MAKALAH MENGENAI SD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui kebutuhan siswanya. Selain kebutuhannya perlu
diperhatikan juga adalah kebutuhan anak usia SD. pemahaman terhadap kebutuhan peserta didik dan tugas-tugas perkembangan
anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD,
dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian
perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan dan
memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri
siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan,
Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.
Di samping memperhatikan kebutuhan anak, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta
didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada
saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil
akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut
menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam
menghadapi tugas-tugas berikutnya.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui
tentang teori kebutuhan dan kebutuhan
anak sekolah Dasar.
C.
Tujuan makalah
:
Ingin mengerti tentang:
Teori kebutuhan siswa
Kebutuhan perkembangan siswa SD
Perbedaan kebutuhan siswa SD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI
KEBUTUHAN
1.1 Kebutuhan siswa
Bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
adalah.
”tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia,
ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya”
.
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya
adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar
menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan
terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan
berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas
perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya
memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu
(1)kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya
(2)kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan
keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep,
logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan
tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan
tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
B.
KEBUTUHAN
ANAK SD DALAM PENGEMBANGANNYA
a.
Jenis -jenis
Kebutuhan Anak Usia SD
Pertama-tama, perlu dijelaskan
penggunaan beberapa istilah yang pemakaian sehari-harinya sering bergantian.
Istilah tersebut adalah “kebutuhan”, “dorongan”, dan “motif”. Secara definisi
istilah “dorongan” atau “motif” adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang
yang merupakan pemicu dalam melakukan sesuatu perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan “kebutuhan” lebih sering digunakan untuk mengacu
pada keadaan fisisologis seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan
tertentu. Dari penjelasan tadi, dapat tergambar bahwa sebenarx kebutuhan dan
dorongan atau motif berjalan seiring namun tidak sama.
Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur,
seksual atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut
juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan
kepribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk dicintai,
kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki sesuatu,
dimana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit
didefinisikan segera.
1.)
KEBUTUHAN JASMANIAH
PADA ANAK USIA SD
Sesuai dengan perkembangan fisik anak
usia anak SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang tersebut,
kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat.
Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak usia SD membutuhkan makna
yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya tidak terhambat.
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan
dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dan
sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa
mempertimbangkan kebutuhan orang. Oleh karena itu guru perlu memberikan
kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghadiri hukuman dengan memohon maaf
dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi.
2.)
KEBUTUHAN AKAN KASIH
SAYANG
Pada tahap perkembngan sosial anak SD
terutama yang duduk dikelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap.
Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan unutk disayangi dan
menyangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada
kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya anak usia
SD sudah sadar akan mengoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya bisa berupa
prangko, komik, kartu, dan sebagainya dan koleksi tersebut dirawat dengan
hati-hati serta rasa sayang. Oleh karena itu, guru perlu peka untuk mengarahkan
anak-anak agar rasa kasih sayang sudah muncul dapat terpelihara dan menjadikan
anak-anak bersikap penuh kasih terhadap sesuatu seperti menunjukkan minat siswa
yang sudah dipujinya, memupuk serta memelihara minat atau hobi para mahasiswa.
Pada anak-anak yang duduk di kelas
titnggi ( 4, 5 atau 6 ) di SD yang memasuki masa bersosialisasi dan
meninggalkan keangkhuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tua dan guru
sebagai suatu yang wajar.
3.)
KEBUTUHAN UNTUK
MEMILIKI
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di
SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun
demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan
membandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di sekolah
maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga anak
kadang-kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman
atau guru.
Dalam pemenuhan kebutuhan untuk
memiliki, guru perlu memberikan dorongan kearah yang positif tentang bagaimana
membentuk kelompok yang dapat bermanfaat misalanya dalam kegiatan pramuka. Guru
juga harus memberikan orientasi kepada anak-anak di usia ini, agar tiadak
begitu saja melakukan berbagai hal yang kadang-kadang berbahaya dan negatif,
hanya karena disuruh oleh teman kelompoknya.
4.)
KEBUTUHAN AKTUALISASI
DIRI
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan
kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan
perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnaya. Kebutuhan ini terasa mulai
dominan pada anak-anak usia di kelas tinggi di SD. Pada usia tersebut,
anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga
anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau
berusaha mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan
muluk seperti ingin jadi juara tinju, pembalap formula, astronot dan
sebagainya.
Salah satu kebutuhan yang terkait dengan
kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need for
achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi sudah timbul
keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam
rangka pemenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk
memotivasi sikap kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan
terarah.
DeCecco dan Grawford ( 1974 ) mengajukan
4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
1.
Membangkitkan Semangat
Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus
selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru bisa
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan.
Penting diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetapa belajar
adalah tugas guru dalam rangka menjaga semngat belajar. Siswa dapat diajak
bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah
direncanakan gurudalam rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak
bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah
direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula bagi guru untuk keadaan awal
para siswa.
2.
Memberikan Harapan
yang Realistis
Guru tidaka hanya menjelaskan harapan
yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan
siswa-siswinya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau merubagh harapan-harapan
yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu sebaiknya
guru mempunyai data data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal sekolah.
Kegagalan-kegagalan dibidang apa saja yang sudah di alami siswanya, sehinnga
guru dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya. Jika siswa sudah
banyak mengalami kegagalan di masa lampaunya, sedapat mungkin guru harus bisa
memberikan keberhasilan pada siswa tersebut.
3.
Memberikan Intesif
Bila siswa banyak membuat
keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan intensif berupa penghargaan,
pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hala ini dapat memotivasi siswa
untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan dengan
pemberian intensif, pemberian umpan baik oleh guru terhadap hasil kerja siswa,
akan sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.
4.
Memberi Pengarahan
Guru juga semestinya harus mengatakan
secara tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan, dengan misalnya
menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya siswa
bertindak. Guru perlu pula meminta kepada siswanya untuk melakukan tindakan
yang diharapakan dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah paparan materi tentang
beberapa jenis kebutuhan pada anak usia SD. Seperti telah disebut di atas,
kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa muncul pada berbagai tahapan usia dengan
dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak. Perbedaan kebutuhan dan kadar
kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan perkembangan yang saat itu dialami
oleh masing-masing anak.
C.
PERBEDAAN KEBUTUHAN ANAK SD
·
PERBEDAAN INDIVIDUAL ANAK USIA SD
Pada dasarnya setiap individu memiliki
ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda perbedaan-perbedaan tersebut makin
kentara sejalan dengan perkembangan individu. Kata perbedaan
dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) merupakan suatu
variasi yang terjadi,baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Adapun perbedaan-perbedaan yang muncul
pada beberapa aspek perkembangan anak:
1.
PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN FISIK
Usia 7 hingga 11 atau 12 tahun merupakan
usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang mengalami pendidikan pada jenjang
sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi di banyak negara,
mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar
pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan
pendidikan jenjang pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja
awal ini menjadi dua, “kanak-kanak tengah” tengah (usia 7 – 9 tahun) dan
periode kanak-kanak tengah-akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan
anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik
maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada anak usia dini.
Untuk melihat perbedaan perkembangan fisik usia SD secara faktual
dapat di teliti pada waktu anak berbaris masuk kelas. Secara individual
terlihat anak yang memiliki tubuh tinggi, pendek, gemuk,
kurus pada usia relatif sama.
Anak-anak yang tidak menerima gizi yang
memadai atau memerlukan perhatian khusus secara medis mungkin berisiko
terhambat atau mengalami keterlambatan perkembangan pertumbuhannya.
1.)
Perubahan Fisik
Pada awal masa kanak-kanak tengah,
anak-anak biasanya menunjukkan perolehan penampilan baru, Di mana tampil lebih
ramping dan atletis. Anak perempuan dan anak laki-laki masih memiliki bentuk
tubuh dengan proporsi sama sampai dengan keduanya mencapai pubertas (puberty), proses
di mana dorongan seksual anak-anak tumbuh kuat hingga ia dewasa. Setelah pubertas,
karakteristik seksual sekunder (secondary sexual characteristic) mulai
tampak, terutama bentuk kurva payudara pada wanita serta suara yang lebih dalam
dan bahu yang lebar pada laki-laki. Hal ini membuat perbedaan antara perempuan
dari laki-laki lebih nyata.
Pertumbuhan tersebut juga sangat berbeda
antara ras atau bangsa di berbagai negara.anak-anak yang paling tinggi terdapat
di daerah eropa tengah, australia timur dan amerika serikat (meredith, 1969).
Sedangkan dari berbagai daerah asia tenggara , oceania dan amerika selatan
anak-anak lebih rendah jika di bandingkan dengan yang di sebut terdahulu. Pada
umumnya anak-anak yang tinggi tersebut tidak cepat matang daripada anak yang
kekurangan gizi maupun sering menderita sakit.
2.)
Perkembangan Otak dan
Sistem Saraf
Perkembangan otak dan sistem saraf terus
berlangsung selama masa kanak-kanak menengah. Kemampuan perilaku dan kognitif
yang lebih kompleks sejalan dengan makin kuatnya sistem saraf pusat. Pada awal
masa kanak-kanak tengah, percepatan pertumbuhan terjadi di dalam otak, sehingga
pada usia 8 tatau 9 tahun, organ tubuhnya hampir sama dengan ukuran anak orang
dewasa. Perkembangan otak selama masa kanak-kanak tengah di tandai oleh
pertumbuhan struktur yang spesifik, khususnya lobus frontal.
3.)
Keterampilan Motorik
Keterampilam motorik adalah berperilaku
atau kemampuan melakukan gerak motorik. Keterampilan motorik bruto (gross
moor skill) melibatkan penggunaan gerakan tubuh yang besar.
Keterampilan motorik halus (soft motor skill)melibatkan penggunaan
gerakan tubuh kecil. Kedua keterampilan motorik kasar dan halus terus mengalami
penyempurnaan pada masa kecil menengah.
4.)
Kesehatan
Masa kanak-kanak tengah cenderung
menjadi masa hidup yang sangat sehat bagi mereka, terutama pada masyarakat
Barat dan di negara-negara maju lainnya. Pada usia dini biasanya muncul
penyakit khas bagi anak-anak seperti pilek, batuk, dan sakit perut. Aneka
penyakit ini cenderung berkurang frekuensinya pada masa kanak-kanak. Hal ini
disebabkan karena peningkatan ketahan tubuh, peningkatan kebersihan, dan
perbaikan gizi. Meski penyakit yang diderita anak-anak usia ini bersifat
ringan, paling tidak tetap memerlukan perhatian medis. Penyakit ringan dapat
membantu anak-anak makin matang belajar keterampilan psikologis dan mengatasi
ketidaknyamanan fisik
·
PERBEDAAN PADA
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Seperti halnya perbedaan pada
perkembangan fisik anak , pada tahap operasi konkret menurut piaget,anak-anak
dapat berpikir logis tentang suatu hal. Walaupun demikian,kadar dan cara anak
untuk berpikir logis terhadap sesuatu akan ada perbedaan. Perbedaan tersebut di
sebabkan juga oleh berbagai faktor. Misalnya seorang guru yang mengajar di
kelas 1 SD dengan hanya ceramah (verbalisme) dalam menerangkan konsep
pertambahan pada matematika, tidak akan membuat siswa berkembangan secara
maksimal. Lain hanlnya dengan guru yang menggunakan berbagai benda konkret
sebagai media untuk menyampaikan materi, akan membuat anak lebih cepat
mengertian.
·
Ingatan
Anak usia sekolah lebih baik pada
keterampilan mengingat daripada rata-rata anak-anak yang berusia di bawahnya.
Lebih dari sekedar memahami dunianya, anak-anak yang lebih tua lebih tertarik
pada saat encoding dan mengingat informasi.
Anak-anak dapat mengingat lebih banyak
ketika berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif (cooperative
learning), di mana pendidikan diawasi oleh orang dewasa bergantung
pada rekan-rekan berinteraksi, berbagi, merencanakan, dan mendukung satu sama
lain.
·
Anak yang Cerdas
Psikolog inteligensi dan otoritas
lainnya sangat terarik pada kecerdasan anak. Kecerdasan adalah kapasitas
kognitif yang merujuk pada pengetahuan, adaptasi, dan kemampuan seseorang untuk
berpikir dan bertindak secara sengaja. Sekitar awal abad kedua puluh, Alfred
dan Simon Theophile mengukur persepsi, memori, dan kosa kata pada anak-anak.
Kajian mendalam tentang tes kecerdasan dapat dibaca dalam buku-buku psiologi.
·
PERBEDAAN PADA
PERKEMBANGAN MORAL
Perbedaan
yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu banyak
tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman
sebaya, dan sekolah atau guru membuat perbedaan pada perkembangan moral
anak.contoh perbuatan yang baik yang di berikan orang tua dan guru dengan cepat
akan di tiru anak usia SD seperti apa adanya.
Adapun 2 pandangan ahli
tentang perbedaan pada perkembangan moral yaitu:
1.
Piaget dan tahapan
moral
Menurut piaget konsepsi anak
mengenai moralitas berkembang pada dua tahap utama yang sejajar dengan
tahap-tahap pra-operasional.
Tahap
pertama, hambatan moralitas juga di sebut (heteronomous morality), bercirikan
kekakuan ,penyesuaian yang sederhana.para remaja melihat sesuatu seperti hitam
dan putih tidak kelabu,jadi cukup tegas karena mereka egosentrik.mereka
berpendapat bahwa peraturan tidak dapat berubah ,sehingga perilaku seseorang
dapat betul atau salah.
Tahap
kedua, moralitas kerja sama juga di sebut (autonomous morality) bercirikan
moral yang fleksibel (kenyal).anak-anak yang telah matang banyak bergaul dengan
teman sebaya maupun dengan orang dewasa, mereka kurang bersifat egosentrik.
Mereka berpendapat luas yang sering kali bertentangan dengan yang terdapat di rumah.mereka
berpendapat bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diubah.kerana peraturan
dibuat oleh orang maka peraturan itu juga dapat diubah oleh orang lain sesuai
kebutuhan.mereka selalu mencari sesuatu di belakang tindakan, dan apabila
terjadi pelanggaran hukuman harus diterapkan dengan tepat.mereka dapat
merumuskan kode moralitasnya sendiri.
2.
Kohlberg dan alasan
moral
Dari
penelitian yang dilakukan kohlberg berkesimpulan bahwa ada korelasi antara
tingkat alasan moral dengan tingkat kognitif. Menurut kenyakinan kholberg
dibelakang jawaban tersebut orang sampai pada penyesuain moral secara bebas
daripada standar internalisasi dari orang tua, guru dan teman sejawatnya.
Kholberg melukiskan tiga tingkatan alasan moral sebagai berikut:
Tingkat
1, pra-conventional morality (anak usia 4-5
tahun) anak masih di bawah pengawasan orang tua dan tunduk pada peraturan untuk
mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman
Tingkat
2, conventional morality(anak berusia 10-13 tahun).
Anak-anak telah menginternalisasikan figur kekuasaan standar.mereka patuh pada
peraturan untuk menyenangkan orang lain atau mempertahankan perintah.
Tingkat
3, post-conventional (anak usia 13 tahun
atau lebih). Moralitas sepenuhnya internal.orang-orang telah mengenal beberapa
konflik standar moral dan memilih di antara standar tersebut.
Salah
satu masalah lain terhadap sistem kohlberg terletak pada prosedur tes yang
memerlukan waktu yang sangat banyak.tes standar harus di sajikan kepada setiap
subjek secara individual selanjutnya diskor oleh juri-juri terlatih. Salah satu
tes pilihan adalah Defining Issues Test (DIT).tes ini dapat di sajikan secara
kelompok dalam waktu pendek dan diskor secara objektif.
Kohlberg
telah mempunyai dampak yang sangat besar. Teorinya telah memperkaya pikiran
kita tentang bagaimana moralitas berkembang telah mendukung suatu asosiasi
antara kematangan kognitif dengan kematangan moral, dan telah menstimilasi
kedua penelitian dengan mengelaborasi beberapa teori perkembangan moral.
·
PERBEDAAN KEMAMPUAN
Setiap
anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda kemampuan di sini dapat di
artikan sebagai kemampuan berkomunikasi,bersosialisasi, atau kemampuan kognitif.kemampuan
berkomunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kalimat yang bermakna, logis dan sistematis.kemampuan berbahasa
sangat di pengaruhi oleh faktor intelektualitas dan lingkungan, selain juga faktor
fisik yaitu orga bebrbicara seseorang.
Kemampuan
bersosialisasi pada seorang anak pun berbeda-beda. Oleh karena itu wajar ada
anak yang mempunyai banyak teman, ada yang hanya mempunyai beberapa teman dekat,
atau seorang sahabar saja.Anak-anak melakukan permainan dengan peraturan
tertentu tidak sama dengan peraturan yang mereka buat sendiri.
Dua
hal utama mengapa anak memilih waktu bermain adalah untuk bermain sendirian
atau dengan temannya,dan menonton televisi.kedua kegiatan tersebut menyita
waktu senggang mereka sebanyak 50%-70%.anak-anak usia SD lebih banyak menonton
televisi daripada anak-anak dibawahnya ,dan usia 11-12 tahun lebih banyak lagi
waktu untuk menonton televisi.sedangkan anak-anak cacat jauh lebih banyak menonton
televisi daripada anak-anak normal kira-kira sebanyak 3 kalinya (W.A.
Collins,1984).
Dari
paparan di atas, jelas terlihat perbedaan dalam bersosialisasi pad
anak-anak benyak di pengaruhi oleh lingkungan teman sebayanyadan juga karena pengaruh
kemajuan tekmologi.
Sesuatu yang dipikirkan teman terhadap
kita selalu berpengaruh atas kebahagiaan kita dan sering kali terasa sampai
jangka panjang. Pada umumnya anak yang selalu dicari oleh anak-anak lain
dikarenakan dia dimiliki keistimewaan atau popularitas tertentu, sehingga
menarik anak lain untuk berteman dengannya.
Mereka mampu berpikir bagi dirinya
sendiri, menularkan rasa percaya diri tanpa mengganggu atau menyinggung
perasaan orang lain. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan menguasai
suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor yang menonjol dalam membentuk
kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan lingkungan
yang dibuat.
Aspek perkembangan dan kemampuan
pada seorang anak yaitu:
1.
Tes IQ
IQ tes dipergunakan untuk
mengukur kecakapan anak baik dilakukan secara individual maupun kelompok, untuk
mengetahui seberapa jauh anak mengetahui berbagai mata
pelajaran yang diteskan kepada mereka. Dalam proses ingin mengetahui
kemampuan orang sebuah tes tidak dapat dilakukan hanya satu kali tapi harus
dilakukan beberapa kali. Skor IQ merupakan tes prediksi yang paling baik
untuk mengetahui prestasi anak-anak disekolah.
Oleh karena itu mustahil dpat
memisahkan intelegensi dan prestasi pendidikan. Sekolah sangat berpengaruh
tentang kemamuan verbal akan tetapi juga berpengaruh pada performasi pada angka
dan tugas-tugas.
Pada penelitian yang dilakukan
diberbagai Negara seperti Amerika , Jepang, Cina, oleh para
ahli peneliti internasional menentukan kognitif yang berdasarkan pengalan umum.
Suasana rumah juga sangat berpengaruh pada hasil tes anak. Fungsi dari tes
intelegensi bukan hanya untuk mengukur intelegensi saja akan tetapi juga untuk
mencari cara bagaimana meningkatkan dan memperbaiki intelegensi itu. Apabila
hal itu dilakukan terhadap seluruh kelas atau sekolah, dengan sendirinya
sekolah atau kelas tersebut yang perlu mendapat perbaikan atau peningkatan,
jadi bukan hanya individu.
2.
Pendidikan khusus
untuk anak cacat
Pengertian anak cacat sebenarnya sangat
luas. Istilah cacat dapat digunakan untuk anak-anak yang mempunyai gangguan
perkembangan pada fisik, intelektual, bahasa atau gangguan ganda dari beberapa
aspek perkembangan anak. Untuk menyikapi perbedaan yang dimiliki anak-anak yang
mengalami gangguan, guru-guru harus dpersiapkan dengan kemampuan untuk
menangani gangguan tersebut.
3. Sikap orang tua dalam membentuk perbedaan individu
Guru bukanlah satu-satunya orang dewasa
yang dapat mempengaruhi dan membentuk perbedaan anak disekolah.
Tindakan orang tua agar anaknya berhasil dalam
mengikuti pendidikan disekolah antar lain:
a.
Mereka membaca,
berbicara, dan mendengarkan pada anaknya, mereka menceritakan perihal anaknya,
bermain bersama, bersama-sama melakukan hobi, dan mendiskusikan berbagai
berita, program televise dan kejadin yang hangat.
b. Mereka menyediakan tempat belajar dan menyiapkan buku-buku secara teratur.
c. Mereka mempersiapkan makanan pada waktu tertentu denagn tepat, tempat
tidur, dan tempat mengerjakan pr dan berkenyakinan bahwa anaknya dapat
mengikuti pelajaran disekolah.
d. Mereka selalu mengawasi waktu anak-anak menonton televise,
program yang dilihat , dan kegiatan anak setelah kembali dari sekolah.
e. Mereka menaruh perhatian tentang kehidupan anaknya disekolah, cerita anaknya
tentang kejadian disekolah dan berbagai masalah yang timbul selama anaknya
sekolah.
4. Profesi guru dalam menyikapi perbedaan
Salah satu keberhasilan guru adalah
apabila dia memiliki pengaruh yang besar terhadap siswanya yang
mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan belajar.
Banyak pada awal belajar ornag tua banyak mengeluh anaknya
tidak memiliki potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru
membina dan mendidik beberapa waktu lamanya, anak didiknya menunjukan peningkatan
potensi yang tajam hingga melampaui siswa-siswi yang lain. Hal semacam itu
dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter dan kemampuan yang
berlainan satu dengan yang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi
kesimpulannya dalam perbedaan individual dalam anak usia sd memiliki beberapa
pebedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak yaitu
perbedaan pada perkembangan fisik dimana dalam usia anak sd ini
biasanya tinggi, rendah, gemuk, dan kurus itu rata atau imbang. Perbedaan
pada perkembangan intelektual dimana dalam tahap in anak-anak sudh mampu
menerima materi meskipun kadang kala mereka masih belum mampu untuk menerima
materi dan kemudian ia akan tidak dapat mengerjakan tugasnya. Perbedaan pada perkembangan
moral dimana pada masa-masa ini anak akan mengikuti tingkah laku seseorang yang
mereka senangi atau yang dekat dengannya. Perbedaan kemampuan dimana anak
diusia sd memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti kemampuan komunikasi ,
sosialisasi, dan kognitif .
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui
karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga
adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam
memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis,
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau
Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi
Diri.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda