Sistem Analisis Administrasi PART 2
BAB VI
PENGANALISAAN TATA RUANG
Suatu system yang baru atau perombakan system harus selalu
dikoordinasikan dengan tata ruang yang ada atau yang disarankan.
1. Pentingnya Tata ruang Kantor
Ruangan dapat menjadi suatu rintangan komunikasi, untuk
mengatasi rintangan tersebut dapat menggunakan formulir-formulir, surat-surat,
penggilan telepon dan sebagainya yang akan banyak memakan biaya. Semangat kerja
dan efisiensi pegawai kantor yang menjalankan system menjadi lebih baik atau
lebih buruk, dipengaruhi oleh pemanasan, penyinaran, ventilasi, alat-alat
penglihatan dan pendengaran dalam kantor.
2. Pengurangan garis-garis komunikasi
Semakin sedikitnya kelokan-kelokan/simpangan dan keruwetan
garis-garis komunikasi, maka prosedur-prosedur semakin sederhana dan tidak
membingungkan.
3. Penghematan Ruangan
Suatu tata ruang yang efektif harus dapat menghemat ruangan
tanpa menggangu pelaksanaan pekerjaan dengan penyusutan pegawai-pegawai dan
bagian-bagian. Apabila dikerjakan dengan tepat, maka penghematan ruangan dapat
pula menghemat ruang dalam jumlah yang besar. Pemilihan dan pengaturan ruangan
kantor dan dinding penyekat, spesifikasi pemanasan, penerangan dan peredaran
udara dan dekorasi serta pemeliharaan alat-alat pendengaran pada dinding dan
langit-langit harus diatur guna menjamin kenyamanan kerja dan memajukan
produktivitas pegawai. Pertimbangan pribadi tidak boleh dimasukkan kedalam
penentuan tata ruang. Prinsip-prinsip dasarnya haruslah penghematan maksimal
bagi organisasi keseluruhan dan suasana lingkungan pekerjaan yang sebaik
mungkin bagi sebagian besar pegawai. Hal ini tidak saja akan menjamin tata
ruang yang lebih stabil persoalan-persoalan di bidang kepegawaian tidak selalu
memerlukan perubahan-perubahan pada tata ruang.
Langkah permulaan di dalam penerapan prinsip-prinsip umum
tata ruang kantor yang baik ialah penguasaan suatu pengetahuan dasar tentang
pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam bagian-bagian yang
bersangkutan.
4. Memperkirakan Kebutuhan Ruangan
Langkah pertama ialah membuat tingkatan-tingakatan ruangan
pegawai dan menentukan ukuran ruangan bagi tiap tingkatan. Setelah menentukan
kebutuhan-kebutuhan ruangan pada waktu sekarang, kebutuhan-kebutuhan perluasan
di masa mendatang dan penyusutan harus diramalkan. Selain itu, perlu disiapkan
atau dibuat rencana lantai, dengan menggunakan skala dari ruangan yang tersedia
dan memperlihatkan adanya dinding-dinding, pintu-pintu, pilar-pilar/tiang-tiang
saluran untuk alat telepon da listrik, dinding-dinding pemisah yang permanent,
radiator-radiator dan cirri-ciri gedung yang lain yang mungkin mempengaruhi
tata ruang.
BAB VII
PENGANALISAAN PENGHEMATAN GERAK
A.
Penghematan gerak
Prinsip-prinsip penghenatan gerak perlu diketahui
untuk memajukan usaha penghematan gerak guna mengurangi waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ketatausahaan. Prinsip-prinsip ini
didasari atas hasil-hasil penelitian banyak orang yang telah bekerja bertahun-tahun
dalam bidang penghematan gerak.
Dalam melaksanakan kegiatan kantor, pekerjaan-pekerjaan
organisasi ataupun perusahaan dilaksanakan atas dasar-dasar yang sehat.
Seorang juru analisa selalu mengarahkan perhatiannya terhadap problem-problem
yang berhubungan dengan penelaahan terhadap kegiatan unit-unit yang lebih kecil
dalam keadaan yang lebih terperinci lagi. Kemudian juru analisa memperhatikan
tentang metode perbaikan suatu langkah atau pekerjaan seseorang pegawai dalam
suatu prosedur, yang mana berdasarkan hasil analisa yang telah diadakan
sebelumnya memang memerlukan perbaikan-perbaikan. (Norman Barish)
Dua alat untuk mengadakan analisa yang lebih terperinci
ialah penelaahan tentang gerak (motion study) dan penelaahan tentang gerak
secara mikro (nicro motion study). Alat-alat ini sangat berguna terutama untuk
menganalisa pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan gerakan-gerakan tangan dan
badan. Perbedaan antara penelaahan gerak dengan penelaahan gerak secara mikro
terletak pada soal kecermatan atau kehalusan pengamatan. Penelahaan gerak
secara mikro bermaksud intuk menguraikan unit-unit gerak dalam unsur
sekecil-kecilnya sehingga dalam mengadakan analisa itu perlu digunakan kamera
gambar hidup ataupun kamera gambar film.
Penelahaan tentang gerak akan merupakan teknik yang berharga
guna memperkecil usaha-usaha kerja, meningkatkan prouktifitas dan menekan
biaya-biaya. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pegawai-pegawai melaksanakan
pekerjaan yang dianalisa dengan selingan-selingan usaha / kelelahan yang lebih
kecil.
Prinsip-prinsip penghematan gerak disajikan untuk
menggambarkan syarat-syarat dimana pekerjaan ketatausahaan dapat dilakukan
untuk jangka waktu yang paling panjang dengan usaha / kelelahan yang
sekecil-kecilnya serta pemakaian waktu rata-rata yang sesingkat-singkatnya.
Prinsip 1
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan kedua belah tangan yang
harus memulai dan menggakhiri masing-masing unsur gerak secara simultan /
serempak, dan gerak simultan ini apa bila mungkin harus kearah yang berlawanan
atau simetris.
Gerakan-gerakan tangan dan bahu harus mengambil arah yang
berlawanan atau simetris, oleh karena cara demikian akan diperoleh keseimbangan
fisik dan mental yang baik. Kadang-kadang tidak mungkinmengatur pekerjaan
sedemikian rupa sehingga lengan-lengan dapat bergerek secara simetris dengan
arah yang berlawanan. Dalam hal-hal demikian ini, lebih baik mengatur pekerjaan
tersebut sedemikian rupa yang memungkinkan lengan-lengan bergerak dengan
mengikuti garis-garis tegak lurus dan ini lebih baik daripada bergerak dengan
arah yang sama.Salah satu hal yang perlu diingat ialah apabila tangan yang satu
bekerja, tangan yang lain mengatur, maka prinsip yang pertama ini terpaksa
dilanggar. Penghematan gerak dapat dicapai bila hal ini dapat dicegah dengan
menggunakan perkakas-perkakas untuk melakukan pekerjaan dan mengatur
unsure-unsur pekerjaan, yang setepat-tepatnya untuk menghindari menganggurnya
anggota badan / tangan-tangan.
Prinsip
2.
Kegiatan-kegiatan dalam tempat kerja harus dilakukan sedemikian
rupa guna memungkinkan kelancaran rangkaian gerakan dengan mengikuti
garis-garis yang terpendek dan dengan unsure-unsur gerak yang sederhana dan
sedikit mungkin.
Suatu akibat yang pasti dari prinsip ini ialah bahwa unsure
gerak yang terakhir delam rangkaian gerak tersebut harus berdekatan sekali
dengan unsure gerak yang pertama. Hal ini merupakan usaha penghematan yang
paling pokok dalam usaha penghematan gerak, yang memerlukan pertimbangan
mengenai tiga aspek dari unsur-unsur gerak yaitu :
1.
Menghilangkan unsure-unsur gerak
yang tidak diperlukan
2.
Menyederhanakan unsur-unsur gerak
yang perlu
3.
Mengatur kembali unsure-unsur gerak
yang diperlukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan yang
berulang-ulang. Sesederhana, selancar serta sesingkat mungkin.
Prinsip
3.
Gerakan-gerakan yang melengkung, secara bebes dan berirama
adalah lebih baik dari pada gerakan-gerakan yang tidak bebas ysng disertai
dengan pergantian-pergantian arah secara mendadak.
Gerakan-gerekan yang berirama memerlukan waktu yang lebih
pendek dan tenaga yang lebih sedikit dari pada gerakan-gerakan yang disertai
pergantian-pergantian arah secara tiba-tiba. Dalam melakukan pola yang bebas
dan berirama ini, beberapa faktor harus diperhatikan. Kebalikan dari suatu
gerak yang bebas akan terjadi apabila kita membiarkan urat-urat dalam tubuh
mengerut kearah yangberlawanan satu dengan yang lain.
Prinsip
4.
Apabila mungkin, kerjakan urat-urat yang diperlukan untuk
menyerahkan barang-barang harus dikecilkan sampai tingkat minimal dengan
menggunakan alat-alat yang seringan mungkin, dengan jalan meluncurkannya
benda-benda yang kecil dan dengan jalan mempergunakan daya tarik gerak.
Bersangkutan dengan prinsip ini adalah menggunakan kerja
yang diperlukan dengan jalan menyampaikan sesuatu yang telah selesai dikerjakan
dengan menjatuhkan kedalam kotak-kotak yang tersedia, dengan menggunakan alat
perlengkapan yang dapat dibawa berpindah-pindah yang terbuat dari bahan-bahan
yang ringan, dengan jalan mendorong atau meluncurkan bahan-bahan atau alat-alat
yang kecil-kecil dan bukan mengangkat barang-barang atau alat-alat tersebut.
Prinsip
5.
Perhatian harus dicurahkan kepada kemampuan dan
ketidakmampuan dari semua anggota badan manusia yang bersangkutan.
Pada umumnya dianggap lebih baik untuk membatasi serak
anggota-anggota badan yang sekecil mungkin, yaitu; Gerak jari-jari; gerak
pergelanggan tangan; Gerak lengan depan; Gerak lengan bagian atas; Gerak bahu.
Jadi pola-pola gerakan yang melibat jari-jari sendiri
dianggap lebih baik daripada gerak yang melibatkan juga dengan depan. Hal ini
sering kali ada benarnya. Bagaimana juga gerakan lengan atau pergelangan tangan
secara bebas dan berirama lebih sedikit melelahkan dan lebih cepat untuk menulis
tangan. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan akibat keseluruhannya dalam
tiap-tiap penerapan yang bersifat khusus.
Prinsip
6.
Kaki dan anggota-anggota badan yang lain harus dibebani
kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat dikerjakannya, hal mana yang akan
membebaskan tangan dari hal yang lain.
Contoh-contoh penerapan prinsip ini adalah mesin-mesin
stapling yang digerakkan oleh kaki, mesin-mesin pengumpul dan pelipat kertas
yang digerakkan dengan kaki.
Prinsip
7.
Pengawasan atas bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan
harus ditempatkan pada posisi posisi yang pasti dan tepat, lebih baik dalam
posisi dalam mana bahan-bahan, alat-alat dan perlengkapan tersebut akan
dipergunakan atau dalam lingkungan kerja yang sangat berdekatan atau praktis.
Keuntungan-keuntungan menempatkan bahan-bahan, peralatan dan
perlengkapan pada posisi-posisi yang pasti dan tetap ialah:
1.
Apabila para pegawai harus mengambil
bahan-bahan dan alat-alat kerja setiap kali pada tempat sama, maka ia tidak
perlu mencari-cari kesana-kemari.
2.
Apabila pegawai-pegewai dapat
mengembangkan kebiasaan mengadakan tenggapan secara otomatis, maka dapatlah
dikurangi usha-usaha mental dan kelelahan dalam melakukan pekerjaan.
3.
Apabila semua bahan-bahan diambil
dari tempat yang sama, maka bagi pegawai-pegawai tidak perlu mengarahkan
penglihatan nya kepada gerak-gerak tanggannya, karena gerak tangan-tangan sudah
dengan sendirinya mengarah ketempat barang secara tepat.
Dalam melaksanakan kegiatan kantor, pekerjaan-pekerjaan
organisasi ataupun perusahaan dilaksanakan atas dasar-dasar yang sehat.
Seorang juru analisa selalu mengarahkan perhatiannya terhadap problem-problem
yang berhubungan dengan penelaahan terhadap kegiatan unit-unit yang lebih kecil
dalam keadaan yang lebih terperinci lagi. Kemudian juru analisa memperhatikan
tentang metode perbaikan suatu langkah atau pekerjaan seseorang pegawai dalam
suatu prosedur, yang mana berdasarkan hasil analisa yang telah diadakan
sebelumnya memang memerlukan perbaikan-perbaikan. (Norman Barish)
Dua alat untuk mengadakan analisa yang lebih terperinci
ialah penelaahan tentang gerak (motion study) dan penelaahan tentang gerak
secara mikro (nicro motion study). Alat-alat ini sangat berguna terutama untuk
menganalisa pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan gerakan-gerakan tangan dan
badan. Perbedaan antara penelaahan gerak dengan penelaahan gerak secara mikro
terletak pada soal kecermatan atau kehalusan pengamatan. Penelahaan gerak
secara mikro bermaksud intuk menguraikan unit-unit gerak dalam unsur
sekecil-kecilnya sehingga dalam mengadakan analisa itu perlu digunakan kamera
gambar hidup ataupun kamera gambar film.
Penelahaan tentang gerak akan merupakan teknik yang berharga
guna memperkecil usaha-usaha kerja, meningkatkan prouktifitas dan menekan
biaya-biaya. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pegawai-pegawai melaksanakan
pekerjaan yang dianalisa dengan selingan-selingan usaha / kelelahan yang lebih
kecil.
B.
Pergerakan tangan dalam penghematan gerak
1.
Bagan Simo (Simultaneous Motion
Chart)
Bagan simo
ini mencatat tentang gerakan tangan kiri dan kanan pekerja dalam
melakukan pekerjaannya serta mencatat waktu yang diperlukan setiap
gerakan tangan baik tangan kanan maupun tangan kiri. Bagan ini
sangat perlu untuk dibuat, karena dengan bagan ini akan dapat
diketahui gerakan ke dua tangan yang tidak efisien yang dapat menimbulkan
kelelahan bagi pekerja sendiri dan dapat mengetahui gerakan-gerak an ke
dua tangan yang efisien, sehingga waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut akan lebih cepat.
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis adalah
sebagai berikut
Penggunaan
anggota badan.
a.
Sedapat mungkin ke dua tangan akan
memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b. Sedapat mungkin ke dua tangan
tidak menganggur secara bersamaan kecuali pada waktu istirahat.
c.
Gerak dari tangan hendaknya
seimbang dan serentak.
d. Gerak dari tangan dan tubuh sedapat
mungkin merupakan gerakan yang serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada
kesehatan para karyawan.
e.
Keseimbangan dari kecepatan
dan ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga akan sesuai dengan
jarak pada urut-urutan tubuh karyawan,
f.
Diutamakan menyusun gerakan yang
lancar dan rata secara terus menerus sehingga memudahkan karyawan untuk
mempelajarinya.
g.
Gerakan untuk pemindahan
barang dilaksanakan dengan cepat dan semudah mungkin.
h. Pelaksanaan pekerjaan sedapat
mungkin diusahakan dalam bentuk gerakan-gerakan normal, simetris
dan tidak menyilang.
i.
Akomodasi mata sedapat mungkin
diusahakan tidak menimbulkan "cepat lelah".
Tempat kerja
a) Semua peralatan yang dipergunakan
serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat
karyawan.
b) Peralatan, bahan serta alat
pengawasan ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkauoleh
karyawan yang mempergunakannya.
c)
Perpindahan material; dari gudang ke
tempat karyawan sedapat mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga
menghemat tenaga.
d) Penggunaan "drop deliveries"
(pemasukan barang dengan jalan penjatuhan/tempat barang tersebut di bawah
karyawan) sedapat mungkin dipergunakan
e) Bahan-bahan dan peralatan
diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga karyawan dapat mengambil dengan
urutan yang baik.
f)
Penerangan hendaknya tepat
mengenai obyek kerja karyawan dengan membuat penerangan yang cukup.
Sedapat mungkin arah penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tj;
dak mengaburkan penglihatan karyawan.
g) Tingginya tempat kerja dan tempat
duduk dibuat secara serasi mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk
sewaktu-waktu berdiri dan duduk kembali.
h) Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk
tersebut diusahakan agar dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga
pergantian karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.
Penyusunan
peralatan dan perlengkapan
a) Kedua tangan karyawan harus
dapat bergerak dengan bebas dan cepat untuk mendapatkan peralatan dan
perlengkapan yang diperlukan. Bila mermungkinkan dipergunakan
perlengkapan/peralatan yang dapat digerakkan/ dipergunakan dengan kaki
karyawan.
b) Dua atau lebih dari
peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila memungkinkan.
c)
Peralatan dan bahan-bahan
sedapat mungkin ditempatkan dalam rangkaian yang menguntungkan
karyawan.
d) Apabila setiap jari karyawan
mempunyai gerakan-gerakan spesifik (misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari
setiap jari harus didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari
masing-masing jari tersebut.
e) Peralatan-peralatan pengukit,
palang kayu dan lain sebagainya (kalau ada) ditempatkan tidak jauh
dari karyawan, sehingga karyawan dapat mempergunakannya apabila
diperlukan tanpa membuang waktu dan tenaga.
Simbol-simbol
yang dipakai atau digunakan dalam bagan simo adalah sebagai berikut:
□
= OPERASI
Digunakan
untuk aktivitas memegang, mendu dukkan, menggunakan, melepaskan perkakas, atau
bahan.
= TRANSPORT
Digunakan
untuk gerak tangan dari atau ke pekerjaan atau peralatan atau bahan.
= PENUNDAAN
Digunakan
untuk menunjukkah waktu tangan sedang menganggur (meskipun yang lainnya
sedang bekerja).
= PEGANG
Digunakan untuk aktivitas memegang pokes jaan, peralatan
atau bahan, yaknl apabila tangan yang dalam penelitian itu se- dang
memegang sesuatu.
Di dalam bagan simo, gerak tangan kiri dan tangan kanan akan
ditunjukkan secara jelas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ke dua
tangan tersebut dan juga waktu yang digunakan oleh ke-dua tangan dalam
melakukan aktivitasnya. Didalam menganalisis nanti pertama kita menyusun bagan
simo yang dilakukan sekarang dan kemudian dibuat bagan simo yang diusulkan,
2. Langkah-langkah Penyusunan Bagan
Simo
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan gerak ke dua
tangan dengan menggunakan bagan simo adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kegiatan yang akan
diamati.
b. Meroahami kegiatan yang akan
diamati.
c. Menyiapkan
bagan simo dan juga memahami simbu-simbul
yang digunakan untuk mengadakan peng-amatan, Dengan memahami simbul
serta kegiatan ini akan membantu penelitian dalam menyusun bagan
simo.
d. Menganalisa bagan simo yang
telah disusun, kemudian mencari gerakan-gerakan ke dua tangan yang
tidak diperlukan atau kegiatan yang efisien, setelah itu menyusun kembali bagan
simo yang telah dilakukan perbaikan.
3 Therblig
Therblig yaitu symbol-simbol untuk menandai unsure-unsur
gerak yang terkecil yang kadang-kadang juga disebut gerak dasar untuk kegiatan
fisik pegawai. Simbol ini digunakan Gilbreth dalam rangka mengadakan penelaahan
dari hasil karyanya yang kemudian disempurnakan oleh Ralph M. Barnes.
17
unsur therblig yang sudah disempurnakan adalah:
a. Mencari (search = Sh), Menunjukkan
pada bagian gerakan selama mata atau tanggan bergerak kian kemari untuk
menemukan sesuatu bend.
b. Memilih (Select = St), Menunjukkan
gerakan mengambil suatu benda diantara benda-benda yang ada.
c. Mencekau (Grasp = G), Menangkap
seatu berada atau mendekatkan jari-jari tangan untuk menangkap benda yang
dipegang / diangkat.
d. Berjalan tanpa muatan (transport
empty = TE), Menunjukkan bergeraknya tanggan untuk mencapai tempat suatu benda.
e. Berjalan dengan muatan (Transport
Loaded = TL), Menunjukkan gerakan tanggan memindahkan suatu benda ketempat
lain.
f. Memegang (Hold = H), Menangkap suatu
benda setelah dijangkau.
g. Melepas muatan (Released Load = RL),
Membiarkan benda yang ibawa tadi terlepas.
h. Meletakkan (Position = P),
Menempatkan suatu benda ke tempat yang sedemikian rupa sesuai yang diharap.
i. Meletakkan dalam keadaan siap
(Pre-Position = P.P.), Menempatkan benda sehingga dalam keadaan siap untuk
dipergunakan lain waktu.
j. Memeriksa (Inspect = I), Meneliti
benda apakah sudah cocok dengan yang sudah ditentukan.
k. Mengumpulkan (Assemble = A),
Menggabungkan benda yang satu dengan yang lain yang merupakan bagian integral
benda tersebut.
l. Memisahkan (Disassemble = DA),
Kebalikan dari mengumpulkan.
m. Menggunakan (Use = U), Memakai suatu benda sebagai alat.
n. Kelambatan yang tak dapat dihindari
(Unavoidable delay = UD), Unsur gerak ini menunjukkan penundaan gerak diluar
kekuasaan pegawai.
o. Kelambatan yang dapat dihindari
(Avoidable Delay = AD), Kelambatan yang disebabkan pegawai.
p. Merencanakan (Plan = Pn), Reaksi
mental yang mendahului gerak fisik.
q. Istirahat melepas leleh (rest for
overcoming fatigue = R), Penundaan sementara.
C.
Penelaahan waktu dalam penghematan gerak
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang
dibutuhkan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu
standar tersebut akan membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
1. Waktu normal
Pengertian dari waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan
normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu
apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya.
'Dari pengertian ini waktu normal, waktu yang benar-benar digunakan
pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya Untuk menentukan waktu normal kita
harus menentukan:
a.
Waktu Terpilih (selected operating time)
Untuk menentukan waktu terpilih ini, kita harus memilih
karyawan yang diamati sebagai wakil dari seluruh karyawan dan karyawan
yang diamati itu yang trampil dan cakap dalam bekerja sehingga dalam menentukan
waktu tersebut akan memperoleh hasil yang baik, Jika memilih karyawan yang tidak
trampil dan tidak cakap akan menghasilkan waktu yang tidak tepat dan
tidak bisa digunakan sebagai waktu yang digunakan untuk
menentukan waktu standar.
Prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran waktu ini
adalah sebagai berikut:
1). Menstandardisasi metode kerja.
2). Pilih pekerja yang relatip
cakap, sehingga kita tidak usah memberi petunjuk-petunjuk
padanya sehingga pengukuran berjalan lancar.
3). Kita gunakan alat penoatat waktu yang memenuhi
persyaratan (stop watch), alat-alat tulis disiapkan.
4). Memberitahukan pada pekerja yang
diukur tujuan kita, sehingga dia maklum akan halnya.
5). Mengukur dengan mencatat waktu gerak-gerak
standar pekerja.
Untuk memudahkan dalam menentukan wak-tu terpilih kita dapat
membuat label, di mana label ini ditunjukkan adanya gerak pekerja
yang diteliti dari tahap pertama sampai selesai tahap akhir dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan di dalam label ini juga ditunjukkan hari penelitian, Setelah
dibuat kemudian kita dapat menentukan waktu terpilih dengan cara:
1).
Mengambil rata-rata. dari hasil pengamatan (mean)
2).
Mengambil angka atau hasil pengamatan yang soring muncul (modus)
3).
Mengambil angka tengah dari hasil pengamatan.
b.
Performance rating
Performance rating perlu ditentukan
karena setiap karyawan dari perusahaan terse-but mempunyai tingkat ketrampilan
dan kecakaan yang berbeda. Tingkat ketrampilan ini biasanya ditentukan
dalam bentuk prosentase, angka prosentase ini nanti dikalikan
dengan waktu yang terpilih akan menghasilkan waktu normal.
Setelah diperhitungkan hasil waktu terpilih dan performance rating waktu
normal dapat dihitung dengan cara mengalikan antra waktu terpilih dengaan
performinace rating. Waktu normal ini juga tidak bisa digunakan sebagi standar waktu
kerja karyawan apalagi digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kerja
karyawan. Jika waktu tersbut digunakan sebagai waktu standar maka akan
mengakibatkan kinerja karyawan setelah di evaluasi kemungkinan besar tidak
memperoleh hasil efisiensi kerja yang baik karawan. Hal ini disebabkan para
karyawan dalam bekerja tidak pernah dipertimbangkan waktu untuk menghilangkan
kelelahan dalam bekerja.
2. Waktu Allowance
Setiap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan nya tidak
mungkin selama menyelesaikan pekerjaan itu, tidak ada waktu
kelonggaran atau waktu untuk istirahat guna menghilangkan kelelahan
dan ketegang-n seiama mereka bekerja. Waktu kelonggaran ini per-lu ditentukan
oleh pimpinan dalam menentukan waktu standar, sehingga waktu standar
tersebut dapat ditentukan secara tepat karena mempertimbangkan waktu
ke-longgaran yang diberikan kepada para karyawan dalam melakukan tugasnya,
Alasan waktu kelonggaran ini perlu diperhitung kan antara lain :
a. Perhitungan kelonggaran kecil
perlu ditentukan untuk hal-hal yang tak terduga selama kerja,
dan diperuntukkan bagi hal-hal yang hanya kadang-kadang terjadi, misalnya
waktu untuk mengumpulkan alat dan mengumpulkan bahan yang tidak sering
terjadi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan dengan tepat.
b. Perhitungan waktu
istirahat bagi orang yang melaksanakan kerja, perlu juga
diperhitungkan karena setiap orang yang bekerja terus menerus perlu
adanya istirahat utuk menghilangkan rasa lelah, jenuh, minum dll.
c. Tambahan kelonggaran waktu tak terduga untuk
penundaan jika perlu.
d. Kelonggaran waktu.untuk menganggur
(yang tak terpakai) atau gangguan, misalnya pada waktu pekerja harus menunggu
selama mesin melaksanakan pekerjaan yang diberikan olehnya, atau selama
ia harus menunggu sementara pekerja lainnya
melaksanakan sebagian dari operasi.
Kelonggaran untuk hal-hal yang terduga adalah kelonggaran
untuk waktu tak seberapa yang dapat dimasukkan dalam waktu standar untuk
dapat menampung hal-hal yang dapat dibenarkan dan diharapkan
mengenai pekerjaan atau penundaan, yang perhitungannya cara tepat adalah tidak
ekonomis karena timbulnya tak teratur dan jarang.
Kelonggaran untuk hal-hal tak terduga ini perlu ditentukan
walaupun waktu itu jarang terjadi dan waktu itu hanya kecil, Besarnya
kelonggaran untuk waktu ini biasanya ditentukan dalam prosentase
dari waktu normal. Untuk menentukannya yaitu dengan cara mengamati
mulai pekerja melakukan kegiatan sampai ia selesai atau dapat ditentukan berdasarkan
pengalaman pimpinan selama dia mengawasi para pekerja tersebut.
Dengan pengalaman tersebut dapat ditentukan berapa
besar waktu kelonggaran untuk hal-hal yang tak terduga tersebut dibutuhkan.
Kelonggaran ini sama sekali tidak boleh digunakan sebagai faktor
keringanan atau untuk menghindari pelaksanaan praktek
penelitian waktu yang wajar.
Kelonggaran untuk melepaskan lelah, merupakan tambahan pada
waktu dasar dengan maksud memberikan kesempatan pada pekerja untuk
memulihkan dirl dari keletihan fisik dan psikologis karena
melakukan pekerjaan tertentu dalam keadaan tertentu dan untuk dapat
memperhatikan kebutuhan pribadinya. Besarnya kelonggaran tergantung
dari sifat pekerja.
Dalam buku penelitian kerja dan pengukuran kerja keluaran International
Labour Office, disebutkan kelonggaran untuk melepaskan leleh terdiri atas
dua bagian yaitu:
1). Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi ialah agar dapat
meninggalkan tempat kerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, seperti mencuci
muka, ke kamar kecil dan untuk minum. Wanita memerlukan kelonggaran kebutuhan
pribadi lebih banyak dari pria. Kelonggaran itu dinyatakan sebagai prosentase
tetap umumnya sebanyak 5 untuk pria, 7 untuk wanita.
2). Kelonggaran kelebihan senantiasa mengandung suatu
kelonggaran dasar tetap dan dapat selebihnya mengandung suatu bagian
berubah-ubah yang besar tergantung dari beratnya unsur itu meletihkan seperti
yang diperhatikan sebelumnya.
3) Penentuan Waktu Standar
Waktu
standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan
standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan pekerjaannya. Hal
ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan adanya waktu yang
digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka bekerja. Setelah
dapat diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka waktu standar dapat
diperoleh dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan waktu cadangan (allowance
time) Dalam menelaah bekerjanya suatu system atau perincian dari suatu
rangkaian pola-pola gerak dari melaksanakan suatu tugas, lazimnya sangat
berguna untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk berbagai langkah
pengerjaan.
Analisa
penelaahan waktu terbukti sangat berfaedah atas dasar sejumlah alasan-alasan
tertentu.
a. dapat memberikan petunjuk-petunjuk,
pada system yang sedang berlangsung, bagian yang melaksanakan tidak sempurna,
dimana terdapat pemborosan-pemborosan. Hal ini menunjukkan unsure-unsur
pemakaian waktu dari system, atas mana usaha-usaha pokok harus dipusatkan untuk
mengadakan penghematan-penghematan yang sebesar-besarnya.
b. dapat menjadi sarana untuk menaksir
penghematan tenaga dan waktu yang dapat dicapai dengan memperkenalkan
metode-metode yang telah disempurnakan.
c. Waktu yang sebenarnya dipakai untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tata usaha dapat diperbandingkan dengan
ukuran-ukuran yang telah diterima, guna menentukan keefektifan pekerjaan
pegawai-pegawai.
Analisa penelaahan waktu dapat dijalankan dengan beberapa
cara. Sebuah jam penghitung waktu dapat digunkan untuk memastikan jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan dalam pengerjaan. Analisa gerak
secara mikro yang diadakan dengan alat-alat gerak gambar hidup yang akan
diuraikan kemudian dalam bab ini.
Untuk mengadakan analisa yang secermat-cermatnya dalam suatu
penelaahan waktu secara mikro biasanya dibuat dengan gambar hidup tentang
kegiatan dan lingkungan tempat kerja beik menggunakan sebuah kamera dengan
kecepatan konstan yang khusus maupun dengan menggunakan microchronometer yang
berhubungan dengan penglihatan. Apabila digunakan kamera dengan kecepatan
konstan, waktu bagi masing masing gerak ditentukan dengan menghitung jumlah
kerangka pada film antara saat mulainya unsure gerak dengan saat berakhirnya.
Dengan data dari blanko analisa, maka dibuat dengan bagai
gerak tanggan kanan dan kiri yang sangat terperinci dengan waktu dengan
sekala vertical yang diukur dengan kejapan mata (kira-kira 1/2000 menit).
Biasanya bagan ini disebut bagan SIMO. Jadi penelaahan gerak secara mikro
merupakan suatu alat pendidik untuk membina rasa tertarik pada usaha penelaahan
gerak.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda