jamid dan mutasharrif.
Dalam mempelajari
fi’il ini juga kita akan dikenalkan dengan istilah wazan atau timbangan , yang
akan menjadi patokan atau rumus dalam perubahan kalimat . sedangkan, kalimat
yang akan ditimbang dinamakan mauzan, contoh :
فَعَلَ) (= (wazan)
ف = dinamkan fa’fi’il
عِ = dinamakan ‘ain fi’il
Dengan itu apabila sudah mengenal
fi’il dengan lebih jelas, maka masuklah kedalam pembahasan utama
permakalah yaitu antara salah satu cabang fi’il
yang berbentuk dapat ditashrifkan atau pun tidak yang terbahagi kepada
dua bahagian yaitu jamid dan mutasharrif.
A. Fi’il Jamid.
Fi’il Jamid Adalah Kalimah Fi’il yang hanya mempunyai satu bentuk
Shighah. Baik hanya berbentuk Fi’il Madhi saja. atau hanya berbentuk Fi’il Amar
saja. Atau ada hanya berbentuk Fi’il Mudhari’ saja tapi jarang.
Contoh
Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il Madhi saja:
Fi’il Jamid
|
Terjemah
|
Contoh
|
عَسَى
|
Mengharap
|
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ
mudah-mudahan Allah memaafkan mereka
|
لَيْسَ
|
Meniadakan
|
وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
dan sesungguhnya Allah sekali-kalibukanlah penganiaya
hamba-hamba-Nya[2]
|
بِئْسَ
|
Celaan, Kecaman
|
بِئْسَ الرَّجُلُ أبُو لَهَبَ
Seburuk-buruknya lelaki adalah Abu Lahab
|
نِعْمَ
|
Pujian, Sanjungan
|
نِعْمَ الرَّجُلُ أبُو بَكْرٍ
Sebaik-baiknya lelaki adalah Abu Bakar
|
تَبَارَكَ
|
Maha Suci
|
تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam[3]
|
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il Amar saja:
FI’IL AMAR JAMID
|
Terjemah
|
Contoh
|
تَعَلَّمْ
|
Percayalah!
|
تَعَلَّمْ أَنّ الرِّبَا بَلاَءٌ
Percayalah! Sesungguhnya Riba itu membawa petaka
|
هَبْ
|
Anggaplah!
|
فَقُلْتُ أَجِرْنِي أَبَا
خَالِدٍ × وَإِلاَّ فَهَبْنِي امْرَأً هَالِكًا
Aku Cuma bisa berkata… pertahankanlah aku wahai Abu Khalid…atau
jika tidak…maka anggaplah aku seorang yang telah binasa
|
تَعَالَ
|
Kemari!, Yuk!
|
هَيَّا زَيْد تَعَالَ
Hai Zaid…Kemarilah!
|
هَاتِ
|
Bawalah kemari!, Tunjukkanlah!
|
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah
orang yang benar.”
|
Contoh Fi’il Jamid yang hanya mempunyai bentuk Fi’il Mudhari’ saja:
FI’IL MUDHARI’ JAMID
|
Terjemah
|
Contoh
|
يَهْبِطُ
|
Memekik, mengerang, berteriak karena takut.[4]
|
B. Fi’il Mutasharrif
Fi’il Mutasharrif adalah
kalimah fi’il yang dapat berubah bentuknya sesuai tashrif ishtilahiy. Fi’il
Mutasharrif terbagi dua:
1. Tam Tasharruf (sempurna
dalam mutasharrif-nya).
Fi’il Tam Tasharruf adalah kalimah fi’il Mutasharrif yang tersedia
dalam tiga bentuk fi’il tiga serangkai (Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan
Fi’il Amar)seperti :[5]
FI’IL
AMAR
|
FI’IL
MUDHARI’
|
FI’IL
MADHI
|
اُنْصُرْ!
|
يَنْصُرُ
|
نَصَرَ
|
دَحْرِجْ!
|
يُدَحْرِجُ
|
دَحْرَجَ
|
2. Naqis Tasharruf /ناقص التصرّف (cacat dalam
mutasharrif-nya)
Fi’il Naqis Tasharruf adalah kalimah fi’il Mutasharrif yang tidak
tersedia untuk semua bentuk Fi’il Tiga Serangkai. Baik hanya berbentuk Mudhari’
dan Madhi saja, atau Mudhari’ dan Amar saja, Seperti contoh :
FI’IL
AMAR
|
FI’IL
MUDHARI’
|
FI’IL
MADHI
|
×
|
يَكَادُ
|
كَادَ
|
×
|
يُوْشِكُ
|
أَوْشَكَ
|
دَعْ!
|
يَدَعُ
|
×
|
ذَرْ!
|
يَذَرُ
|
×
|
2.0 KESIMPULAN
Fi’il terbagi menjadi dua macam, yaitu: fi’il mutasharrif dan fi’il
jamid. Fi’il Mutasharrif adalah kalimah fi’il yang dapat berubah bentuknya
sesuai tashrif ishtilahnya. Fi’il Mutasharrif terbagi dua: tam
tasharruf (sempurna dalam mutasharrif-nya) dan fi’il
naqis tasharruf. Fi’il Jamid Adalah Kalimah Fi’il yang hanya mempunyai satu
bentuk Shighah. Baik hanya berbentuk Fi’il Madhi saja atau hanya berbentuk
Fi’il Amar saja. Atau ada hanya berbentuk Fi’il Mudhari’ saja tapi jarang.
[2] Prof.Dr.H.Hasan Asari,MA.Kaidah Ilmu
Nahwu Dan Contoh I’rabnya, wal Ashari Publishing (2012,Medan)h17
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda