Sabtu, 15 Juli 2017

CRITICAL JURNAL PSIKOLOGI



BAB I
 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, ada yang dari dalam diri (internal) dan ada yang dari luar diri (eksternal). Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138), prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor 2 yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri (ekstemal). Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor jasmaniah antara lain panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku. Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. Fasilitas belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi penerangan, alat tulis, dan buku-buku pelajaran. Faktor tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa SMA Surabaya terhadap dukungan sosial orang tua dengan prestasi belajar dengan subjek penelitian sebanyak 251 siswa SMA di Surabaya yang tinggal dengan kedua orangtuanya dan memiliki IQ total pada range rata-rata. Tipe penelitian ini termasuk
            Menurut Johnson (2009), kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa melibatkan studi akademik dalam kehidupan sehari — har-i yang diterapkan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Hal ini melibatkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini meliputi kerjasama antara individu dengan individu lain, baik sesama siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan keluarganya. Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumber dari orang tua. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Hal ini dapat membentuk anak mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri.
            Apabila diberikan suasana yang penuh perlindungan, penghargaan, cukup kasih sayang dan perhatian orang tua, jauh dari perasaan iri, cemburu, tersaingi, maka hal ini akan mendorong dan memberikan anak untuk bersifat lebih mandiri, mempunyai keberanian untuk melatih dirinya berinisiatif, bertanggung jawab, serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, baik dalam bidang akademis maupun non akademis (Shochib, 1998). Sears (2004), mengungkapkan bahwa orangtua hendaknya memberi dukungan yang bersifat positif dan menghargai anak, serta memelihara dan tidak memberi stimulus-stimulus palsu bagi putra-putri mereka tersebut memiliki karakter emosional dan sosial yang berbeda. Akibatnya hasil penelitian kurang valid dan tidak sesuai dengan harapan peneliti.
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Report (CJR)
            Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Paikologi  di Universitas Negeri Medan.
C. Manfaat Penulisan Critical Journal Report (CJR)
1.      Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jumal atau hasil    karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
2.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
3.      Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
Mengetahui kualitas jumal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi,  dan substansi jurnal.




BAB II.
RINGKASAN
2.1 Identitas Jurnal
Judul                          : Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Dukungan Sosial Orang                                     Tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMA di Surabaya
Jenis Jurnal                  : Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Volume dan Nomor    : Vol. 1 No. 03 Junal
 Halaman                     : 5
Tahun Terbit                : 2012
2.2 Ringkasan Jurnal
            Prestasi belajar siswa SMA di Surabaya dapat dikatakan masih belum memuaskan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data peringkat 10 besar UN SMA se-Jawa Timur 2010/2011, Surabaya tidak masuk peringkat 10 besar. Suryabrata (2007:233) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri alas dua yakni faktor internal (fisiologis dan psikologis) dan ekstemal (sosial dan non-sosial). Pada faktor ekstemal, Hawadi (2001:90) menambahkan bahwa is membedakan menjadi tiga macam, meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
            Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa SMA Surabaya terhadap dukungan sosial orang tua dengan prestasi belajar dengan subjek penelitian sebanyak 251 siswa SMA di Surabaya yang tinggal dengan kedua orangtuanya dan memiliki IQ total pada range rata-rata. Tipe penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode korelasional. Pengambilan sampel secara random sampling serta pengambilan data berupa metode kuisioner dan studi dokumentasi.
            kedisiplinan, serta didukung oleh sikap yang terbuka, dalam konteks menumbuhkan rasa kedisiplinan ini pecan dan dukungan sosial orangtua sangat diperlukan. Menurut Sarafino (2002), dukungan sosial adalah berbagai macam dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok. Menurut Canavan dan Dolan (2000), dukungan sosial dapat diaplikasikan ke dalam lingkungan keluarga, seperti orang tua. Jadi dukungan sosial orang tua adalah dukungan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional, penghargaan, instrumental, informasi ataupun kelompok. Dukungan orangtua merupakan sistem dukungan sosial yang terpenting di masa remaja. Dibandingkan dengan sistem dukungan sosial lainnya, dukungan orangtua berhubungan dengan kesuksesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri, percaya diri, motivasi dan kesehatan mental.
             Keterlibatan orangtua dihubungkan dengan prestasi sekolah dan emosional serta penyesuaian selama sekolah pada remaja (Corviile-Smith, Ryan, Adam & Dalicandro, 1998; Greenwood & Miller, 1995 ; Seidman et al., 1999). Menurut Lee & Detels (2007), dukungan sosial orangtua dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu dukungan yang bersifat positif dan dukungan yang bersifat negatif. Dukungan positif adalah perilaku positif yang ditunjukkan oleh orangtua. Sedangkan dukungan yang bersifat negatif adalah perilaku yang dinilai negatif yang dapat mengarahkan pada perilaku negatif anak. Dukungan keluarga bersifat optimal ketika dukungan tersebut sesuai dengan harapan umur anak sehingga anak dapat mencapai kemandirian dan kedekatan. Lingkungan terkecil dari siswa adalah lingkungan keluarga. Orang tua harus mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap. Namun kenyataannya banyak orang tua yang belum mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap dikarenakan oleh banyak faktor salah satunya yaitu keadaan ekonomi keluarga. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 88), bahwa keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi
            Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara random sampling sebanyak 251 sampel. Lalu peneliti mengukur intelegensi sampel yang dilakukan biro psikologi Exensia, guna untuk menjaga kesamaan alat tes yang digunakan. Pengambilan data dengan metode kuisioner dengan jumlah sebanyak item 103 dengan pilihan respon sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS dan studi dokumentasi.
            Hasil yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di Surabaya. Hal ini dapat disebabkan karena :
1, Responden cenderung menunjukkan jawaban yang positif
2. Ada kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur dan tidak terbuka
3. Kondisi responden pada scat melakukan pengisian kuisioner dapat mempengaruhi jawaban-jawaban yang diberikan
4. Instrumen/alat ukur yang dibuat kurang baik sehingga kurang mencerminkan atribut yang akan diukur. Kurangnya pendekatan yang dilakukan peneliti kepada responden mengakibatkan penolakan untuk menjadi responden.

BAB III.
PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan  Jurnal
            Penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata "oleh", urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama penulis.
            Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMA di Surabaya serta menjelaskan latar belakang jumal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas. Dalam penulisan jumal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem penomoran (numbering) juga tersusun dengan baik.
            Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
3.2 Kelemahan Jurnal
            Pada metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi juga dengan studi dokumentasi. Namun peneliti tidak menjelaskan bagaimana studi dokumentasi yang is lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh peneliti. Kuisioner yang dibuat peneliti sebagai instrumen penelitian berjumlah 103 item, dalam jurnal peneliti tidak menyebutkan apakah instrumen tersebut telah valid atau belum. Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Jumlah item yang digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian terlalu banyak, yaitu 103 item. Responden akan merasa jenuh untuk menjawab 103 item tersebut. Subjek penelitian yang digunakan responden berjumlah 251 siswa SMA, peneliti tidak membatasi apakah sampel yang digunakan siswa kelas X, XI atau XII.
3.3 Implikasi terhadap Perkembangan Pendidikan
            Johnson & Johnson (Nobelina Adicondro & Alfi Pumamasari, 2011: 20) menyatakan bahwa ada empat manfaat dukungan sosial, yaitu:
1. Meningkatkan produkti vitas dalam pekerjaan;
2. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dengan memberikan rasa memiliki;
3. Memperjelas identitas diri, menambah harga diri, dan mengurangi stress;
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik serta pengelolaan terhadap stress &  tekanan.
            Dukungan sosial dapat membuat individu merasa nyaman dan mengurangi stress yang dirasakan. Kenyamanan yang dirasakan indvidu akan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan dapat meningkatkan produktifitas kerja. Menurut Ni Made Sintya Noviana Utami (2013: 14), ada beberapa manfaat dari dukungan sosial, antara lain yaitu: individu mampu menghadapi masalah dengan lebih baik; membantu meningkatkan kompetensi dan rasa percaya diri; mengurangi kecemasan dan stress; dan membuat individu lebih berpikir positif dalam menghadapi permasalahan.
3.4 Kajian Teori
            Pembentukan kemandirian belajar pada siswa (Biemiller, 1998) ditentukan oleh 2 hal. Pertama adalah cumber social, yaitu orang dewasa yang berada di lingkungan siswa seperti orangtua, pelatih, anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan nilai kemandirian belajar dengan modelling, memberikan arah dan mengatur perilaku yang akan dimunculkan. Sumber yang kedua adalah mempunyai kesempatan untuk melatih kemandirian belajar. Siswa yang secara konstan selalu diatur secara langsung oleh orangtua dan guru tidak dapat membangun ketrampilannya untuk dapat belajar secara mandiri karena lemahnya kesempatan yang mereka punya.
            Menurut Johnson (2009), kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa melibatkan studi akademik dalam kehidupan sehari — had yang diterapkan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Hal ini melibatkan kerja sama dengan orang lain. Ketja sama ini meliputi kerjasama antara individu dengan individu lain, baik sesama siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan keluarganya. Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumber dad orang tua. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.
















BAB VI.
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di Surabaya.Menurut saya, secara keseluruhan jumal tersebut masih kurang baik, karena perlu diperbaiki dibeberapa bagian seperti metode penelitian yang digunakan, kuesioner yang dibuat, jumlah item yang digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian, dan subjek penelitian yang digunakan responden.
B. Saran
            Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi juga dengan studi dokumentasi, menjelaskan bagaimana studi dokumentasi serta hasil studi yang didapat. Sebaiknya peneliti menyebutkan apakah instrumen kuesioner yang dibuat telah valid atau belum. Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Dan sebaiknya peneliti tidak membuat terlalu banyak alat instrumen yaitu 103 item. Dan sebaiknya peneliti memberikan batasan sampel yang digunakan.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda