Jumat, 30 Juni 2017

ETIKA PADA STAKEHOLDER



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Etika
Etika berasal di kata Yunani etbos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etba) berarti adat istiadat atau “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini  berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan titawarkan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.

2.2 Pengertian Stakeholder
Stakeholder merupakan semua pihak yang berkepentingan dalam aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Stakeholder juga dapat diartikan sebagai suatu lingkungan masyarakat berupa individu atau institusi yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan praktek-praktek atau tujuan perusahaan itu secara institusional. Adapun kepentingan yang dimaksud mencakup 3 tingkatan, kepedulian sederhana lantaran mendapat pengaruh dari perusahaan itu (an interest ) hak legal atau moral untuk suatu perlakuan tertentu atau suatu  perlindungan tertentu (a legal of moral right ) dan klaim legal terhadap kepemilikan perusahaan (ownership).

2.4 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan)
Konsumen atau pelanggan merupakan pembeli produk suatu  perusahaan yang dapat menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus memeiliki tanggung jawab kepada konsumen, antara lain:
a. Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan  
b. Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
c. Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
d. Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
e. Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen

2.5 Etika Perusahaan Terhadap Pegawai (Karyawan)
Karyawan merupakan Sumber Daya Manusia yang menjadi salah satu faktor  produksi penting didalam perusahaan. Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan antara lain:
a. Lapangan kerja dan kompensasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup karyawan  
b. Kondisi dan tempat kerja
c. Kelancaran komunikasi
d.Transparansi prestasi
e.Merespon secara aktif terhadap setiap saran dan kritik
f.Memberikan perlindungan yang baik terhadap kesehatan, keselamatan, dan kecelakaan karyawan
g. Memberi dorongan konstruktif bagi pengembangan dan keahlian
h. Tanggap terhadap peningkatan pengangguran disetiap keputusan yang dilakukan perusahaan

2.6 Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum
Tanggung jawab perusahaan terhadap Masyarakat Umum antara lain:
a. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan  
b. Sebagai partner kerja dalam hubungannya dengan pemasok dan  permintaan
c. Mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang

2.7 Etika Perusahaan terhadap Lingkungan
Tujuan etika lingkungan adalah untuk melindungi lingkungan, udara, air, bumi, dari kegiatan bisnis dan individu. Kewajiban etis yang implisit bagi kita semua adalah berpikir jangka panjang mengenai kesehatan planet dan lingkungannya untuk diri kita sendiri dan generasi yang akan datang.



BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kode Etik Terhadap Stakeholder
1. Pelanggan
a. Memberikan produk/jasa dengan kualitas terbaik sesuai kebutuhan  
b. Memberikan perlakuan yang adil dalam setiap transaksi
c. Memelihara kesehatan produk dan kesehatan lingkungan konsumen
d. Tanggap dan hormat terhadap martabat konsumen
e. Menghormati integritas kultur yang berlaku pada konsumen

2. Pekerja
a. Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan mereka
b. Memberikan kondisi yang menghormati kesehatan dan martabat pekerja
c. Bersikap jujur dalam berkomunikasi dengan pekerja dan terbuka dalam memberikan             informasi
d. Bersedia mendengarkan dan sejauh mungkin bertindak atas saran, gagasan, permintaan dan keluhan pekerja
e. Mengajak bermusyawarah apabila terjadi konflik
f. Menghindari praktik diskriminasi dan menjamin perlakuan dan kesempatan yang sama pada pekerja sekalipun berbeda gender, usia, suku dan agama
g. Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja dapat suungguh –sungguh bermanfaat

3. Pemegang Saham
a. Menetapkan manajemen yang profesional dan tekun  
b. Memperlihatkan informasi yang relevan terhadap investor
c. Menghemat, melindungi, dan menumbuhkan aset– aset investor
d. Menghormati permintaan, saran dan keluhan solusi dari investor

4. Pemasok
a. Mengusahakan terwujudnya prisip keadilan dan keujujuran  
b. Menjamin aktivitas bisnis terbebas dari pemaksaan
c. Membantu terciptanya stabilitas hubungan janka panjang dengan  pemasok
d. Berbagi informasi dengan pemasok
e. Membayar pemasok tepat pada waktunya
f. Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok

5. Pesaing
a. Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan dan inverstasi  
b. Mengembangkan perilaku yang bersaing dan menguntungkan secara sosial
c. Menghindarkan dari pemberian gaji atau hadiah yang dapat dipertanyakan
d. Menghormati hak cipta dan hak paten
e. Menolak untuk mencuri gagasan baik inovasi maupun penciptaan  produk

6. Masyarakat
a. Menghormati hak asasi manusia dan lembaga–lembaga demokrasi  
b. Mengakui kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat
c. Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat
d. Mengembangkan pembangunan berklanjutan
e. Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dna keutuhan sosial
f. Menghormati keutuhan budaya lokal


3.2 Etika dan Stakeholder
Perusahaan secara formal betul-betul merupakan entitas yang berdiri terpisah dari institus-institusi lain bahkan dengan manajer professional atau  pemiliknya sendiri karena perusahaan masih tetap bisa berdiri sekalipun manajer berganti pemilik berganti. Pandangan terhadap perusahaan seperti inilah yang disebut stakeholder view of the firm dan secara ringkas terlihat  pada bagian skema dalam gambar yang menunjukkan seluruh pihak yang  berkepentingan terhadap perusahaan. Karena peran pemilik dan manajer amat menentukan awal dari keberadaan suatu perusahaan dimana pemilik memberi kemungkinan melalui  penyediaan fasilitas sedangkan manajer mendapatkan mandat dari pemilik untuk mewuudkannya melaui aktivitas rill, maka kedunya merupakan  persyaratan internal sutau bisnis yang sering digolongkan sebagai pihak yang  berkepentingan internal (internal stakeholder ) Dengan status yang disandangnya, perusahaan membentuk perilaqku terhadap berbagai stakeholder – nya didalam system atau struktur ekonomi tempatnya beroprasi.
Perilaku itu didasari suatu asumsi motivasional bahwa  perusahaan merefleksikan sifat hakiki manusia ekonomi yang rasional, yaitu  berbuat sedemikian rupa untuk mendapatkan nilai sebesar-besarnya pada  pengeluaran nilai yang paling sedikit. Singkatnya, maksimalisasi keuntungan sebagai upaya maksimalisasi nilai perusahaan yang dimiliki pemegang saham (stakeholder’s value). Dengan motivasi itu pula, perusahaan menyusun strateginya. Berlainan dengan perilaku terhadap institusi–institusi pasar (primary stakeholders) yang bisa secara terang-terangan dan langsung dimotivasi untuk maksimalisasi keuntungan, perilaku perusahaan terhadap institusi-institusi diluar pasar ( secondary stakeholder ) lebih menekankan upaya untuk memperoleh citra baik keseluruhan perusahaan beserta produk dan proses produksinya, walaupun disadari pula bahwa pada akhirnya akan mempengaruhi suksesnya hubungan dengan institusi-institusi pasar.










BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Etika berasal di kata Yunani etbos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etba) berarti adat istiadat atau “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat.
Stakeholder merupakan semua pihak yang berkepentingan dalam aktivitas bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Stakeholder juga dapat diartikan sebagai suatu lingkungan masyarakat berupa individu atau institusi yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan praktek-praktek atau tujuan perusahaan itu secara institusional.
Kode Etik Terhadap Stakeholder ada 5 yaitu:
1. Pelanggan
2. Pekerja
3. Pemegang Saham
4. Pemasok
5. Pesaing
            peran pemilik dan manajer amat menentukan awal dari keberadaan suatu perusahaan dimana pemilik memberi kemungkinan melalui  penyediaan fasilitas sedangkan manajer mendapatkan mandat dari pemilik untuk mewuudkannya melaui aktivitas rill, maka kedunya merupakan  persyaratan internal sutau bisnis yang sering digolongkan sebagai pihak yang  berkepentingan internal (internal stakeholder ) Dengan status yang disandangnya, perusahaan membentuk perilaqku terhadap berbagai stakeholder – nya didalam system atau struktur ekonomi tempatnya beroprasi.
4.2 Saran
Untuk kedepannya kita sebagai insane bisnis haruslah senantiasa menjynjyng etika dala setiap kegiatan bisnis di Masyarakat agar bisnis yang kita jalankan berjalan dengan baik.

MAKALAH ETIKA BISNIS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Tipe-tipe pekerjaan saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran dan mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada pekerjaan itu . Misalnya, sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu universitas, terdapat beberapa ritual dalam perguruan tinggi, seperti orientasi mahasiswa baru, pestafrat ernity (perkumpulan khusus mahasiswa di perguruan tinggi serta sororyty ( perkumpulan khusus mahasiswa ) serta makan di kantin praktik seperti bimbingan dan maggang juga memberi ciri kebanyakan institusi di perguruan tinggi. Jelaslah bahwa inti dari kehidupan pekerjaan ditemukan dalam budayanya. Dalam hal ini, mungkin mencangkup semangat kerja karyawan sikap, dan tingkat produktifitas. Budaya kerja juga mencangkup simbol (tindakan rutinitas, percakapan ) dan makna-makna yang diletakan orang pada simbol ini. Makna dan pemehaman budaya dapat dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak manajemen .

1.2 Rumusan masalah
a.       Apa pengertian budaya kerja
b.      Bagaimana mengelola budaya dan etika dalam perusahaan
c.       Apa Hubungan Etika dengan Budaya Perusahaan

1.3 Tujuan

a.       Dapat mengetahui dengan benar apa itu budaya kerja
b.      Mengetahui bagaimana mengelola budaya dan etika dalam perusahaan
c.       Mengetahui apa saja hubungan etika dengan budaya perusahaan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi dan pengertian budaya Organisasi
Budaya merupakan cara kita melakukan sesuatu di sekitar kita. Budaya Organisasi diartikan sebagai sejumlah asumsi penting yang dipegang oleh anggota-anggota perusahaan, yaitu berupa suatu sistem dari nilai-nilai yang dipegang bersama tentang apa yang penting, serta kayakinan tentang bagaimana dunia itu berjalan (Sathe -Vibizmanagement Culture-, 1982) Nilai-nilai pribadi dan karakter moral mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja etis suatu perusahaan (Frederick, Post, Davis, 1992)
Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dengan para pegawai berperilaku. (Chursway dan Ledge : 1993) Ilustrasi : Orang bisa saja sangat mampu tanpa tergantung pada orang lain, tetapi perilakunya tidak sesuai dengan budaya organisasi, misalnya cara berpakaian, maka ia tak akan berhasil dalam organisasi
Budaya memilki tujuan untuk mengubah sikap dan juga prilaku SDM yang ada agar dapat menungkatkan produktifitas kerja untuk menghadapai berbagai tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerpan budaya organisasi yang baik yaitu :
1. Budaya memiliki peran dalam menetapkan tapal batas yang artinya bahwa budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang.
4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial
5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya.

Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan pengetahuan kepada para pekerja atau karyawannya tentang budaya organisasi tersebut. Karena selain memberikan dan menambah wawasan untuk para karyawannya perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dan berdampak positif bagi perusahaan. Karena dengan diberikan penyuluhan tentang budaya kerja para pekerja atau karyawan akan menambahkan rasa semangat untuk bekerja, menimbulkan rasa disiplin atas pekerjaanya dan akan menggugah rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja atau karyawan.



2.2 UNSUR-UNSUR DAN KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI
 Deal & Kennedy (1982) membagi lima unsur pembentuk budaya yaitu :
1. Panutan / Pahlawan: adalah tokoh yg dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Bisa dari pendiri perusahaan,para manajer, kelompk organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi.
2. Lingkungan usaha: kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan organisasi memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan, yang berpengaruh antara lain: produk yg dihasilkan, pesaing, pelanggan, tekhnologi, pemasok, kebijakan pemerintah.
 3. Nilai-nilai : adalah keyakinan dasar yang dianut oleh organisasi sebagai pedoman pola pikir dan bertindak bagi semua anggota untuk mencapai tujuan/misi organisasi. Bentuknya dapat berupa slogan atau moto yang dapat berfungsi sebagai jati diri, harapan konsumen.
 4. Ritual: yaitu sederetan kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi, tujuan apa paling penting, orang mana paling penting dan mana yang dapat dikorbankan. Misal, karyawan berprestasi diberi penghargaan yang dilaksanakan secara ritual; yaitu mereka tidak pernah absen, memberi saran yang membangun, penjual terbanyak, pelayan terbaik.
5. Jaringan budaya: adalah jaringan komunikasi informal pada dasarnya sebagai saluran komunikasi primer yang berfunsi untuk menyalurkan informasi dan memberi intepretasi dari informasi.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya kerja
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi budaya kerja adalah sebagai berikut :

1.Perilaku pemimpin
Tindakan nyata dari seorang pemimpin biasanya akan menjadi cermin penting bagi para pegawai.
2.Seleksi para pekerja
Dengan menempatkan pegawai yang tepat dalam kedudukan yang tepat, akan menumbuhkembangkan rasa memiliki dari para pegawai.
3.Budaya Organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya kerja yang dibangun sejak lama.
4.Budaya Luar
Didalam suatu organisasi, budaya dapat dikatakan lebih dipengaruhi oleh komunitas budaya luar yang mengelilinginya.
5.Menyusun misi perusahaan dengan jelas
Dengan memahami misi organisasi secara jelas maka akan diketahui secara utuh dan jelas sesuatu pekejaan yang seharusnya dilakukan oleh para pegawai.

6.Mengedepankan misi perusahaan
Jika tujuan suatu organisasi sudah ditetapkan, setiap pemimpin harus dapat memastikan bahwa misi tersebut harus berjalan.
7. Keteladanan pemimpin
Pemimpin harus dapat memberi contoh budaya semangat kerja kepada para bawahannya
8.Proses pembelajaran.
Pembelajaran pegawai harus tetap berlanjut. Untuk menghasilkan budaya kerja yang sesuai, para pegawai membutuhkan pengembangan keahlian dan pengetahuan.
9.Motivasi
Pekerja membutuhkan dorongan untuk turut memecahkan masalah organisasi lebih inovatif.


  Dengan demikian pemimpin dapat mengembangkan budaya kerja yang adil melalui peningkatan daya pikir pegawai dalam memecahkan masalah ayng ada secara efektif dan efisien. Selanjutnya yang dimaksud budaya kerja dalam penelitian ini adalah kondisi dan iklim kerja yang diciptakan oleh pimpinan dan diberlakukan dalam organisasi untuk dijadikan pedoman sikap dan perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas.

2.4 ETIKA DALAM ORGANISASI
Pengertian etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya. Etika Organisasi Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk,benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangatbergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di manaorang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbedaterhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda. Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengannilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip Etika
1. Prinsip Keindahan :Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusiamemperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
2. Prinsip Persamaan :Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
3. Prinsip Kebaikan :Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagimasyarakat.
4. Prinsip Keadilan :Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya merekaperoleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yangmenjadi hak orang lain
5. Prinsip Kebebasan :Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusiamempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknyasendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak oranglain.
6. Prinsip Kebenaran :Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.

2.5 MANFAAT DAN PENTINGNYA ETIKA DALAM ORGANISASI
Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika itu diperlukan dalam organisasi :  Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia.  Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola perilaku  Karena dinamika manusia dengan segala.


Manfaat Etika dalam Organisasi:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.

2.6 BAGAIMANA MENGELOLA BUDAYA DAN ETIKA DALAM PERUSAHAAN
 
Mengelola budaya dan etika dalam perusahaan tidak lah mudah, dibutuhkan kerja sama dan kerja keras yang mantap. Berikut dibawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola budaya dan etika dalam perusahaan:
1. Pemimpin / Panutan Dalam sebuah organisasi sangat diperlukannya seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan bagi anggota dan bawahanya. Yaitu pemimpin yang bijaksana, cerdas, berfikir krisis, tanggung jawab dan berkharismatik. Bukan seorang pemimpin yang ingin ditakui melainkan dihormati, bukan seorang pemimpin yang memperkaya diri melainkan saling berbagi, bagaimana bisa seorang pemimpin menjadi panutan apabila anggotanya atau bawahanya merasa takut dengan keberadaanya. Yang akan terjadi adalah anggota dan bawahanya akan menghindar dan sangat gembira dengan ketidakhadirannya.
2. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial yang kreatif dan membangung motivasi bagi anggota dan bawahanya dapat meningkatkan nilai budaya dan etika dalam suatu organisasi. Misalnya seperti diadakanya Hari Jum’at bersih, dimana seluruh anggota pada pagi hari berkeliling wilayahnya untuk melakukan kebersihan setelah berolahraga senam pagi. Dengan tugas masing-masing tanggung jawab setiap departemen. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan disiplin.
3. Peraturan dan slogan Yang membuat aturan haruslah seorang yang menjadi panutan, bisa sorang pemimpin. Karena apabila yang membuat aturan adalah orang-orang yang tidak menjadi panutan biasanya kebanyakan seorang pemimpin seperti itu melanggar aturan yang ia buat sendiri. Sehingga anggota akan malas untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan memasang slogan-slogan peraturan pada ruangan-ruangan tertentu, bisa di area luar ataupun area dalam. Dapat memberikan informasi kepada anggota tentang aturan-aturan yang berlaku, dan akan menjadi nilai positif di mata masyarakat. Peraturan juga haruslah tidak berlebihan yang dapat membuat anggota merasa tidak nyaman dan kesiksa.
4. Kesadaran dan kerja sama Tanpa ada kesadaran diri akan budaya dan norma yang baik maka sangat mustahil budaya dan norma dapat berjalan dengan baik. Perlu kerja sama yang baik antar anggota maupun anggota dengan pemimpinya. Kesadaran harus dimulai dari diri sendiri, dan memulainya dari yang terkecil sepeti menghargai waktu, bersifat ramah tamah, saling menolong anggotanya dan lain-lain. Untuk poin ini diperlukanya kembali pada poin pertama yaitu pemimpin. Haruslah pemimpin mampu memimpin dan membangun semangat akan kesadaran pentingnya menjaga budaya dan etika dalam organisasi.
5. Komitmen Semua anggota harus berkomitmen untuk menjaga budaya dan etika dalam suatu organisainya dan ikut serta mensukseskan organisasi.

2.7  Hubungan Etika dengan Budaya Perusahaan

·         Etika merupakan standar moral yang menyangkut baik-buruk  dan benar-salah
·         Etika bisnis meliputi:
-          Etika perusahaan
Hubungan perusahaan dengan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya
-          Etika kerja
Hubungan antara perusahaan dengan karyawan
-          Etika perorangan
Hubungan antar karyawan
  • Perilaku etis dapat menimbulkan saling percaya antara perusahaan dengan stakeholder
  • Perilaku etis dapat mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya
  • Budaya perusahaan memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan perilaku etis
  • Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis
  • Faktor yang menyebabkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan:
  • Terciptanya budaya perusahaan secara baik
  • Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya
  • Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai

Label: