Sabtu, 15 Juli 2017

MAKALAH PPD




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar(SD). Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri sisw. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.
Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.


B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui tentang karakteristik dan kebutuhan anak.sekolah Dasar.
C.     Tujuan makalah :
Ingin mengerti tentang:
Pengertian Karasteristik siswa
Bentuk –Bentuk karakteristik siswa SD
Kebutuhan siswa
Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah
 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karasteristik siswa
Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaansedang menurut IR Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalah kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kondrat, dan sifat , serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda. Adapun bentuk dan karakter siswa SD khususnya adalah dapat di uraikan sebagai berikut.
A.    PERBEDAAN INDIVIDUAL ANAK USIA SD

Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda perbedaan-perbedaan tersebut makin kentara sejalan dengan perkembangan   individu. Kata perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) merupakan suatu variasi yang terjadi,baik pada aspek fisik maupun psikologis.

Adapun perbedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak:

1.      PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN FISIK

Usia 7 hingga 11 atau 12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang mengalami pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar bervariasi di banyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, “kanak-kanak tengah” tengah (usia 7 – 9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah-akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat daripada anak usia dini. Untuk melihat perbedaan perkembangan  fisik usia SD secara faktual dapat di teliti pada waktu anak berbaris masuk kelas. Secara individual terlihat anak yang memiliki tubuh  tinggi,pendek,gemuk,kurus  pada usia relatif sama.

Anak-anak yang tidak menerima gizi yang memadai atau memerlukan perhatian khusus secara medis mungkin berisiko terhambat atau mengalami keterlambatan perkembangan pertumbuhannya.

2.      Perubahan Fisik
                          
Pada awal masa kanak-kanak tengah, anak-anak biasanya menunjukkan perolehan penampilan baru, Di mana tampil lebih ramping dan atletis. Anak perempuan dan anak laki-laki masih memiliki bentuk tubuh dengan proporsi sama sampai dengan keduanya mencapai pubertas (puberty), proses di mana dorongan seksual anak-anak tumbuh kuat hingga ia dewasa. Setelah pubertas, karakteristik seksual sekunder (secondary sexual characteristic) mulai tampak, terutama bentuk kurva payudara pada wanita serta suara yang lebih dalam dan bahu yang lebar pada laki-laki. Hal ini membuat perbedaan antara perempuan dari laki-laki lebih nyata.
Pertumbuhan tersebut juga sangat berbeda antara ras atau bangsa di berbagai negara.anak-anak yang paling tinggi terdapat di daerah eropa tengah, australia timur dan amerika serikat (meredith, 1969). Sedangkan dari berbagai daerah asia tenggara , oceania dan amerika selatan anak-anak lebih rendah jika di bandingkan dengan yang di sebut terdahulu. Pada umumnya anak-anak yang tinggi tersebut tidak cepat matang daripada anak yang kekurangan gizi maupun sering menderita sakit.




Perkembangan Otak dan Sistem Saraf        

Perkembangan otak dan sistem saraf terus berlangsung selama masa kanak-kanak menengah. Kemampuan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks sejalan dengan makin kuatnya sistem saraf pusat. Pada awal masa kanak-kanak tengah, percepatan pertumbuhan terjadi di dalam otak, sehingga pada usia 8 tatau 9 tahun, organ tubuhnya hampir sama dengan ukuran anak orang dewasa. Perkembangan otak selama masa kanak-kanak tengah di tandai oleh pertumbuhan struktur yang spesifik, khususnya lobus frontal.



Keterampilan Motorik
                                                  
Keterampilam motorik adalah berperilaku atau kemampuan melakukan gerak motorik. Keterampilan motorik bruto (gross moor skill) melibatkan penggunaan gerakan tubuh yang besar. Keterampilan motorik halus (soft motor skill)melibatkan penggunaan gerakan tubuh kecil. Kedua keterampilan motorik kasar dan halus terus mengalami penyempurnaan pada masa kecil menengah.

Kesehatan

Masa kanak-kanak tengah cenderung menjadi masa hidup yang sangat sehat bagi mereka, terutama pada masyarakat Barat dan di negara-negara maju lainnya. Pada usia dini biasanya muncul penyakit khas bagi anak-anak seperti pilek, batuk, dan sakit perut. Aneka penyakit ini cenderung berkurang frekuensinya pada masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena peningkatan ketahan tubuh, peningkatan kebersihan, dan perbaikan gizi. Meski penyakit yang diderita anak-anak usia ini bersifat ringan, paling tidak tetap memerlukan perhatian medis. Penyakit ringan dapat membantu anak-anak makin matang belajar keterampilan psikologis dan mengatasi ketidaknyamanan fisik
b. PERBEDAAN  PADA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Seperti halnya perbedaan pada perkembangan fisik anak , pada tahap operasi konkret menurut piaget,anak-anak dapat berpikir logis tentang suatu hal. Walaupun demikian,kadar dan cara anak untuk berpikir logis terhadap sesuatu akan ada perbedaan. Perbedaan tersebut di sebabkan juga oleh berbagai faktor. Misalnya seorang guru yang mengajar di kelas 1 SD dengan hanya ceramah (verbalisme) dalam menerangkan konsep pertambahan pada matematika, tidak akan membuat siswa berkembangan secara maksimal. Lain hanlnya dengan guru yang menggunakan berbagai benda konkret sebagai media unutk menyampaikan materi, akan membuat anak lebih cepat mengertian.
Ingatan
Anak usia sekolah lebih baik pada keterampilan mengingat daripada rata-rata anak-anak yang berusia di bawahnya. Lebih dari sekedar memahami dunianya, anak-anak yang lebih tua lebih tertarik pada saat encoding dan mengingat informasi.
Anak-anak dapat mengingat lebih banyak ketika berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), di mana pendidikan diawasi oleh orang dewasa bergantung pada rekan-rekan berinteraksi, berbagi, merencanakan, dan mendukung satu sama lain.

Anak yang Cerdas

Psikolog inteligensi dan otoritas lainnya sangat terarik pada kecerdasan anak. Kecerdasan adalah kapasitas kognitif yang merujuk pada pengetahuan, adaptasi, dan kemampuan seseorang untuk berpikir dan bertindak secara sengaja. Sekitar awal abad kedua puluh, Alfred dan Simon Theophile mengukur persepsi, memori, dan kosa kata pada anak-anak. Kajian mendalam tentang tes kecerdasan dapat dibaca dalam buku-buku psiologi.
c. PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN MORAL
           Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu banyak tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah atau guru membuat perbedaan pada perkembangan moral anak.contoh perbuatan yang baik yang di berikan orang tua dan guru dengan cepat akan di tiru anak usia SD seperti apa adanya. Adapun 2 pandangan  ahli tentang perbedaan pada perkembangan moral yaitu:
1. Piaget dan tahapan moral
  Menurut piaget konsepsi anak mengenai moralitas berkembang pada dua tahap utama yang sejajar dengan tahap-tahap pra-operasional.
             Tahap pertama, hambatan moralitas juga di sebut (heteronomous morality), bercirikan kekakuan ,penyesuaian yang sederhana.para remaja melihat sesuatu seperti hitam dan putih tidak kelabu,jadi cukup tegas karena mereka egosentrik.mereka berpendapat bahwa peraturan tidak dapat berubah ,sehingga perilaku seseorang dapat betul atau salah.
             Tahap kedua, moralitas kerja sama juga di sebut (autonomous morality) bercirikan moral yang fleksibel (kenyal).anak-anak yang telah matang banyak bergaul dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa, mereka kurang bersifat egosentrik. Mereka berpendapat luas yang sering kali bertentangan dengan yang terdapat di rumah.mereka berpendapat bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diubah.kerana peraturan dibuat oleh orang maka peraturan itu juga dapat diubah oleh orang lain sesuai kebutuhan.mereka selalu mencari sesuatu di belakang tindakan, dan apabila terjadi pelanggaran hukuman harus diterapkan dengan tepat.mereka dapat merumuskan kode moralitasnya sendiri.
2. Kohlberg dan alasan moral
              Dari penelitian yang dilakukan kohlberg berkesimpulan bahwa ada korelasi antara tingkat alasan moral dengan tingkat kognitif. Menurut kenyakinan kholberg dibelakang jawaban tersebut orang sampai pada penyesuain moral secara bebas daripada standar internalisasi dari orang tua, guru dan teman sejawatnya.
Kholberg melukiskan tiga tingkatan alasan moral sebagai berikut:
             Tingkat 1,      pra-conventional morality (anak usia 4-5 tahun) anak masih di bawah pengawasan orang tua dan tunduk pada peraturan untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman
              Tingkat 2,    conventional morality(anak berusia 10-13 tahun). Anak-anak telah menginternalisasikan figur kekuasaan standar.mereka patuh pada peraturan untuk menyenangkan orang lain atau mempertahankan perintah.
              Tingkat 3,      post-conventional (anak usia 13 tahun atau lebih). Moralitas sepenuhnya internal.orang-orang telah mengenal beberapa konflik standar moral dan memilih di antara standar tersebut.
              Salah satu masalah lain terhadap sistem kohlberg terletak pada prosedur tes yang memerlukan waktu yang sangat banyak.tes standar harus di sajikan kepada setiap subjek secara individual selanjutnya diskor oleh juri-juri terlatih. Salah satu tes pilihan adalah Defining Issues Test (DIT).tes ini dapat di sajikan secara kelompok dalam waktu pendek dan diskor secara objektif.
               Kohlberg telah mempunyai dampak yang sangat besar. Teorinya telah memperkaya pikiran kita tentang bagaimana moralitas berkembang telah mendukung suatu asosiasi antara kematangan kognitif dengan kematangan moral, dan telah menstimilasi kedua penelitian dengan mengelaborasi beberapa teori perkembangan moral.
d. PERBEDAAN KEMAMPUAN
              Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda kemampuan di sini dapat di artikan sebagai kemampuan berkomunikasi,bersosialisasi, atau kemampuan kognitif.kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kalimat yang bermakna, logis dan sistematis.kemampuan berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor intelektualitas dan lingkungan, selain juga faktor fisik yaitu orga bebrbicara seseorang.
               Kemampuan bersosialisasi pada seorang anak pun berbeda-beda. Oleh karena itu wajar ada anak yang mempunyai banyak teman, ada yang hanya mempunyai beberapa teman dekat, atau seorang sahabar saja.Anak-anak melakukan permainan dengan peraturan tertentu tidak sama dengan peraturan yang mereka buat sendiri.
                Dua hal utama mengapa anak memilih waktu bermain adalah untuk bermain sendirian atau dengan temannya,dan menonton televisi.kedua kegiatan tersebut menyita waktu senggang mereka sebanyak 50%-70%.anak-anak usia SD lebih banyak menonton televisi daripada anak-anak dibawahnya ,dan usia 11-12 tahun lebih banyak lagi waktu untuk menonton televisi.sedangkan anak-anak cacat jauh lebih banyak menonton televisi daripada anak-anak normal kira-kira sebanyak 3 kalinya (W.A. Collins,1984).
            Dari paparan  di atas, jelas terlihat perbedaan dalam bersosialisasi pad anak-anak benyak di pengaruhi oleh lingkungan teman sebayanyadan juga karena pengaruh kemajuan tekmologi.
Sesuatu yang dipikirkan teman terhadap kita selalu berpengaruh atas kebahagiaan kita dan sering kali terasa sampai jangka panjang. Pada umumnya anak yang selalu dicari oleh anak-anak lain dikarenakan dia dimiliki keistimewaan atau popularitas tertentu, sehingga menarik anak lain untuk berteman dengannya.
Mereka mampu berpikir bagi dirinya sendiri, menularkan rasa percaya diri tanpa mengganggu atau menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan menguasai suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan lingkungan yang dibuat. 
 Aspek perkembangan dan kemampuan pada seorang anak yaitu:
1.      Tes IQ
IQ tes dipergunakan  untuk mengukur kecakapan anak baik dilakukan secara individual maupun kelompok, untuk mengetahui seberapa jauh anak mengetahui berbagai mata pelajaran  yang diteskan kepada mereka. Dalam proses ingin mengetahui kemampuan orang sebuah tes tidak dapat dilakukan hanya satu kali tapi harus dilakukan beberapa kali. Skor IQ merupakan tes prediksi yang paling baik untuk mengetahui prestasi anak-anak disekolah.
Oleh karena itu  mustahil dpat memisahkan intelegensi dan prestasi pendidikan. Sekolah sangat berpengaruh tentang kemamuan verbal akan tetapi juga berpengaruh pada performasi pada angka dan tugas-tugas.
Pada penelitian yang dilakukan diberbagai Negara seperti Amerika , Jepang,   Cina, oleh para ahli peneliti internasional menentukan kognitif yang berdasarkan pengalan umum. Suasana rumah juga sangat berpengaruh pada hasil tes anak. Fungsi dari tes intelegensi bukan hanya untuk mengukur intelegensi saja akan tetapi juga untuk mencari cara bagaimana meningkatkan dan memperbaiki intelegensi itu. Apabila hal itu dilakukan terhadap seluruh kelas atau sekolah, dengan sendirinya sekolah atau kelas tersebut yang perlu mendapat perbaikan atau peningkatan, jadi bukan hanya individu.
2.      Pendidikan khusus untuk anak cacat
Pengertian anak cacat sebenarnya sangat luas. Istilah cacat dapat digunakan untuk anak-anak yang mempunyai gangguan perkembangan pada fisik, intelektual, bahasa atau gangguan ganda dari beberapa aspek perkembangan anak. Untuk menyikapi perbedaan yang dimiliki anak-anak yang mengalami gangguan, guru-guru harus dpersiapkan dengan kemampuan untuk menangani gangguan tersebut.
3.      Sikap orang tua dalam membentuk perbedaan individu
Guru bukanlah satu-satunya orang dewasa yang dapat mempengaruhi dan membentuk perbedaan anak disekolah. Tindakan orang tua agar anaknya berhasil dalam mengikuti pendidikan disekolah antar lain:
a.       Mereka membaca, berbicara, dan mendengarkan pada anaknya, mereka menceritakan perihal anaknya, bermain bersama, bersama-sama melakukan hobi, dan mendiskusikan berbagai berita, program televise dan kejadin yang hangat.
b.      Mereka menyediakan tempat belajar dan menyiapkan buku-buku secara teratur.
c.       Mereka mempersiapkan makanan pada waktu tertentu denagn tepat, tempat tidur, dan tempat mengerjakan pr dan berkenyakinan bahwa anaknya dapat mengikuti pelajaran disekolah.
d.      Mereka selalu mengawasi waktu anak-anak menonton  televise, program yang dilihat , dan kegiatan anak setelah kembali dari sekolah.
e.       Mereka menaruh perhatian tentang kehidupan anaknya disekolah, cerita anaknya tentang kejadian disekolah dan berbagai masalah yang timbul selama anaknya sekolah.
4.      Profesi guru dalam menyikapi perbedaan
Salah satu keberhasilan guru adalah apabila dia memiliki pengaruh yang besar terhadap siswanya  yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan belajar. Banyak pada awal belajar ornag tua banyak mengeluh anaknya tidak  memiliki potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidik beberapa waktu lamanya, anak didiknya menunjukan peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui siswa-siswi yang lain. Hal semacam itu dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter dan kemampuan yang berlainan satu dengan yang lain.
B. Jenis -jenis Kebutuhan Anak Usia SD
Pertama-tama, perlu dijelaskan penggunaan beberapa istilah yang pemakaian sehari-harinya sering bergantian. Istilah tersebut adalah “kebutuhan”, “dorongan”, dan “motif”. Secara definisi istilah “dorongan” atau “motif” adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang yang merupakan pemicu dalam melakukan sesuatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “kebutuhan” lebih  sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisisologis seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan tertentu. Dari penjelasan tadi, dapat tergambar bahwa sebenarx kebutuhan dan dorongan atau motif berjalan seiring namun tidak sama.
Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit didefinisikan segera.
a.      KEBUTUHAN JASMANIAH PADA ANAK USIA SD
Sesuai dengan perkembangan fisik anak usia anak SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak usia SD membutuhkan makna yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektualnya tidak terhambat.
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang. Oleh karena itu guru perlu memberikan kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghadiri hukuman dengan memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi

b.      KEBUTUHAN AKAN KASIH SAYANG

Pada tahap perkembngan sosial anak SD terutama yang duduk dikelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan unutk disayangi dan menyangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya anak usia SD sudah sadar akan mengoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya bisa berupa prangko, komik, kartu, dan sebagainya dan koleksi tersebut dirawat dengan hati-hati serta rasa sayang. Oleh karena itu, guru perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa kasih sayang sudah muncul dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih terhadap sesuatu seperti menunjukkan minat siswa yang sudah dipujinya, memupuk serta memelihara minat atau hobi para mahasiswa.
Pada anak-anak yang duduk di kelas titnggi ( 4, 5 atau 6 ) di SD yang memasuki masa bersosialisasi dan meninggalkan keangkhuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tua dan guru sebagai suatu yang wajar.

c.       KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI

Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman di sekolah maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga anak kadang-kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman atau guru.
Dalam pemenuhan kebutuhan untuk memiliki, guru perlu memberikan dorongan kearah yang positif tentang bagaimana membentuk kelompok yang dapat bermanfaat misalanya dalam kegiatan pramuka. Guru juga harus memberikan orientasi kepada anak-anak di usia ini, agar tiadak begitu saja melakukan berbagai hal yang kadang-kadang berbahaya dan negatif, hanya karena disuruh oleh teman kelompoknya.
d.      KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI
Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnaya. Kebutuhan ini terasa mulai dominan pada anak-anak usia di kelas tinggi di SD. Pada usia tersebut, anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi juara tinju, pembalap formula, astronot dan sebagainya.
Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need for achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi sudah timbul keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut juga dalam rangka pemenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi untuk memotivasi sikap kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.
DeCecco dan Grawford ( 1974 ) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
1.      Membangkitkan Semangat Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Oleh karena itu guru bisa menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Penting diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetapa belajar adalah tugas guru dalam rangka menjaga semngat belajar. Siswa dapat diajak bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan gurudalam rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat diajak bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula bagi guru untuk keadaan awal para siswa.
2.      Memberikan Harapan yang Realistis
Guru tidaka hanya menjelaskan harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan siswa-siswinya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau merubagh harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu sebaiknya guru mempunyai data data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal sekolah. Kegagalan-kegagalan dibidang apa saja yang sudah di alami siswanya, sehinnga guru dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya. Jika siswa sudah banyak mengalami kegagalan di masa lampaunya, sedapat mungkin guru harus bisa memberikan keberhasilan pada siswa tersebut.
3.      Memberikan Intesif
Bila siswa banyak membuat keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan intensif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hala ini dapat memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut. Sehubungan dengan pemberian intensif, pemberian umpan baik oleh guru terhadap hasil kerja siswa, akan sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja lebih baik lagi.

4.      Memberi Pengarahan
Guru juga semestinya harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan, dengan misalnya menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya siswa bertindak. Guru perlu pula meminta kepada siswanya untuk melakukan tindakan yang diharapakan dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah paparan materi tentang beberapa jenis kebutuhan pada anak usia SD. Seperti telah disebut di atas, kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa muncul pada berbagai tahapan usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak. Perbedaan kebutuhan dan kadar kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan perkembangan yang saat itu dialami oleh masing-masing anak.



BAB 2
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
           Jadi kesimpulannya dalam perbedaan individual dalam anak usia sd memiliki beberapa pebedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak yaitu perbedaan pada perkembangan  fisik dimana dalam usia anak sd ini biasanya tinggi, rendah, gemuk, dan kurus itu rata atau imbang.  Perbedaan pada perkembangan intelektual dimana dalam tahap in anak-anak sudh mampu menerima materi meskipun kadang kala mereka masih belum mampu untuk menerima materi dan kemudian ia akan tidak dapat mengerjakan tugasnya. Perbedaan pada perkembangan moral dimana pada masa-masa ini anak akan mengikuti tingkah laku seseorang yang mereka senangi atau yang dekat dengannya. Perbedaan kemampuan dimana anak diusia sd memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti kemampuan komunikasi , sosialisasi, dan  kognitif  .
          Kemudian dalam jenis-jenis kebutuhan anak usia sd memiliki aspek kebutuhan jika dikaitkan dengan kebutuhan anak sd yaitu kebutuhan jasmaniah pada anak usia sd dimana pada masa ini anak-anak memerlukan asupan gizi yang baik. Kebutuhan akan kasih sayang dimana dalam masa ini anak membutuhkan rasa dikasihi dan disayangi oleh orang lain disekelilingnya dan memiliki sra syang dan kasih pula kepda benda-benda yang dikasihinya. Kebutuhan untuk memiliki dimana anak usia sd rendah masih menganggap sesuatu disekelilingnya adalah miliknya pribadi. Kebutuhan aktualisasi diri dimana dalam ini anak usia sd tinggi memiliki pemikiran dimana dia harus bisa menjadi orang yang terhebat.
 
B.Bentuk –Bentuk karakteristik siswa SD
  1. Senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan
  1. Senang bergerak,
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
  1. Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4.Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang solat jikalangsung dengan prakteknya.
C.Kebutuhan siswa
Bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah.
”tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya” .
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
D.Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah
  1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
a)Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis,
b)Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat,
c)Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
d)Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif
  1. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
a)Sikap guru menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
b)Adanya ekspektasi yang konsisten
c)Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil.
d)Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
  1. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan Siswa:
1)Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
2)Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
3)Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
4)Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.
5)Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.
b. Hubungan Siswa dengan Siswa:
1)Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara siswa
2)Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
3)Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
4)Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
  1. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
1)Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya (scaffolding)
2)Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
3)Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa
4)Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
5)Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
6)Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
7)Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
b. Penghargaan dari pihak lain
1)Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
2)Mengembangkan program “star of the week”
3)Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
4)Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
5)Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
c. Pengetahuan dan Pemahaman
1)Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
2)Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry
3)Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
d. Estetik
1)Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
2)Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
3)Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
4)Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
5)Ruangan yang bersih dan wangi
6)Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah
  1. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
1)Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal yang terbaiknya
2)Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya
3)Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
4)Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.



BAB III
PENUTUP
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda