MAKALAH MENGENAI Sonar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sonar (Singkatan dari bahasa
Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama
kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara,
adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi
atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan
lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation
Committee. Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air
yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek
di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas
digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan
ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah
dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk
gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui
pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.Alat sonar pertama digolongkan
sebagai sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun yang rumusan makalah ini adalah :
a. Pengertian
Sonar
b.
Sejarah Sonar
c.
Penggunaan Teknologi Sistem Sonar Pertama
d. Cara Kerja
Sonar Pada Kapal Selam
C.
TUJUAN
Mengetahui pengertian Sonar,sejarah
sonar,dan cara menggunakan teknologi sonar
Dapat mengerti cara kerja Sonar pada kapal selam dengan
tepat ketika menjadi seorang Pelaut
D.
Manfaat
Agar
kita mampu menjelaskan pengertian sonar dan mampu memahami cara menggunakan
teknologi sonar dan cara kerja sonar pada kapal laut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sonar
Istilah SONAR merupakan singkatan
dari Sound Navigation And Ranging. Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan
perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada
dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis besar sitem kerja sebuah
peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang akan menyebar didalam
air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan diterima kembali
oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan perambatan suara
didalam air maka letak obyek didalam air tersebut dapat diketahui jaraknya dari
sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik ataupun
bahan pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.
B.
Sejarah
Sonar
Leonardo da
Vinci, pembuat lukisan Monalisa yang terkenal itu, pernah membuatcatatan harian
yang menyatakan seperti ini : "Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang
didalam laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan
kapal-kapal laut di kejauhan". Catatan ini dibuat pada tahun 1490.
Berdasarkan catatan ini dapat dipastikan bahwa pada tahun tersebut sonar sudar
dikenal orang. Penggunaan sonar seperti ini disebut dengan Sonar Pasif (Passive
Sonar). Karena kita hanya menangkap bunyi yang dihasilkan oleh suatu obyek
dibawah permukaan air, bukan merupakan pantulan bunyi yang kita buat seperti
pada peralatan sonar jaman
sekarang.
Penelitian
tentang perambatan suara didalam air yang merupakan prinsip dasar sonar
dilanjutkan Daniel Colloden. Pada tahun 1822 beliau menggunakan sebuah lonceng
bawah air untuk menghitung kecepatan perambatan suara didalam air. Percobaan
ini dilakukan di Danau Geneva, Swiss. Lalu penelitian selanjutnya dilakukan
juga oleh Lewis Nixon. Pada percobaannya di tahun 1906, Lewis sudah menggunakan
sistem sonar aktif. Penelitiannya ini sebenarnya bertujuan untuk mengukur
puncak sebuah gunung es.
Pada
tahun-tahun berikutnya penelitian tentang sonar semakin berkembang maju.
Terutama untuk tujuan kepentingan pihak militer. Terlebih ketika kapal selam
mulai banyak digunakan dalam pertempuran di laut. Di bidang militer, peralatan
sonar yang berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan sebuah kapal selam dibuat
oleh Paul Langevin pada tahun 1915.
Pada masa
perang dunia pertama, pendeteksian keberadaan kapal selam musuh dapat diketahui
dengan penempatan 12 Hydrophone (alat ini bekerja seperti microphone) yang
diletakkan memanjang pada bagian bawah kapal laut. Ini bertujuan untuk
menangkap sinyal suara yang berasal dari kapal selam. Pada masa itu orang belum
menaruh perhatian penggunaan sonar pada bidang lain selain untuk kepentingan
militer.
Pada saat
perang dunia kedua berkecamuk, perkembangan peralatan sonar sudah semakin maju.
Bahkan sonar juga mulai dipasang pada torpedo. Sistem sonar dapat menuntun
torpedo ini meluncur kearah kapal musuh sebagai obyek tembak. Dan hasilnya jauh
lebih akurat dibanding torpedo yang tidak dilengkapi dengan sistem sonar. Pada
waktu itu, kemajuan ini benar-benar merupakan penemuan yang
hebat.
Penggunaan
teknologi sonar untuk kepentingan sipil mulai terlihat perkembangannya pada era
1970an. Pada waktu itu mulai diadakan pembuatan sistem sonar yang disebut
Analog Echo Integrator, dan Echo Counter. Peralatan ini sangat berguna untuk
menentukan stok persediaan ikan di suatu kawasan perairan. Tidak lama kemudian
beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Norwegia, dan Jerman mulai mengembangkan
peralatan Digital Echo Integrator Dual Beam Acoustyc System, Quasy Ideal Beam
System, dan Split Beam Acoustic System yang semakin bisa keakuratan data bagi
banyak penelitian sumber daya kelautan yang makin giat dilakukan oleh banyak
negara. Penelitian sumberdaya kelautan ini misalnya bertujuan untuk menganalisa
dampak lingkungan dalam exploitasi sumber laut, pemetaan dasar laut (Sea Bed
Maping), menentukan lokasi pembangunan jaringan pipa atau kabel di dasar laut,
menentukan lokasi pembuatan bangunan fisik ditengah laut, pencarian
sumber-sumber mineral, mengindentifikasikan jenis lapisan didasar laut,
pengukuran kedalam suatu kawasan perairan, dan banyak lagi.
Munculnya
sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada
tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di
bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang
pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi
puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I,
yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam.
Dalam
perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat
sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat
piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang,
karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.
C.
Penggunaan Teknologi Sistem Sonar Pertama
Seperti
pada awal sejarah penggunaan sonar, di Indonesia pun sistem sonar digunakan
pertama kali di bidang militer. Itu terjadi sejak pemerintahan Presiden
Soekarno banyak membeli kapal-kapal perang beberapa negara seperti Amerika,
Rusia,Italia dan belanda pada tahun 1960an.
Kabarnya
sampai sekarang belum ada usaha-usaha yang serius dari pemerintah atau swasta
di Indonesia yang mau melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi ini.
Sangat disayangkan bila kabar ini memang benar. Sebab seperti kita ketahui,
laut di Indonesia memiliki 2/3 luas yang lebih besar dibanding luas daratannya.
Kawasan laut seluas ini seharusnya bisa dikelola dengan cara-cara yang
profesional. Salah satunya adalah mengembangkan teknologi secara mandiri untuk
menunjang tugas-tugas pengelolaan kawasan perairan kita, baik untuk kepentingan
di bidang sipil maupun militer (pertahanan). Sehingga kita bisa segera
melepaskan ketergantungan pada teknologi dari negara-negara maju.
Benda
(objek) yang diamati, kalau lebih tepatnya sih hidung untuk melihat di bawah
air. Beberapa moda transport yang menggunakan nya antara lain kapal laut, kapal
selam dan pesawat terbang ( for special purpose, biasanya pada pesawat anti
kapal selam, dimana sonar di butuhkan untuk mencari titik lokasi kapal selam
berada). Dari wikipedia pengertian nya adalah sistem yang menggunakan gelombang
suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan
menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut.
Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau,
mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan
komunikasi di laut.
Munculnya
sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada
tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di
bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang
pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi
puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I,
yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam. Dalam
perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat
sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat
piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang,
karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.
D.
Cara Kerja
Sonar Pada Kapal Selam
Secara sederhana berikut ini sebagai
contoh sebuah kapal konventional melepas sinyal ke dalam air, maka pantulan
akan memberikan efek Echo (gema) dan mengembalikannya kepada sistem penerima
(receiver) nah setelah itu sistem penerima tadi melakukan kalkulasi mengenai
jarak objek dari lokasi kapal dan juga informasi informasi yang dibutuhkan lain
nya, seperti pemetaan laut ( pengukuran laut, topografi laut, dll). Sebuah
sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar
monitor.
Dengan mengetahui kecepatan
gelombang media yang diukur dan dengan menggunakan persamaan
s = v ( ½ t), maka kita akan mendapatkan jarak yang
diukur. Faktor setengah di depan t, di atas menyatakan setengah waktu tempuh
dari sonar ke tempat pemantulan dan kembali ke sonar. Dengan
ungkapan lain, waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari
sonar ke tempat pemantulan.
Pada awalnya Sonar hanya memiliki
sistem Sonar pasif, di mana tidak ada sinyal yang dikirim keluar. Namun seiring
kemajuan teknologi dan kebutuhan hadirlah Sonar aktif yang mana sinyal yang
dikirim bisa diterima kembali. Frekuensi yang digunakan oleh sonar berada pada
daerah ultrasonic, yaitu di atas 20.000 hertz. Karena frekunsi tersebut tidak
dapat didengar dan panjang gelombang pada daerah ultrasonic pada daerah
ultrasonic sangat kecil sehingga difraksi yang terjadi juga semakin kecil, dan
gelombang tidak akan menyebar. Kecilnya panjang gelombang yang digunakan, juga
dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang kecil pula.
Bagaimana dengan tingkat Akurasi?
Akurasi sonar ternyata bisa di
dipengaruhi oleh tingkat salinitas ( kadar garam) dari perairan. Suhu dan
salinitas mengubah kerapatan air, yang dapat mempercepat atau memperlambat
sinyal kembali.
Dapatkah Kapal selam menghindari lacakan Sonar?
untuk sebuah tujuan militer
penyusupan kapal selam umumnya bergerak pada posisi “daerah kedap” transmisi
gelombang udara (shadow zone). Daerah ini merupakan daerah aman dimana suhu dan
salinitas laut pada lapisan tersebut memantulkan rambatan suara yang datang
sehingga kapal dapat terhindar dari deteksi SONAR lawan, selain itu kemajuan
teknologi pula sudah membuat sebuah kapal selam dengan material khusus untuk
meminimalisir pantulan dan sistem pertahanan elektronik yang dapat mengacaukan
atau merusak sistem sonar aktif pihak lawan (jamming,sistem pengacak).
Tahukah kalau Sinyal Sonar berefek negatif terhadap
mamalia laut?
(Negative Effects of Sonar) efek
pancaran sinyal yang berlebihan dari sinyal sinyal sonar dapat mengganggu
navigasi hewan hewan mamalia laut seperti Lumba lumba dan Paus. Pada sebuah kasus,
terjadi sebuah kondisi dimana lumba lumba banyak yang terdampar di laut oleh
karena pancaran dari sonar pada sebuah latihan militer di perairan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Yang
dimaksud Sonar adalah suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam
air untuk mengetahui keberadaan obyek yang berada dibawah permukaan kawasan
perairann.
2.
Sonar merupakan sistem yang
menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk
mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak
bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam
dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan
penyelaman, dan komunikasi di laut.
3.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah
dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk
gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui
pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.
B. Kritik dan Saran
Sebagai penutup dari makalah ini, kami memberikan saran – saran yang kiranya
dapat bermanfaat bagi pembaca yaitu :
1.
Agar kita lebih memahami konsep dari
Sonar itu sendiri yang nanti akhirnya bermanfaat bagi Pelaut.
2.
Sonar mempermudah kita untuk
mengetahui benda yang ada di bawah laut, dan sebagainya yang menyangkut tentang
laut.
3.
Makalah Sonar ini juga sangat
bermanfaat untuk semua orang. Khususnya bagi calon Pelaut agar calon Pelaut
bisa memahami fungsi dan manfaat dari Sonar itu sendiri sehingga hasil karya
ilmiah atau makalah menjadi baik, benar, dan dapat dimengerti semua pihak.
2 Komentar:
daftar pustaka?
Ga ada gambar nya?
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda