JURNAL
Pendahuluan
Perilaku agresif merupakan salah satu tindakan yang
merupakan antisosial. Perilaku agresif adalah suatu kecenderungan perilaku
menyakiti orang lain atau merusak milik orang lain. Perilaku ini dapat
membahayakan orang lain sehingga membuat si pelaku dijauhi oleh orang yang
disakitinya atau dalam hal ini disebut korban.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV,
diperoleh data bahwa dari hasil pengamatan beliau pada kegiatan belajar mengajar
sehari-hari pada tahun ajaran 2014/2015 ini, masih ditemukan perilaku-perilaku
agresif pada siswa SD Negeri 020275 Binjai Timur. Agresi fisik seperti saling
memukul, melempar kertas, dan melempar potongan kapur ataupun menarik rambut
teman yang duduk di depannya juga ditemui setiap harinya dalam kegiatan belajar
mengajar. Perilaku agresif berupa agresi verbal seperti saling mengejek dengan
tujuan menyakiti target, membantah
instruksi guru secara lisan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas atau sengaja mengganggu kenyamanan belajar temannya dengan cara menirukan
auman harimau yang sering dia lihat dan dengar melalui tayangan sinetron
kesukaannya.
Salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku
agresif adalah intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi. Televisi
dengan berbagai tayangan yang ditampilkan telah mampu menarik minat dan membius
pemirsa, baik orang dewasa maupun anak-anak. Menurut hasil
survei di Amerika, anak-anak dan orang dewasa menghabiskan waktu 22-28 jam per
minggu atau 3-4 jam per hari untuk menonton televisi. Ini artinya anak-anak
lebih banyak waktunya untuk menonton televisi dibandingkan dengan aktivitas
lain yang lebih sehat dan bermanfaat. Anak merupakan individu yang sedang dalam
perkembangan baik fisik maupun kemampuan pikirnya, berbeda dengan orang dewasa.
Pengetahuan dan kemampuan pikir anak belum mampu untuk menyeleksi sesuatu
berdasarkan standar nilai-nilai yang umumnya dipakai oleh orang dewasa.
Hampir semua
tayangan di televisi memuat adegan kekerasan didalamnya, mulai dari program
informasi kriminal, berita, film, sinetron, reality
show, iklan, dan bahkan film kartun pun yang merupakan tayangan untuk
anak-anak memuat adegan kekerasan didalamnya. Sehingga sepatutnya orang tua
menyadari hal ini dan bersikap bijaksana dengan menemani anak menonton dan
memilih tayangan yang sesuai dengan usia mereka.
Pembahasan
3.1
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian
dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sekelompok orang yang dijadikan
subjek penelitian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif.
3.2
Populasi
dan Sampel
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
IV SD Negeri 020275 Binjai Timur tahun
ajaran 2014/2015 sebanyak 1 kelas dengan jumlah seluruhnya 25 orang siswa.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota
populasi yang bersifat representatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 25 orang siswa atau total unit populasi
3.3
Operasional
Variabel Penelitian
Variabel
penelitian ini terdiri atas: variabel terikat, yaitu perilaku agresif siswa
(Y), dan variabel bebas yaitu, tayangan kekerasan di televisi (X). Untuk
menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan variabel penelitian, maka
peneliti memberikan defenisi operasional sebagai berikut:
1.
Tayangan Kekerasan di Televisi (X).
Tayangan
kekerasan di televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tayangan
kekerasan fisik yaitu, segala bentuk siaran yang memperlihatkan adegan yang
menyerang, menyakiti dan melukai fisik orang lain serta dapat menimbulkan
perasaan negatif kengerian atau rasa takut antara lain: horor, pencurian, perampokan,
pembunuhan, perkosaan, perkelahian, penindasan, pelecehan, dan tindakan
sadistis.
2.
Perilaku Agresif (Y).
Perilaku
agresif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan perilaku yang
bertujuan untuk menyakiti orang lain baik fisik maupun psikologis, secara
verbal maupun fisik. Pengukuran
perilaku agresif dapat diidentifikasi melalui aspek agresi verbal, agresi
fisik, kemarahan, dan permusuhan.
3.4
Desain
Penelitian
Adapun desain
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
X
(variabel bebas) : Tayangan
kekerasan di televisi
Y
(variabel terikat) : Perilaku agresif
siswa
3.5
Teknik
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:
Angket atau kuesioner, adalah alat penghimpun data utama dengan membuat daftar
pernyataan tertulis yang dirancang untuk memperoleh informasi yang dapat
dianalisis. Angket dibuat dengan mengajukan pilihan jawaban siswa.
3.6
Uji Coba
Instrument
Instrumen
yang digunakan sebagai alat pengumpul data sebelumnya diujicoba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1.
Validitas
Pengujian
validitas angket dimaksudkan untuk mengukur kesahihan angket yang digunakan
sebagai alat atau instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:168):
“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah”. Teknik analisis
pengujian validitas menggunakan teknik Product
Moment, sebagai berikut:
(Arikunto, 2006:170)
Dimana:
N = Jumlah
responden
∑X = Variabel X
∑Y = Variabel Y
∑XY = Jumlah perkalian
skor variabel X dan variabel Y
∑X2 = Jumlah
kuadrat skor variabel X
∑Y2 = Jumlah
kuadrat skor variabel Y
rxy =
Nilai koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
Kriteria penentuan kevalidan suatu butir
angket didasarkan jika nilai rxy > rtabel pada taraf
signifikansi 95% atau derajat kebebasan (degree
of freedom) sama dengan 0,05 maka butir angket di nyatakan valid, jika
sebaliknya maka butir angket dinyatakan tidak valid (diperbaiki atau dinyatakan
gugur).
Adapun uji validitas angket dilaksanakan
di SDN 020275 Binjai Timur pada hari dengan jumlah siswa 25 orang. Angket yang
disebarkan adalah angket tayangan kekerasan dengan jumlah soal berjumlah 15
soal dan angket perilaku agresif dengan
jumlah soal berjumlah 30 soal. Dari hasil perhitungan menggunakan product
moment dengan bantuan Predictive
Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18 = buka aplikasi masukkan data x dalam data view pilih menu analyze, correlate, bivarate pindah variabel x dari kiri ke kanan klik oke (pada lampiran 5 dan 6) dengan n = 15
dan n= 30 memiliki nilai rtabel sebesar 0,396. Maka akan ditampilkan
soal-soal yang valid.
2.Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan
data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas angket dicari dengan
menggunakan rumus Alpha untuk variabel X dan Y. Menurut Arikunto (2006:196):
“rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan
1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus alpha yang digunakan
adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2006:196)
Keterangan:
r11 =
Reliabilitas
k =
Banyaknya item
σi =
Butir angket ke-i
σt =
Varians total
Dari soal-soal yang telah valid, maka dicari
nilai reliabilitasnya untuk mengetahui hasil yang didapat akan sama apabila
diuji ke tempat lain. Dengan menggunakan rumus pada Predictive
Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18. Angket dinyatakan reliabel dan akan tetap hasilnya sama
dimanapun penelitian dilakukan.
3.7
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data adalah cara untuk memudahkan atau menyederhanakan data dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan dimengerti untuk menguasai dan menganalisis
data agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Analisis data
dilakukan dengan dua cara yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik.
3.7.1
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan:
1. Menetapkan
nilai rata-rata (Mean) setiap indikator variabel (item) dengan cara mengalikan
frekuensi jawaban dengan bobot nilai kemudian dibagi dengan jumlah responden.
2. Menentukan
kategori dari rata-rata setiap variabel berdasarkan nilai dari skala likert
yang digunakan dalam angket penellitian.
3.7.2
Teknik Regresi Sederhana
Uji Linier dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)
bersifat linier. Uji Linieritas ini dilakukan dengan menggunakan dengan bantuan Predictive Analytics SoftWare (PASW)
Statistics 18. Menuru Riduwan (2010:244) Uji linieritas menggunakan
statistik uji F, uji linieritas regresi dilakukan dengan Analisis Varians
(Sidik Ragam) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tuliskan
hipotesis yang akan diuji. Yaitu:
Ho : Tidak ada hubungan yang
linier dan signifikan antara variabel X dengan Y.
Ha
: Ada hubungan yang linier dan signifikan antara variabel X dengan Y.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai
berikut:
Ho : β = 0
Ha : β ≠ 0
2. Tentukan
persamaan = a + bX
dengan menghitung nilai a dan b dengan rumus :
3. Hitunglah
jumlah kuadrat Total (JKT) dengan rumus :
4. Hitunglah
jumlah kuadrat regresi (JKR) dengan rumus :
5. Hitung
jumlah kuadrat sisa (JKS) dengan rumus :
JKS
= JKT – JKR
db
Total = N – 1
db
Regresi = 1
db
Sisaan = N – 2
6. Hitung
kuadrat tengah regresi (KTR) dan kuadrat tengah sisaan (KTS) dimana : KTR = JKR
7. Tentukan
Fhitung dengan rumus :
8. Susun
hasil – hasil perhitungan dalam daftar analisis varians (daftar sidik ragam).
Apabila F hitung < F tabel
maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan variabel secara linier.
Penutup
Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah
disampaikan maka kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Kebiasaan
menonton tayangan kekerasan di televisi pada siswa kelas IV SD Negeri 020275
Binjai Timur tergolong sering dengan nilai rata-rata 40,68.
2. Perilaku
agresif pada siswa kelas IV di SD Negeri 020275 Binjai Timur termasuk kedalam
kategori sering dengan nilai rata-rata 80,08.
3. Tayangan
kekerasan di televisi berpengaruh terhadap perilaku agresif siswa kelas IV di
SD Negeri 020275 Binjai Timur, yang dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis yaitu bahwa Fhitung <
Ftabel atau 1,107 < 4,28.
4. Terhadap
hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hipotesis menyatakan bahwa
terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara tayangan kekerasan di televisi
terhadap perilaku agresif siswa kelas IV di SD Negeri 020275 Binjai Timur.
Artinya, semakin sering siswa menonton tayangan kekerasan di televisi maka akan
semakin sering pula perilaku agresif dilakukan.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi
siswa sangat perlu untuk dapat memahami dan memilah tayangan yang layak
ditonton dan dapat ditiru sehingga sebaiknya tayangan yang ditonton adalah
tayangan yang mengandung nilai-nilai kebajikan dan nilai edukasi.
2. Bagi
guru diharapkan sebagai pengamat dan penasehat untuk dapat mengarahkan siswa
apabila diketahui melakukan tindakan yang kurang baik di sekolah.
3. Bagi
orangtua hendaknya dapat mengawasi dan mendampingi anak ketika sedang menonton
televisi di rumah agar terhindar dari tayangan yang tidak baik untuk ditonton
serta selalu memberikan waktu dan perhatian untuk melihat perkembangan perilaku
anak.
4. Bagi
peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian ini di sekolah
agar diperoleh hasil yang sempurna.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda