Jumat, 14 Juli 2017

Sistem Analisis Administrasi PART 2



BAB VI
PENGANALISAAN TATA RUANG

Suatu system yang baru atau perombakan system harus selalu dikoordinasikan dengan tata ruang yang ada atau yang disarankan.

1.         Pentingnya Tata ruang Kantor
Ruangan dapat menjadi suatu rintangan komunikasi, untuk mengatasi rintangan tersebut dapat menggunakan formulir-formulir, surat-surat, penggilan telepon dan sebagainya yang akan banyak memakan biaya. Semangat kerja dan efisiensi pegawai kantor yang menjalankan system menjadi lebih baik atau lebih buruk, dipengaruhi oleh pemanasan, penyinaran, ventilasi, alat-alat penglihatan dan pendengaran dalam kantor.

2.         Pengurangan garis-garis komunikasi
Semakin sedikitnya kelokan-kelokan/simpangan dan keruwetan garis-garis komunikasi, maka prosedur-prosedur semakin sederhana dan tidak membingungkan.

3.         Penghematan Ruangan
Suatu tata ruang yang efektif harus dapat menghemat ruangan tanpa menggangu pelaksanaan pekerjaan dengan penyusutan pegawai-pegawai dan bagian-bagian. Apabila dikerjakan dengan tepat, maka penghematan ruangan dapat pula menghemat ruang dalam jumlah yang besar. Pemilihan dan pengaturan ruangan kantor dan dinding penyekat, spesifikasi pemanasan, penerangan dan peredaran udara dan dekorasi serta pemeliharaan alat-alat pendengaran pada dinding dan langit-langit harus diatur guna menjamin kenyamanan kerja dan memajukan produktivitas pegawai. Pertimbangan pribadi tidak boleh dimasukkan kedalam penentuan tata ruang. Prinsip-prinsip dasarnya haruslah penghematan maksimal bagi organisasi keseluruhan dan suasana lingkungan pekerjaan yang sebaik mungkin bagi sebagian besar pegawai. Hal ini tidak saja akan menjamin tata ruang yang lebih stabil persoalan-persoalan di bidang kepegawaian tidak selalu memerlukan perubahan-perubahan pada tata ruang.
Langkah permulaan di dalam penerapan prinsip-prinsip umum tata ruang kantor yang baik ialah penguasaan suatu pengetahuan dasar tentang pekerjaan-pekerjaan  yang dilaksanakan dalam bagian-bagian yang bersangkutan.

4.         Memperkirakan Kebutuhan Ruangan
Langkah pertama ialah membuat tingkatan-tingakatan ruangan pegawai dan menentukan ukuran ruangan bagi tiap tingkatan. Setelah menentukan kebutuhan-kebutuhan ruangan pada waktu sekarang, kebutuhan-kebutuhan perluasan di masa mendatang dan penyusutan harus diramalkan. Selain itu, perlu disiapkan atau dibuat rencana lantai, dengan menggunakan skala dari ruangan yang tersedia dan memperlihatkan adanya dinding-dinding, pintu-pintu, pilar-pilar/tiang-tiang saluran untuk alat telepon da listrik, dinding-dinding pemisah yang permanent, radiator-radiator dan cirri-ciri gedung yang lain yang mungkin mempengaruhi tata ruang.



















BAB VII
PENGANALISAAN PENGHEMATAN GERAK


A.                Penghematan gerak
Prinsip-prinsip penghenatan gerak  perlu diketahui untuk memajukan usaha penghematan gerak guna mengurangi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ketatausahaan. Prinsip-prinsip ini didasari atas hasil-hasil penelitian banyak orang yang telah bekerja bertahun-tahun dalam bidang penghematan gerak.
Dalam melaksanakan kegiatan kantor, pekerjaan-pekerjaan organisasi ataupun perusahaan dilaksanakan atas dasar-dasar yang sehat.  Seorang juru analisa selalu mengarahkan perhatiannya terhadap problem-problem yang berhubungan dengan penelaahan terhadap kegiatan unit-unit yang lebih kecil dalam keadaan yang lebih terperinci lagi. Kemudian juru analisa memperhatikan tentang metode perbaikan suatu langkah atau pekerjaan seseorang pegawai dalam suatu prosedur, yang mana berdasarkan hasil analisa yang telah diadakan sebelumnya memang memerlukan perbaikan-perbaikan. (Norman Barish)
Dua alat untuk mengadakan analisa yang lebih terperinci ialah penelaahan tentang gerak (motion study) dan penelaahan tentang gerak secara mikro (nicro motion study). Alat-alat ini sangat berguna terutama untuk menganalisa pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan gerakan-gerakan tangan dan badan. Perbedaan antara penelaahan gerak dengan penelaahan gerak secara mikro terletak pada soal kecermatan atau kehalusan pengamatan. Penelahaan gerak secara mikro bermaksud intuk menguraikan unit-unit gerak dalam unsur sekecil-kecilnya sehingga dalam mengadakan analisa itu perlu digunakan kamera gambar hidup ataupun kamera gambar film.
Penelahaan tentang gerak akan merupakan teknik yang berharga guna memperkecil usaha-usaha kerja, meningkatkan prouktifitas dan menekan biaya-biaya. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pegawai-pegawai melaksanakan pekerjaan yang dianalisa dengan selingan-selingan usaha / kelelahan yang lebih kecil.
Prinsip-prinsip penghematan gerak disajikan untuk menggambarkan syarat-syarat dimana pekerjaan ketatausahaan dapat dilakukan untuk jangka waktu yang paling panjang dengan usaha / kelelahan yang sekecil-kecilnya serta pemakaian waktu rata-rata yang sesingkat-singkatnya.

                Prinsip 1
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan kedua belah tangan yang harus memulai dan menggakhiri masing-masing unsur gerak secara simultan / serempak, dan gerak simultan ini apa bila mungkin harus kearah yang berlawanan atau simetris.
Gerakan-gerakan tangan dan bahu harus mengambil arah yang berlawanan atau simetris, oleh karena cara demikian akan diperoleh keseimbangan fisik dan mental yang baik. Kadang-kadang tidak mungkinmengatur pekerjaan sedemikian rupa sehingga lengan-lengan dapat bergerek secara simetris dengan arah yang berlawanan. Dalam hal-hal demikian ini, lebih baik mengatur pekerjaan tersebut sedemikian rupa yang memungkinkan lengan-lengan bergerak dengan mengikuti garis-garis tegak lurus dan ini lebih baik daripada bergerak dengan arah yang sama.Salah satu hal yang perlu diingat ialah apabila tangan yang satu bekerja, tangan yang lain mengatur, maka prinsip yang pertama ini terpaksa dilanggar. Penghematan gerak dapat dicapai bila hal ini dapat dicegah dengan menggunakan perkakas-perkakas untuk melakukan pekerjaan dan mengatur unsure-unsur pekerjaan, yang setepat-tepatnya untuk menghindari menganggurnya anggota badan / tangan-tangan.
Prinsip 2.
Kegiatan-kegiatan dalam tempat kerja harus dilakukan sedemikian rupa guna memungkinkan kelancaran rangkaian gerakan dengan mengikuti garis-garis yang terpendek dan dengan unsure-unsur gerak yang sederhana dan sedikit mungkin.
Suatu akibat yang pasti dari prinsip ini ialah bahwa unsure gerak yang terakhir delam rangkaian gerak tersebut harus berdekatan sekali dengan unsure gerak yang pertama. Hal ini merupakan usaha penghematan yang paling pokok dalam usaha penghematan gerak, yang memerlukan pertimbangan mengenai tiga aspek dari unsur-unsur gerak yaitu :
1.                   Menghilangkan unsure-unsur gerak yang tidak diperlukan
2.                   Menyederhanakan unsur-unsur gerak yang perlu
3.                   Mengatur kembali unsure-unsur gerak yang diperlukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan yang berulang-ulang. Sesederhana, selancar serta sesingkat mungkin.
Prinsip 3.
Gerakan-gerakan yang melengkung, secara bebes dan berirama adalah lebih baik dari pada gerakan-gerakan yang tidak bebas ysng disertai dengan pergantian-pergantian arah secara mendadak.
Gerakan-gerekan yang berirama memerlukan waktu yang lebih pendek dan tenaga yang lebih sedikit dari pada gerakan-gerakan yang disertai pergantian-pergantian arah secara tiba-tiba. Dalam melakukan pola yang bebas dan berirama ini, beberapa faktor harus diperhatikan. Kebalikan dari suatu gerak yang bebas akan terjadi apabila kita membiarkan urat-urat dalam tubuh mengerut kearah yangberlawanan satu dengan yang lain.
Prinsip 4.
Apabila mungkin, kerjakan urat-urat yang diperlukan untuk menyerahkan barang-barang harus dikecilkan sampai tingkat minimal dengan menggunakan alat-alat yang seringan mungkin, dengan jalan meluncurkannya benda-benda yang kecil dan dengan jalan mempergunakan daya tarik gerak.
Bersangkutan dengan prinsip ini adalah menggunakan kerja yang diperlukan dengan jalan menyampaikan sesuatu yang telah selesai dikerjakan dengan menjatuhkan kedalam kotak-kotak yang tersedia, dengan menggunakan alat perlengkapan yang dapat dibawa berpindah-pindah yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan, dengan jalan mendorong atau meluncurkan bahan-bahan atau alat-alat yang kecil-kecil dan bukan mengangkat barang-barang atau alat-alat tersebut.
Prinsip 5.
Perhatian harus dicurahkan kepada kemampuan dan ketidakmampuan dari semua anggota badan manusia yang bersangkutan.
Pada umumnya dianggap lebih baik untuk membatasi serak anggota-anggota badan yang sekecil mungkin, yaitu; Gerak jari-jari; gerak pergelanggan tangan; Gerak lengan depan; Gerak lengan bagian atas; Gerak bahu.
Jadi pola-pola gerakan yang melibat jari-jari sendiri dianggap lebih baik daripada gerak yang melibatkan juga dengan depan. Hal ini sering kali ada benarnya. Bagaimana juga gerakan lengan atau pergelangan tangan secara bebas dan berirama lebih sedikit melelahkan dan lebih cepat untuk menulis tangan. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan akibat keseluruhannya dalam tiap-tiap penerapan yang bersifat khusus.
Prinsip 6.
Kaki dan anggota-anggota badan yang lain harus dibebani kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat dikerjakannya, hal mana yang akan membebaskan tangan dari hal yang lain.
Contoh-contoh penerapan prinsip ini adalah mesin-mesin stapling yang digerakkan oleh kaki, mesin-mesin pengumpul dan pelipat kertas yang digerakkan dengan kaki.
Prinsip 7.
Pengawasan atas bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan harus ditempatkan pada posisi posisi yang pasti dan tepat, lebih baik dalam posisi dalam mana bahan-bahan, alat-alat dan perlengkapan tersebut akan dipergunakan atau dalam lingkungan kerja yang sangat berdekatan atau praktis.
Keuntungan-keuntungan menempatkan bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan pada posisi-posisi yang pasti dan tetap ialah:
1.                   Apabila para pegawai harus mengambil bahan-bahan dan alat-alat kerja setiap kali pada tempat sama, maka ia tidak perlu mencari-cari kesana-kemari.
2.                   Apabila pegawai-pegewai dapat mengembangkan kebiasaan mengadakan tenggapan secara otomatis, maka dapatlah dikurangi usha-usaha mental dan kelelahan dalam melakukan pekerjaan.
3.                   Apabila semua bahan-bahan diambil dari tempat yang sama, maka bagi pegawai-pegawai tidak perlu mengarahkan penglihatan nya kepada gerak-gerak tanggannya, karena gerak tangan-tangan sudah dengan  sendirinya mengarah ketempat barang secara tepat.
Dalam melaksanakan kegiatan kantor, pekerjaan-pekerjaan organisasi ataupun perusahaan dilaksanakan atas dasar-dasar yang sehat.  Seorang juru analisa selalu mengarahkan perhatiannya terhadap problem-problem yang berhubungan dengan penelaahan terhadap kegiatan unit-unit yang lebih kecil dalam keadaan yang lebih terperinci lagi. Kemudian juru analisa memperhatikan tentang metode perbaikan suatu langkah atau pekerjaan seseorang pegawai dalam suatu prosedur, yang mana berdasarkan hasil analisa yang telah diadakan sebelumnya memang memerlukan perbaikan-perbaikan. (Norman Barish)
Dua alat untuk mengadakan analisa yang lebih terperinci ialah penelaahan tentang gerak (motion study) dan penelaahan tentang gerak secara mikro (nicro motion study). Alat-alat ini sangat berguna terutama untuk menganalisa pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan gerakan-gerakan tangan dan badan. Perbedaan antara penelaahan gerak dengan penelaahan gerak secara mikro terletak pada soal kecermatan atau kehalusan pengamatan. Penelahaan gerak secara mikro bermaksud intuk menguraikan unit-unit gerak dalam unsur sekecil-kecilnya sehingga dalam mengadakan analisa itu perlu digunakan kamera gambar hidup ataupun kamera gambar film.
Penelahaan tentang gerak akan merupakan teknik yang berharga guna memperkecil usaha-usaha kerja, meningkatkan prouktifitas dan menekan biaya-biaya. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pegawai-pegawai melaksanakan pekerjaan yang dianalisa dengan selingan-selingan usaha / kelelahan yang lebih kecil.

B.                Pergerakan tangan dalam penghematan gerak
1.             Bagan Simo (Simultaneous Motion Chart)     
Bagan simo ini mencatat tentang gerakan tangan kiri dan kanan pekerja  dalam melakukan pekerjaannya serta mencatat waktu yang diperlukan setiap gerakan  tangan baik tangan kanan maupun tangan kiri.  Bagan ini sangat perlu untuk dibuat,  karena dengan bagan ini akan dapat diketahui  gerakan ke dua tangan yang tidak efisien yang dapat menimbulkan kelelahan bagi  pekerja sendiri dan dapat mengetahui gerakan-gerak an ke dua tangan yang efisien,    sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut akan lebih cepat.
            Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis adalah sebagai berikut

Penggunaan anggota badan.
a.       Sedapat mungkin ke dua tangan akan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b.      Sedapat mungkin ke dua tangan tidak  menganggur secara bersamaan kecuali pada  waktu istirahat.
c.       Gerak dari tangan hendaknya seimbang    dan serentak.
d.      Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan yang serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan para karyawan.
e.       Keseimbangan dari kecepatan dan   ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga akan sesuai dengan jarak pada urut-urutan    tubuh karyawan,
f.       Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus menerus sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
g.       Gerakan untuk pemindahan barang  dilaksanakan dengan cepat dan semudah mungkin.
h.      Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin  diusahakan dalam bentuk gerakan-gerakan  normal, simetris dan tidak menyilang.
i.        Akomodasi mata sedapat mungkin  diusahakan tidak menimbulkan "cepat lelah".
Tempat kerja
a)      Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
b)      Peralatan, bahan serta alat pengawasan  ditempatkan pada lokasi yang mudah  dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
c)       Perpindahan material; dari gudang ke tempat karyawan sedapat mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat tenaga.
d)      Penggunaan "drop deliveries" (pemasukan barang dengan jalan penjatuhan/tempat  barang tersebut di bawah karyawan) sedapat mungkin dipergunakan
e)      Bahan-bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
f)       Penerangan hendaknya tepat mengenai   obyek kerja karyawan dengan membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tj; dak mengaburkan penglihatan karyawan.
g)      Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu-waktu   berdiri dan duduk kembali.
h)      Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.

Penyusunan peralatan dan perlengkapan
a)      Kedua tangan karyawan harus dapat  bergerak dengan bebas dan cepat untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/peralatan yang dapat digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan.
b)      Dua atau lebih dari peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila memungkinkan.
c)       Peralatan dan bahan-bahan sedapat   mungkin ditempatkan dalam rangkaian yang menguntungkan karyawan.
d)      Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan-gerakan spesifik (misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing-masing jari tersebut.
e)      Peralatan-peralatan pengukit, palang   kayu dan lain sebagainya (kalau ada) ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat mempergunakannya apabila   diperlukan tanpa membuang waktu dan tenaga.
Simbol-simbol yang dipakai atau digunakan  dalam bagan simo adalah sebagai berikut:
   □          = OPERASI
Digunakan untuk aktivitas memegang, mendu dukkan, menggunakan, melepaskan perkakas, atau bahan.
= TRANSPORT
Digunakan untuk gerak tangan dari atau ke pekerjaan atau peralatan atau bahan.
= PENUNDAAN
Digunakan untuk menunjukkah waktu tangan sedang menganggur (meskipun yang  lainnya sedang bekerja).
            = PEGANG
Digunakan untuk aktivitas memegang pokes jaan, peralatan atau bahan, yaknl apabila tangan yang dalam penelitian  itu se- dang memegang sesuatu.
Di dalam bagan simo, gerak tangan kiri dan tangan kanan akan ditunjukkan secara jelas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ke dua   tangan tersebut dan juga waktu yang digunakan oleh ke-dua tangan dalam melakukan aktivitasnya. Didalam menganalisis nanti pertama kita menyusun bagan simo yang dilakukan sekarang dan kemudian dibuat bagan simo yang diusulkan,

2.       Langkah-langkah Penyusunan Bagan Simo
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan gerak ke dua tangan dengan menggunakan bagan simo adalah sebagai berikut:
a.       Menentukan kegiatan yang akan diamati.
b.      Meroahami kegiatan yang akan diamati.
c.       Menyiapkan   bagan   simo   dan   juga memahami simbu-simbul yang digunakan untuk mengadakan peng-amatan, Dengan memahami simbul serta   kegiatan ini akan membantu penelitian dalam menyusun bagan simo.
d.      Menganalisa bagan  simo yang telah disusun, kemudian mencari gerakan-gerakan ke dua   tangan yang tidak diperlukan atau kegiatan yang efisien, setelah itu menyusun kembali bagan simo yang telah dilakukan perbaikan.

3       Therblig
Therblig yaitu symbol-simbol untuk menandai unsure-unsur gerak yang terkecil yang kadang-kadang juga disebut gerak dasar untuk kegiatan fisik pegawai. Simbol ini digunakan Gilbreth dalam rangka mengadakan penelaahan dari hasil karyanya yang kemudian disempurnakan oleh Ralph M. Barnes.
17 unsur therblig yang sudah disempurnakan adalah:
a.       Mencari (search = Sh), Menunjukkan pada bagian gerakan selama mata atau tanggan bergerak kian kemari untuk menemukan sesuatu bend.
b.      Memilih (Select = St), Menunjukkan gerakan mengambil suatu benda diantara benda-benda yang ada.
c.       Mencekau (Grasp = G), Menangkap seatu berada atau mendekatkan jari-jari tangan untuk menangkap benda yang dipegang / diangkat.
d.      Berjalan tanpa muatan (transport empty = TE), Menunjukkan bergeraknya tanggan untuk mencapai tempat suatu benda.
e.       Berjalan dengan muatan (Transport Loaded = TL), Menunjukkan gerakan tanggan memindahkan suatu benda ketempat lain.
f.       Memegang (Hold = H), Menangkap suatu benda setelah dijangkau.
g.       Melepas muatan (Released Load = RL), Membiarkan benda yang ibawa tadi terlepas.
h.      Meletakkan (Position = P), Menempatkan suatu benda ke tempat yang sedemikian rupa sesuai yang diharap.
i.        Meletakkan dalam keadaan siap (Pre-Position = P.P.), Menempatkan benda sehingga dalam keadaan siap untuk dipergunakan lain waktu.
j.        Memeriksa (Inspect = I), Meneliti benda apakah sudah cocok dengan yang sudah ditentukan.
k.      Mengumpulkan (Assemble = A), Menggabungkan benda yang satu dengan yang lain yang merupakan bagian integral benda tersebut.
l.        Memisahkan (Disassemble = DA), Kebalikan dari mengumpulkan.
m.    Menggunakan (Use = U), Memakai suatu benda sebagai alat.
n.      Kelambatan yang tak dapat dihindari (Unavoidable delay = UD), Unsur gerak ini menunjukkan penundaan gerak diluar kekuasaan pegawai.
o.      Kelambatan yang dapat dihindari (Avoidable Delay = AD), Kelambatan yang disebabkan pegawai.
p.      Merencanakan (Plan = Pn), Reaksi mental yang mendahului gerak fisik.
q.      Istirahat melepas leleh (rest for overcoming fatigue = R), Penundaan sementara.
C. Penelaahan waktu dalam penghematan gerak
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang dibutuhkan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu standar tersebut akan membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
1.       Waktu normal
       Pengertian dari waktu normal adalah  waktu yang diperlukan oleh karyawan normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya. 'Dari pengertian ini waktu normal, waktu yang  benar-benar digunakan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya Untuk menentukan waktu normal kita harus menentukan:
a.   Waktu Terpilih (selected operating time)
Untuk menentukan waktu terpilih ini, kita harus memilih karyawan yang diamati sebagai wakil dari seluruh karyawan dan karyawan  yang diamati itu yang trampil dan cakap dalam bekerja sehingga dalam menentukan waktu tersebut akan memperoleh hasil yang baik, Jika memilih karyawan yang tidak trampil dan  tidak cakap akan menghasilkan waktu yang tidak tepat dan tidak bisa digunakan sebagai    waktu yang digunakan untuk menentukan waktu standar.
Prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran waktu ini adalah sebagai berikut:
1).   Menstandardisasi metode kerja.
2). Pilih  pekerja  yang  relatip  cakap,  sehingga kita tidak usah memberi   petunjuk-petunjuk padanya sehingga pengukuran berjalan lancar.
3). Kita gunakan alat penoatat waktu yang memenuhi persyaratan (stop watch), alat-alat tulis disiapkan.
4). Memberitahukan pada     pekerja yang diukur tujuan kita, sehingga dia  maklum akan halnya.
5).  Mengukur dengan mencatat  waktu gerak-gerak standar pekerja.
Untuk memudahkan dalam menentukan wak-tu terpilih kita dapat membuat label, di mana label ini ditunjukkan adanya gerak   pekerja yang diteliti dari tahap pertama sampai selesai tahap akhir dalam menyelesaikan pekerjaannya dan di dalam label ini juga ditunjukkan hari penelitian, Setelah dibuat kemudian kita dapat menentukan waktu terpilih dengan cara:
1).  Mengambil rata-rata. dari hasil  pengamatan (mean)
2).  Mengambil angka atau hasil pengamatan yang soring muncul (modus)
3).  Mengambil angka tengah dari hasil pengamatan.
b. Performance rating
 Performance rating perlu   ditentukan   karena setiap karyawan dari perusahaan terse-but mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan yang berbeda. Tingkat ketrampilan ini  biasanya ditentukan dalam bentuk   prosentase, angka prosentase ini nanti dikalikan  dengan waktu yang terpilih akan menghasilkan  waktu normal.
    Setelah diperhitungkan hasil waktu terpilih dan performance rating waktu normal dapat dihitung dengan cara mengalikan antra waktu terpilih dengaan performinace rating. Waktu normal ini juga tidak bisa digunakan sebagi standar waktu kerja karyawan apalagi digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kerja karyawan. Jika waktu tersbut digunakan sebagai waktu standar maka akan mengakibatkan kinerja karyawan setelah di evaluasi kemungkinan besar tidak memperoleh hasil efisiensi kerja yang baik karawan. Hal ini disebabkan para karyawan dalam bekerja tidak pernah dipertimbangkan waktu untuk menghilangkan kelelahan dalam bekerja.
2.       Waktu Allowance
Setiap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan nya tidak mungkin selama menyelesaikan    pekerjaan itu, tidak ada waktu kelonggaran atau waktu   untuk istirahat guna menghilangkan kelelahan dan ketegang-n seiama mereka bekerja. Waktu kelonggaran ini per-lu ditentukan oleh pimpinan dalam menentukan  waktu standar, sehingga waktu standar tersebut dapat ditentukan secara tepat karena mempertimbangkan waktu ke-longgaran yang diberikan kepada para karyawan dalam melakukan tugasnya, Alasan waktu kelonggaran ini perlu diperhitung kan antara lain :
a.  Perhitungan   kelonggaran  kecil perlu   ditentukan untuk hal-hal yang tak terduga selama kerja,  dan  diperuntukkan bagi hal-hal yang hanya kadang-kadang terjadi, misalnya waktu untuk  mengumpulkan alat dan mengumpulkan bahan yang tidak sering terjadi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan dengan tepat.
b.  Perhitungan  waktu   istirahat   bagi orang yang melaksanakan kerja,  perlu juga diperhitungkan karena setiap orang yang  bekerja  terus menerus perlu adanya istirahat utuk menghilangkan rasa lelah, jenuh, minum dll.
c.   Tambahan kelonggaran waktu tak terduga untuk penundaan jika perlu.
d.  Kelonggaran   waktu.untuk menganggur (yang tak terpakai) atau gangguan, misalnya pada waktu pekerja harus menunggu selama mesin melaksanakan pekerjaan yang diberikan olehnya, atau selama ia   harus menunggu sementara pekerja lainnya   melaksanakan sebagian dari operasi.
Kelonggaran untuk hal-hal yang terduga adalah kelonggaran untuk waktu tak seberapa yang dapat  dimasukkan dalam waktu standar untuk dapat   menampung hal-hal yang dapat dibenarkan dan diharapkan mengenai pekerjaan atau penundaan, yang perhitungannya cara tepat adalah tidak ekonomis karena    timbulnya tak teratur dan jarang.
Kelonggaran untuk hal-hal tak terduga ini perlu ditentukan walaupun waktu itu jarang terjadi dan waktu itu hanya kecil, Besarnya kelonggaran untuk   waktu ini biasanya ditentukan dalam prosentase dari  waktu normal. Untuk menentukannya yaitu dengan cara  mengamati mulai pekerja melakukan kegiatan sampai ia selesai atau dapat ditentukan berdasarkan  pengalaman pimpinan selama dia mengawasi para pekerja tersebut.
Dengan pengalaman tersebut dapat ditentukan  berapa besar waktu kelonggaran untuk hal-hal yang tak terduga tersebut dibutuhkan. Kelonggaran ini sama  sekali tidak boleh digunakan sebagai faktor keringanan atau untuk menghindari pelaksanaan praktek    penelitian waktu yang wajar.
Kelonggaran untuk melepaskan lelah, merupakan tambahan pada waktu dasar dengan maksud   memberikan kesempatan pada pekerja untuk memulihkan dirl   dari keletihan fisik dan psikologis karena melakukan pekerjaan tertentu dalam keadaan tertentu dan untuk dapat memperhatikan kebutuhan pribadinya.   Besarnya kelonggaran tergantung dari sifat pekerja.
Dalam buku penelitian kerja dan pengukuran kerja keluaran International Labour Office, disebutkan kelonggaran untuk melepaskan leleh terdiri atas dua bagian yaitu:
1). Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi ialah agar dapat meninggalkan tempat kerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, seperti mencuci muka, ke kamar kecil dan untuk minum. Wanita memerlukan kelonggaran kebutuhan pribadi lebih banyak dari pria. Kelonggaran itu dinyatakan sebagai prosentase tetap   umumnya sebanyak 5 untuk pria, 7 untuk wanita.
2). Kelonggaran kelebihan senantiasa mengandung suatu kelonggaran dasar tetap dan dapat selebihnya mengandung suatu bagian berubah-ubah yang besar tergantung dari beratnya unsur itu meletihkan seperti yang diperhatikan sebelumnya.
3)      Penentuan Waktu Standar
Waktu standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan pekerjaannya. Hal ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan adanya waktu yang digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka bekerja.  Setelah dapat diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka waktu standar dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan waktu cadangan (allowance time) Dalam menelaah bekerjanya suatu system atau perincian dari suatu rangkaian pola-pola gerak dari melaksanakan suatu tugas, lazimnya sangat berguna untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk berbagai langkah pengerjaan.
Analisa penelaahan waktu terbukti sangat berfaedah atas dasar sejumlah alasan-alasan tertentu.
a.       dapat memberikan petunjuk-petunjuk, pada system yang sedang berlangsung, bagian yang melaksanakan tidak sempurna, dimana terdapat pemborosan-pemborosan. Hal ini menunjukkan unsure-unsur pemakaian waktu dari system, atas mana usaha-usaha pokok harus dipusatkan untuk mengadakan penghematan-penghematan yang sebesar-besarnya.
b.      dapat menjadi sarana untuk menaksir penghematan tenaga dan waktu yang dapat dicapai dengan memperkenalkan metode-metode yang telah disempurnakan.
c.       Waktu yang sebenarnya dipakai untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tata usaha dapat diperbandingkan dengan ukuran-ukuran yang telah diterima, guna menentukan keefektifan pekerjaan pegawai-pegawai.
Analisa penelaahan waktu dapat dijalankan dengan beberapa cara. Sebuah jam penghitung waktu dapat digunkan untuk memastikan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan dalam pengerjaan. Analisa gerak secara mikro yang diadakan dengan alat-alat gerak gambar hidup yang akan diuraikan kemudian dalam bab ini.
Untuk mengadakan analisa yang secermat-cermatnya dalam suatu penelaahan waktu secara mikro biasanya dibuat dengan gambar hidup tentang kegiatan dan lingkungan tempat kerja beik menggunakan sebuah kamera dengan kecepatan konstan yang khusus maupun dengan menggunakan microchronometer yang berhubungan dengan penglihatan. Apabila digunakan kamera dengan kecepatan konstan, waktu bagi masing masing gerak ditentukan dengan menghitung jumlah kerangka pada film antara saat mulainya unsure gerak dengan saat berakhirnya.
Dengan data dari blanko analisa, maka dibuat dengan bagai gerak tanggan kanan dan kiri  yang sangat terperinci dengan waktu dengan sekala vertical yang diukur dengan kejapan mata (kira-kira 1/2000 menit). Biasanya bagan ini disebut bagan SIMO. Jadi penelaahan gerak secara mikro merupakan suatu alat pendidik untuk membina rasa tertarik pada usaha penelaahan gerak.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda