Sabtu, 08 Juli 2017

MAKALAH MENGENAI Sonar



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee. Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.Alat sonar pertama digolongkan sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar.

B.     Rumusan Masalah

Adapun yang rumusan makalah ini adalah :
a.       Pengertian Sonar
b.      Sejarah Sonar
c.       Penggunaan  Teknologi Sistem Sonar Pertama
d.      Cara Kerja Sonar Pada Kapal Selam

C.    TUJUAN

Mengetahui pengertian Sonar,sejarah sonar,dan cara menggunakan teknologi sonar
Dapat mengerti cara kerja Sonar pada kapal selam dengan tepat ketika menjadi seorang Pelaut
D.    Manfaat

Agar kita mampu menjelaskan pengertian sonar dan mampu memahami cara menggunakan teknologi sonar dan cara kerja sonar pada kapal laut.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sonar
Istilah SONAR merupakan singkatan dari Sound Navigation And Ranging. Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan suara didalam air maka letak obyek didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun bahan pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.

B.     Sejarah Sonar
Leonardo da Vinci, pembuat lukisan Monalisa yang terkenal itu, pernah membuatcatatan harian yang menyatakan seperti ini : "Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan kapal-kapal laut di kejauhan". Catatan ini dibuat pada tahun 1490. Berdasarkan catatan ini dapat dipastikan bahwa pada tahun tersebut sonar sudar dikenal orang. Penggunaan sonar seperti ini disebut dengan Sonar Pasif (Passive Sonar). Karena kita hanya menangkap bunyi yang dihasilkan oleh suatu obyek dibawah permukaan air, bukan merupakan pantulan bunyi yang kita buat seperti pada peralatan sonar jaman sekarang.              
Penelitian tentang perambatan suara didalam air yang merupakan prinsip dasar sonar dilanjutkan Daniel Colloden. Pada tahun 1822 beliau menggunakan sebuah lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan perambatan suara didalam air. Percobaan ini dilakukan di Danau Geneva, Swiss. Lalu penelitian selanjutnya dilakukan juga oleh Lewis Nixon. Pada percobaannya di tahun 1906, Lewis sudah menggunakan sistem sonar aktif. Penelitiannya ini sebenarnya bertujuan untuk mengukur puncak sebuah gunung es.
Pada tahun-tahun berikutnya penelitian tentang sonar semakin berkembang maju. Terutama untuk tujuan kepentingan pihak militer. Terlebih ketika kapal selam mulai banyak digunakan dalam pertempuran di laut. Di bidang militer, peralatan sonar yang berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan sebuah kapal selam dibuat oleh Paul Langevin pada tahun 1915.
Pada masa perang dunia pertama, pendeteksian keberadaan kapal selam musuh dapat diketahui dengan penempatan 12 Hydrophone (alat ini bekerja seperti microphone) yang diletakkan memanjang pada bagian bawah kapal laut. Ini bertujuan untuk menangkap sinyal suara yang berasal dari kapal selam. Pada masa itu orang belum menaruh perhatian penggunaan sonar pada bidang lain selain untuk kepentingan militer.        
Pada saat perang dunia kedua berkecamuk, perkembangan peralatan sonar sudah semakin maju. Bahkan sonar juga mulai dipasang pada torpedo. Sistem sonar dapat menuntun torpedo ini meluncur kearah kapal musuh sebagai obyek tembak. Dan hasilnya jauh lebih akurat dibanding torpedo yang tidak dilengkapi dengan sistem sonar. Pada waktu itu, kemajuan ini benar-benar merupakan penemuan yang hebat.     
Penggunaan teknologi sonar untuk kepentingan sipil mulai terlihat perkembangannya pada era 1970an. Pada waktu itu mulai diadakan pembuatan sistem sonar yang disebut Analog Echo Integrator, dan Echo Counter. Peralatan ini sangat berguna untuk menentukan stok persediaan ikan di suatu kawasan perairan. Tidak lama kemudian beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Norwegia, dan Jerman mulai mengembangkan peralatan Digital Echo Integrator Dual Beam Acoustyc System, Quasy Ideal Beam System, dan Split Beam Acoustic System yang semakin bisa keakuratan data bagi banyak penelitian sumber daya kelautan yang makin giat dilakukan oleh banyak negara. Penelitian sumberdaya kelautan ini misalnya bertujuan untuk menganalisa dampak lingkungan dalam exploitasi sumber laut, pemetaan dasar laut (Sea Bed Maping), menentukan lokasi pembangunan jaringan pipa atau kabel di dasar laut, menentukan lokasi pembuatan bangunan fisik ditengah laut, pencarian sumber-sumber mineral, mengindentifikasikan jenis lapisan didasar laut, pengukuran kedalam suatu kawasan perairan, dan banyak lagi.
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.

C.    Penggunaan  Teknologi Sistem Sonar Pertama

 Seperti pada awal sejarah penggunaan sonar, di Indonesia pun sistem sonar digunakan pertama kali di bidang militer. Itu terjadi sejak pemerintahan Presiden Soekarno banyak membeli kapal-kapal perang beberapa negara seperti Amerika, Rusia,Italia dan belanda pada tahun 1960an.           
Kabarnya sampai sekarang belum ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah atau swasta di Indonesia yang mau melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi ini. Sangat disayangkan bila kabar ini memang benar. Sebab seperti kita ketahui, laut di Indonesia memiliki 2/3 luas yang lebih besar dibanding luas daratannya. Kawasan laut seluas ini seharusnya bisa dikelola dengan cara-cara yang profesional. Salah satunya adalah mengembangkan teknologi secara mandiri untuk menunjang tugas-tugas pengelolaan kawasan perairan kita, baik untuk kepentingan di bidang sipil maupun militer (pertahanan). Sehingga kita bisa segera melepaskan ketergantungan pada teknologi dari negara-negara maju.
Benda (objek) yang diamati, kalau lebih tepatnya sih hidung untuk melihat di bawah air. Beberapa moda transport yang menggunakan nya antara lain kapal laut, kapal selam dan pesawat terbang ( for special purpose, biasanya pada pesawat anti kapal selam, dimana sonar di butuhkan untuk mencari titik lokasi kapal selam berada). Dari wikipedia pengertian nya adalah sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam. Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.

D.    Cara Kerja Sonar Pada Kapal Selam


Secara sederhana berikut ini sebagai contoh sebuah kapal konventional melepas sinyal ke dalam air, maka pantulan akan memberikan efek Echo (gema) dan mengembalikannya kepada sistem penerima (receiver) nah setelah itu sistem penerima tadi melakukan kalkulasi mengenai jarak objek dari lokasi kapal dan juga informasi informasi yang dibutuhkan lain nya, seperti pemetaan laut ( pengukuran laut, topografi laut, dll). Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor.
Dengan mengetahui kecepatan gelombang media yang diukur dan dengan menggunakan persamaan
s = v ( ½ t), maka kita akan mendapatkan jarak yang diukur. Faktor setengah di depan t, di atas menyatakan setengah waktu tempuh dari sonar ke tempat pemantulan dan kembali ke sonar. Dengan ungkapan lain, waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari sonar ke tempat pemantulan.
Pada awalnya Sonar hanya memiliki sistem Sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar. Namun seiring kemajuan teknologi dan kebutuhan hadirlah Sonar aktif yang mana sinyal yang dikirim bisa diterima kembali. Frekuensi yang digunakan oleh sonar berada pada daerah ultrasonic, yaitu di atas 20.000 hertz. Karena frekunsi tersebut tidak dapat didengar dan panjang gelombang pada daerah ultrasonic pada daerah ultrasonic sangat kecil sehingga difraksi yang terjadi juga semakin kecil, dan gelombang tidak akan menyebar. Kecilnya panjang gelombang yang digunakan, juga dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang kecil pula.

Bagaimana dengan tingkat Akurasi?
Akurasi sonar ternyata bisa di dipengaruhi oleh tingkat salinitas ( kadar garam) dari perairan. Suhu dan salinitas mengubah kerapatan air, yang dapat mempercepat atau memperlambat sinyal kembali.

Dapatkah Kapal selam menghindari lacakan Sonar?
untuk sebuah tujuan militer penyusupan kapal selam umumnya bergerak pada posisi “daerah kedap” transmisi gelombang udara (shadow zone). Daerah ini merupakan daerah aman dimana suhu dan salinitas laut pada lapisan tersebut memantulkan rambatan suara yang datang sehingga kapal dapat terhindar dari deteksi SONAR lawan, selain itu kemajuan teknologi pula sudah membuat sebuah kapal selam dengan material khusus untuk meminimalisir pantulan dan sistem pertahanan elektronik yang dapat mengacaukan atau merusak sistem sonar aktif pihak lawan (jamming,sistem pengacak).

Tahukah kalau Sinyal Sonar berefek negatif terhadap mamalia laut?
(Negative Effects of Sonar) efek pancaran sinyal yang berlebihan dari sinyal sinyal sonar dapat mengganggu navigasi hewan hewan mamalia laut seperti Lumba lumba dan Paus. Pada sebuah kasus, terjadi sebuah kondisi dimana lumba lumba banyak yang terdampar di laut oleh karena pancaran dari sonar pada sebuah latihan militer di perairan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Yang dimaksud Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan perairann.
2.      Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
3.      Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

B.     Kritik dan Saran

            Sebagai penutup dari makalah ini, kami memberikan saran – saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca yaitu :
1.            Agar kita lebih memahami konsep dari Sonar itu sendiri yang nanti akhirnya bermanfaat bagi Pelaut.
2.            Sonar mempermudah kita untuk mengetahui benda yang ada di bawah laut, dan sebagainya yang menyangkut tentang laut.
3.            Makalah Sonar ini juga sangat bermanfaat untuk semua orang. Khususnya bagi calon Pelaut agar calon Pelaut bisa memahami fungsi dan manfaat dari Sonar itu sendiri sehingga hasil karya ilmiah atau makalah menjadi baik, benar, dan dapat dimengerti semua pihak.

2 Komentar:

Pada 21 Februari 2020 pukul 17.33 , Blogger Unknown mengatakan...

daftar pustaka?

 
Pada 14 April 2020 pukul 10.55 , Blogger Unknown mengatakan...

Ga ada gambar nya?

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda