Selasa, 04 Juli 2017

JURNAL




Pendahuluan
Perilaku agresif merupakan salah satu tindakan yang merupakan antisosial. Perilaku agresif adalah suatu kecenderungan perilaku menyakiti orang lain atau merusak milik orang lain. Perilaku ini dapat membahayakan orang lain sehingga membuat si pelaku dijauhi oleh orang yang disakitinya atau dalam hal ini disebut korban.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, diperoleh data bahwa dari hasil pengamatan beliau pada kegiatan belajar mengajar sehari-hari pada tahun ajaran 2014/2015 ini, masih ditemukan perilaku-perilaku agresif pada siswa SD Negeri 020275 Binjai Timur. Agresi fisik seperti saling memukul, melempar kertas, dan melempar potongan kapur ataupun menarik rambut teman yang duduk di depannya juga ditemui setiap harinya dalam kegiatan belajar mengajar. Perilaku agresif berupa agresi verbal seperti saling mengejek dengan tujuan menyakiti target, membantah  instruksi guru secara lisan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau sengaja mengganggu kenyamanan belajar temannya dengan cara menirukan auman harimau yang sering dia lihat dan dengar melalui tayangan sinetron kesukaannya.
Salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku agresif adalah intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi. Televisi dengan berbagai tayangan yang ditampilkan telah mampu menarik minat dan membius pemirsa, baik orang dewasa maupun anak-anak. Menurut hasil survei di Amerika, anak-anak dan orang dewasa menghabiskan waktu 22-28 jam per minggu atau 3-4 jam per hari untuk menonton televisi. Ini artinya anak-anak lebih banyak waktunya untuk menonton televisi dibandingkan dengan aktivitas lain yang lebih sehat dan bermanfaat. Anak merupakan individu yang sedang dalam perkembangan baik fisik maupun kemampuan pikirnya, berbeda dengan orang dewasa. Pengetahuan dan kemampuan pikir anak belum mampu untuk menyeleksi sesuatu berdasarkan standar nilai-nilai yang umumnya dipakai oleh orang dewasa.
Hampir semua tayangan di televisi memuat adegan kekerasan didalamnya, mulai dari program informasi kriminal, berita, film, sinetron, reality show, iklan, dan bahkan film kartun pun yang merupakan tayangan untuk anak-anak memuat adegan kekerasan didalamnya. Sehingga sepatutnya orang tua menyadari hal ini dan bersikap bijaksana dengan menemani anak menonton dan memilih tayangan yang sesuai dengan usia mereka.

Pembahasan
3.1   Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
3.2   Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD  Negeri 020275 Binjai Timur tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 1 kelas dengan jumlah seluruhnya 25 orang siswa. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota populasi yang bersifat representatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 orang siswa atau total unit populasi
3.3   Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas: variabel terikat, yaitu perilaku agresif siswa (Y), dan variabel bebas yaitu, tayangan kekerasan di televisi (X). Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan variabel penelitian, maka peneliti memberikan defenisi operasional sebagai berikut:
1.        Tayangan Kekerasan di Televisi (X).
Tayangan kekerasan di televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tayangan kekerasan fisik yaitu, segala bentuk siaran yang memperlihatkan adegan yang menyerang, menyakiti dan melukai fisik orang lain serta dapat menimbulkan perasaan negatif kengerian atau rasa takut antara lain: horor, pencurian, perampokan, pembunuhan, perkosaan, perkelahian, penindasan, pelecehan, dan tindakan sadistis.
2.        Perilaku Agresif (Y).
Perilaku agresif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik fisik maupun psikologis, secara verbal maupun fisik.  Pengukuran perilaku agresif dapat diidentifikasi melalui aspek agresi verbal, agresi fisik, kemarahan, dan permusuhan.
3.4   Desain Penelitian
 Adapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


 


     
 Keterangan:
      X (variabel bebas)       : Tayangan kekerasan di televisi
      Y (variabel terikat)      : Perilaku agresif siswa


3.5    Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Angket atau kuesioner, adalah alat penghimpun data utama dengan membuat daftar pernyataan tertulis yang dirancang untuk memperoleh informasi yang dapat dianalisis. Angket dibuat dengan mengajukan pilihan jawaban siswa.
3.6   Uji Coba Instrument
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data sebelumnya diujicoba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1.        Validitas
Pengujian validitas angket dimaksudkan untuk mengukur kesahihan angket yang digunakan sebagai alat atau instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:168): “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.  Teknik analisis pengujian validitas menggunakan teknik Product Moment, sebagai berikut:
                       (Arikunto, 2006:170)

Dimana:
N         = Jumlah responden
∑X      = Variabel X
∑Y      = Variabel Y
∑XY   = Jumlah perkalian skor variabel X dan variabel Y
∑X2     = Jumlah kuadrat skor variabel X
∑Y2     = Jumlah kuadrat skor variabel Y
rxy        = Nilai koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
Kriteria penentuan kevalidan suatu butir angket didasarkan jika nilai rxy > rtabel pada taraf signifikansi 95% atau derajat kebebasan (degree of freedom) sama dengan 0,05 maka butir angket di nyatakan valid, jika sebaliknya maka butir angket dinyatakan tidak valid (diperbaiki atau dinyatakan gugur).
Adapun uji validitas angket dilaksanakan di SDN 020275 Binjai Timur pada hari dengan jumlah siswa 25 orang. Angket yang disebarkan adalah angket tayangan kekerasan dengan jumlah soal berjumlah 15 soal  dan angket perilaku agresif dengan jumlah soal berjumlah 30 soal. Dari hasil perhitungan menggunakan product moment dengan bantuan Predictive Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18 = buka aplikasi  masukkan data x dalam data view  pilih menu analyze, correlate, bivarate   pindah variabel x dari kiri ke kanan   klik oke (pada lampiran 5 dan 6) dengan n = 15 dan n= 30 memiliki nilai rtabel sebesar 0,396. Maka akan ditampilkan soal-soal yang valid.
2.Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas angket dicari dengan menggunakan rumus Alpha untuk variabel X dan Y. Menurut Arikunto (2006:196): “rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus alpha yang digunakan adalah sebagai berikut:
           
                            (Arikunto, 2006:196)
Keterangan:
r11        = Reliabilitas
k          = Banyaknya item
σi         = Butir angket ke-i
σt         = Varians total

 Dari soal-soal yang telah valid, maka dicari nilai reliabilitasnya untuk mengetahui hasil yang didapat akan sama apabila diuji ke tempat lain. Dengan menggunakan rumus pada Predictive Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18. Angket dinyatakan reliabel dan akan tetap hasilnya sama dimanapun penelitian dilakukan.
3.7   Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara untuk memudahkan atau menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dimengerti untuk menguasai dan menganalisis data agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik.      

3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan:
1.      Menetapkan nilai rata-rata (Mean) setiap indikator variabel (item) dengan cara mengalikan frekuensi jawaban dengan bobot nilai kemudian dibagi dengan jumlah responden.
2.      Menentukan kategori dari rata-rata setiap variabel berdasarkan nilai dari skala likert yang digunakan dalam angket penellitian.

3.7.2 Teknik Regresi Sederhana
Uji Linier dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) bersifat linier. Uji Linieritas ini dilakukan dengan menggunakan dengan bantuan Predictive Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18. Menuru Riduwan (2010:244) Uji linieritas menggunakan statistik uji F, uji linieritas regresi dilakukan dengan Analisis Varians (Sidik Ragam) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Tuliskan hipotesis yang akan diuji. Yaitu:
Ho : Tidak ada hubungan yang linier dan signifikan antara variabel X dengan Y.
Ha : Ada hubungan yang linier dan signifikan antara variabel X dengan Y.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Ho : β = 0
Ha : β ≠ 0
2.      Tentukan persamaan  = a + bX dengan menghitung nilai a dan b dengan rumus :     
3.      Hitunglah jumlah kuadrat Total (JKT) dengan rumus :
4.      Hitunglah jumlah kuadrat regresi (JKR) dengan rumus :
5.      Hitung jumlah kuadrat sisa (JKS) dengan rumus :
JKS                      = JKT – JKR
db Total    = N – 1
db Regresi            = 1
db Sisaan  = N – 2
6.      Hitung kuadrat tengah regresi (KTR) dan kuadrat tengah sisaan (KTS) dimana : KTR = JKR
7.      Tentukan Fhitung dengan rumus :
8.      Susun hasil – hasil perhitungan dalam daftar analisis varians (daftar sidik ragam).
Apabila F hitung < F tabel maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan variabel secara linier.


Penutup

Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah disampaikan maka kesimpulan yang diperoleh adalah:
1.      Kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi pada siswa kelas IV SD Negeri 020275 Binjai Timur tergolong sering dengan nilai rata-rata 40,68.
2.      Perilaku agresif pada siswa kelas IV di SD Negeri 020275 Binjai Timur termasuk kedalam kategori sering dengan nilai rata-rata 80,08.
3.      Tayangan kekerasan di televisi berpengaruh terhadap perilaku agresif siswa kelas IV di SD Negeri 020275 Binjai Timur, yang dibuktikan dari hasil pengujian  hipotesis yaitu bahwa Fhitung < Ftabel atau 1,107 < 4,28.
4.      Terhadap hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara tayangan kekerasan di televisi terhadap perilaku agresif siswa kelas IV di SD Negeri 020275 Binjai Timur. Artinya, semakin sering siswa menonton tayangan kekerasan di televisi maka akan semakin sering pula perilaku agresif dilakukan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.      Bagi siswa sangat perlu untuk dapat memahami dan memilah tayangan yang layak ditonton dan dapat ditiru sehingga sebaiknya tayangan yang ditonton adalah tayangan yang mengandung nilai-nilai kebajikan dan nilai edukasi.
2.      Bagi guru diharapkan sebagai pengamat dan penasehat untuk dapat mengarahkan siswa apabila diketahui melakukan tindakan yang kurang baik di sekolah.
3.      Bagi orangtua hendaknya dapat mengawasi dan mendampingi anak ketika sedang menonton televisi di rumah agar terhindar dari tayangan yang tidak baik untuk ditonton serta selalu memberikan waktu dan perhatian untuk melihat perkembangan perilaku anak.
4.      Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian ini di sekolah agar diperoleh hasil yang sempurna.




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda