MAKALAH PPD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui
para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat
Sekolah Dasar(SD). Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang
sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan
juga adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta
didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam
memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri sisw. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan
Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang
atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan
Akatualisasi Diri.
Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan dapat
juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia,
ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui
tentang karakteristik dan kebutuhan anak.sekolah Dasar.
C.
Tujuan makalah
:
Ingin mengerti tentang:
Pengertian Karasteristik siswa
Bentuk –Bentuk karakteristik siswa SD
Kebutuhan siswa
Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karasteristik siswa
Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat
kejiwaansedang menurut IR Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah
seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa
pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah
merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalah
kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan
manusia yang tidak akan lepas dari kondrat, dan sifat , serta bentuknya yang
berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga
berbeda-beda. Adapun bentuk dan karakter siswa SD khususnya adalah dapat di
uraikan sebagai berikut.
A.
PERBEDAAN INDIVIDUAL ANAK USIA SD
Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri dan
karakteristik yang berbeda perbedaan-perbedaan tersebut makin kentara sejalan
dengan perkembangan individu. Kata perbedaan dalam istilah
perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) merupakan suatu variasi yang
terjadi,baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Adapun
perbedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak:
1.
PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN FISIK
Usia 7 hingga 11 atau
12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka ini umumnya sedang mengalami
pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia awal memasuki sekolah dasar
bervariasi di banyak negara, mulai dari 5 tahun hingga 7 tahun. Bagi anak yang
memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun, dengan perjalanan yang normal
dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang pada usia 12 tahun. Banyak orang
membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua, “kanak-kanak tengah” tengah
(usia 7 – 9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah-akhir (usia 10-11 tahun).
Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini lebih cepat
tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat
daripada anak usia dini. Untuk melihat perbedaan perkembangan fisik
usia SD secara faktual dapat di teliti pada waktu anak berbaris masuk kelas.
Secara individual terlihat anak yang memiliki
tubuh tinggi,pendek,gemuk,kurus pada usia relatif sama.
Anak-anak yang tidak
menerima gizi yang memadai atau memerlukan perhatian khusus secara medis
mungkin berisiko terhambat atau mengalami keterlambatan perkembangan
pertumbuhannya.
2.
Perubahan Fisik
Pada awal masa
kanak-kanak tengah, anak-anak biasanya menunjukkan perolehan penampilan baru,
Di mana tampil lebih ramping dan atletis. Anak perempuan dan anak laki-laki
masih memiliki bentuk tubuh dengan proporsi sama sampai dengan keduanya
mencapai pubertas (puberty), proses di mana dorongan seksual
anak-anak tumbuh kuat hingga ia dewasa. Setelah pubertas, karakteristik seksual
sekunder (secondary sexual characteristic) mulai tampak, terutama
bentuk kurva payudara pada wanita serta suara yang lebih dalam dan bahu yang
lebar pada laki-laki. Hal ini membuat perbedaan antara perempuan dari laki-laki
lebih nyata.
Pertumbuhan tersebut
juga sangat berbeda antara ras atau bangsa di berbagai negara.anak-anak yang
paling tinggi terdapat di daerah eropa tengah, australia timur dan amerika
serikat (meredith, 1969). Sedangkan dari berbagai daerah asia tenggara , oceania
dan amerika selatan anak-anak lebih rendah jika di bandingkan dengan yang di
sebut terdahulu. Pada umumnya anak-anak yang tinggi tersebut tidak cepat matang
daripada anak yang kekurangan gizi maupun sering menderita sakit.
Perkembangan Otak dan
Sistem Saraf
Perkembangan otak dan
sistem saraf terus berlangsung selama masa kanak-kanak menengah. Kemampuan
perilaku dan kognitif yang lebih kompleks sejalan dengan makin kuatnya sistem
saraf pusat. Pada awal masa kanak-kanak tengah, percepatan pertumbuhan terjadi
di dalam otak, sehingga pada usia 8 tatau 9 tahun, organ tubuhnya hampir sama
dengan ukuran anak orang dewasa. Perkembangan otak selama masa kanak-kanak
tengah di tandai oleh pertumbuhan struktur yang spesifik, khususnya lobus
frontal.
Keterampilan Motorik
Keterampilam motorik
adalah berperilaku atau kemampuan melakukan gerak motorik. Keterampilan motorik
bruto (gross moor skill) melibatkan penggunaan gerakan
tubuh yang besar. Keterampilan motorik halus (soft motor skill)melibatkan
penggunaan gerakan tubuh kecil. Kedua keterampilan motorik kasar dan halus
terus mengalami penyempurnaan pada masa kecil menengah.
Kesehatan
Masa kanak-kanak
tengah cenderung menjadi masa hidup yang sangat sehat bagi mereka, terutama
pada masyarakat Barat dan di negara-negara maju lainnya. Pada usia dini
biasanya muncul penyakit khas bagi anak-anak seperti pilek, batuk, dan sakit
perut. Aneka penyakit ini cenderung berkurang frekuensinya pada masa kanak-kanak.
Hal ini disebabkan karena peningkatan ketahan tubuh, peningkatan kebersihan,
dan perbaikan gizi. Meski penyakit yang diderita anak-anak usia ini bersifat
ringan, paling tidak tetap memerlukan perhatian medis. Penyakit ringan dapat
membantu anak-anak makin matang belajar keterampilan psikologis dan mengatasi
ketidaknyamanan fisik
b. PERBEDAAN PADA
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Seperti halnya
perbedaan pada perkembangan fisik anak , pada tahap operasi konkret menurut
piaget,anak-anak dapat berpikir logis tentang suatu hal. Walaupun
demikian,kadar dan cara anak untuk berpikir logis terhadap sesuatu akan ada
perbedaan. Perbedaan tersebut di sebabkan juga oleh berbagai faktor. Misalnya
seorang guru yang mengajar di kelas 1 SD dengan hanya ceramah (verbalisme)
dalam menerangkan konsep pertambahan pada matematika, tidak akan membuat siswa
berkembangan secara maksimal. Lain hanlnya dengan guru yang menggunakan
berbagai benda konkret sebagai media unutk menyampaikan materi, akan membuat
anak lebih cepat mengertian.
Ingatan
Anak usia sekolah
lebih baik pada keterampilan mengingat daripada rata-rata anak-anak yang
berusia di bawahnya. Lebih dari sekedar memahami dunianya, anak-anak yang lebih
tua lebih tertarik pada saat encoding dan mengingat informasi.
Anak-anak dapat
mengingat lebih banyak ketika berpartisipasi dalam pembelajaran
kooperatif (cooperative learning), di mana pendidikan diawasi
oleh orang dewasa bergantung pada rekan-rekan berinteraksi, berbagi,
merencanakan, dan mendukung satu sama lain.
Anak yang Cerdas
Psikolog inteligensi
dan otoritas lainnya sangat terarik pada kecerdasan anak. Kecerdasan adalah
kapasitas kognitif yang merujuk pada pengetahuan, adaptasi, dan kemampuan
seseorang untuk berpikir dan bertindak secara sengaja. Sekitar awal abad kedua
puluh, Alfred dan Simon Theophile mengukur persepsi, memori, dan kosa kata pada
anak-anak. Kajian mendalam tentang tes kecerdasan dapat dibaca dalam buku-buku
psiologi.
c. PERBEDAAN PADA PERKEMBANGAN MORAL
Perbedaan
yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu banyak
tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman
sebaya, dan sekolah atau guru membuat perbedaan pada perkembangan moral
anak.contoh perbuatan yang baik yang di berikan orang tua dan guru dengan cepat
akan di tiru anak usia SD seperti apa adanya. Adapun 2
pandangan ahli tentang perbedaan pada perkembangan moral yaitu:
1. Piaget dan tahapan moral
Menurut
piaget konsepsi anak mengenai moralitas berkembang pada dua tahap utama yang
sejajar dengan tahap-tahap pra-operasional.
Tahap
pertama, hambatan moralitas juga di sebut (heteronomous morality), bercirikan
kekakuan ,penyesuaian yang sederhana.para remaja melihat sesuatu seperti hitam
dan putih tidak kelabu,jadi cukup tegas karena mereka egosentrik.mereka
berpendapat bahwa peraturan tidak dapat berubah ,sehingga perilaku seseorang
dapat betul atau salah.
Tahap
kedua, moralitas kerja sama juga di sebut (autonomous morality) bercirikan
moral yang fleksibel (kenyal).anak-anak yang telah matang banyak bergaul dengan
teman sebaya maupun dengan orang dewasa, mereka kurang bersifat egosentrik.
Mereka berpendapat luas yang sering kali bertentangan dengan yang terdapat di
rumah.mereka berpendapat bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diubah.kerana
peraturan dibuat oleh orang maka peraturan itu juga dapat diubah oleh orang
lain sesuai kebutuhan.mereka selalu mencari sesuatu di belakang tindakan, dan
apabila terjadi pelanggaran hukuman harus diterapkan dengan tepat.mereka dapat
merumuskan kode moralitasnya sendiri.
2. Kohlberg dan alasan moral
Dari
penelitian yang dilakukan kohlberg berkesimpulan bahwa ada korelasi antara
tingkat alasan moral dengan tingkat kognitif. Menurut kenyakinan kholberg
dibelakang jawaban tersebut orang sampai pada penyesuain moral secara bebas
daripada standar internalisasi dari orang tua, guru dan teman sejawatnya.
Kholberg melukiskan tiga tingkatan
alasan moral sebagai berikut:
Tingkat
1, pra-conventional morality (anak usia 4-5
tahun) anak masih di bawah pengawasan orang tua dan tunduk pada peraturan untuk
mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman
Tingkat
2, conventional morality(anak berusia 10-13 tahun).
Anak-anak telah menginternalisasikan figur kekuasaan standar.mereka patuh pada
peraturan untuk menyenangkan orang lain atau mempertahankan perintah.
Tingkat
3, post-conventional (anak usia 13 tahun
atau lebih). Moralitas sepenuhnya internal.orang-orang telah mengenal beberapa
konflik standar moral dan memilih di antara standar tersebut.
Salah
satu masalah lain terhadap sistem kohlberg terletak pada prosedur tes yang
memerlukan waktu yang sangat banyak.tes standar harus di sajikan kepada setiap
subjek secara individual selanjutnya diskor oleh juri-juri terlatih. Salah satu
tes pilihan adalah Defining Issues Test (DIT).tes ini dapat di sajikan secara
kelompok dalam waktu pendek dan diskor secara objektif.
Kohlberg
telah mempunyai dampak yang sangat besar. Teorinya telah memperkaya pikiran
kita tentang bagaimana moralitas berkembang telah mendukung suatu asosiasi
antara kematangan kognitif dengan kematangan moral, dan telah menstimilasi
kedua penelitian dengan mengelaborasi beberapa teori perkembangan moral.
d. PERBEDAAN KEMAMPUAN
Setiap
anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda kemampuan di sini dapat di
artikan sebagai kemampuan berkomunikasi,bersosialisasi, atau kemampuan
kognitif.kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan
buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kalimat yang bermakna, logis dan
sistematis.kemampuan berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor intelektualitas
dan lingkungan, selain juga faktor fisik yaitu orga bebrbicara seseorang.
Kemampuan
bersosialisasi pada seorang anak pun berbeda-beda. Oleh karena itu wajar ada
anak yang mempunyai banyak teman, ada yang hanya mempunyai beberapa teman
dekat, atau seorang sahabar saja.Anak-anak melakukan permainan dengan peraturan
tertentu tidak sama dengan peraturan yang mereka buat sendiri.
Dua
hal utama mengapa anak memilih waktu bermain adalah untuk bermain sendirian
atau dengan temannya,dan menonton televisi.kedua kegiatan tersebut menyita waktu
senggang mereka sebanyak 50%-70%.anak-anak usia SD lebih banyak menonton
televisi daripada anak-anak dibawahnya ,dan usia 11-12 tahun lebih banyak lagi
waktu untuk menonton televisi.sedangkan anak-anak cacat jauh lebih banyak
menonton televisi daripada anak-anak normal kira-kira sebanyak 3 kalinya (W.A.
Collins,1984).
Dari
paparan di atas, jelas terlihat perbedaan dalam bersosialisasi pad
anak-anak benyak di pengaruhi oleh lingkungan teman sebayanyadan juga karena
pengaruh kemajuan tekmologi.
Sesuatu yang
dipikirkan teman terhadap kita selalu berpengaruh atas kebahagiaan kita dan
sering kali terasa sampai jangka panjang. Pada umumnya anak yang selalu dicari
oleh anak-anak lain dikarenakan dia dimiliki keistimewaan atau popularitas
tertentu, sehingga menarik anak lain untuk berteman dengannya.
Mereka mampu berpikir
bagi dirinya sendiri, menularkan rasa percaya diri tanpa mengganggu atau
menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan
menguasai suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor yang menonjol dalam
membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan
lingkungan yang dibuat.
Aspek
perkembangan dan kemampuan pada seorang anak yaitu:
1. Tes
IQ
IQ tes
dipergunakan untuk mengukur kecakapan anak baik dilakukan secara individual
maupun kelompok, untuk mengetahui seberapa jauh anak mengetahui berbagai mata
pelajaran yang diteskan kepada mereka. Dalam proses ingin mengetahui
kemampuan orang sebuah tes tidak dapat dilakukan hanya satu kali tapi harus
dilakukan beberapa kali. Skor IQ merupakan tes prediksi yang paling baik
untuk mengetahui prestasi anak-anak disekolah.
Oleh karena
itu mustahil dpat memisahkan intelegensi dan prestasi pendidikan.
Sekolah sangat berpengaruh tentang kemamuan verbal akan tetapi juga berpengaruh
pada performasi pada angka dan tugas-tugas.
Pada penelitian yang
dilakukan diberbagai Negara seperti Amerika , Jepang, Cina,
oleh para ahli peneliti internasional menentukan kognitif yang berdasarkan
pengalan umum. Suasana rumah juga sangat berpengaruh pada hasil tes anak.
Fungsi dari tes intelegensi bukan hanya untuk mengukur intelegensi saja akan
tetapi juga untuk mencari cara bagaimana meningkatkan dan memperbaiki
intelegensi itu. Apabila hal itu dilakukan terhadap seluruh kelas atau sekolah,
dengan sendirinya sekolah atau kelas tersebut yang perlu mendapat perbaikan
atau peningkatan, jadi bukan hanya individu.
2. Pendidikan
khusus untuk anak cacat
Pengertian anak cacat
sebenarnya sangat luas. Istilah cacat dapat digunakan untuk anak-anak yang mempunyai
gangguan perkembangan pada fisik, intelektual, bahasa atau gangguan ganda dari
beberapa aspek perkembangan anak. Untuk menyikapi perbedaan yang dimiliki
anak-anak yang mengalami gangguan, guru-guru harus dpersiapkan dengan kemampuan
untuk menangani gangguan tersebut.
3. Sikap
orang tua dalam membentuk perbedaan individu
Guru bukanlah
satu-satunya orang dewasa yang dapat mempengaruhi dan membentuk perbedaan anak
disekolah. Tindakan orang tua agar anaknya berhasil dalam mengikuti pendidikan
disekolah antar lain:
a. Mereka
membaca, berbicara, dan mendengarkan pada anaknya, mereka menceritakan perihal
anaknya, bermain bersama, bersama-sama melakukan hobi, dan mendiskusikan
berbagai berita, program televise dan kejadin yang hangat.
b. Mereka
menyediakan tempat belajar dan menyiapkan buku-buku secara teratur.
c. Mereka
mempersiapkan makanan pada waktu tertentu denagn tepat, tempat tidur, dan
tempat mengerjakan pr dan berkenyakinan bahwa anaknya dapat mengikuti pelajaran
disekolah.
d. Mereka
selalu mengawasi waktu anak-anak menonton televise, program yang
dilihat , dan kegiatan anak setelah kembali dari sekolah.
e. Mereka
menaruh perhatian tentang kehidupan anaknya disekolah, cerita anaknya tentang
kejadian disekolah dan berbagai masalah yang timbul selama anaknya sekolah.
4. Profesi
guru dalam menyikapi perbedaan
Salah satu
keberhasilan guru adalah apabila dia memiliki pengaruh yang besar terhadap
siswanya yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin
bekerja dan belajar. Banyak pada awal belajar ornag tua banyak mengeluh anaknya
tidak memiliki potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru
membina dan mendidik beberapa waktu lamanya, anak didiknya menunjukan
peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui siswa-siswi yang lain. Hal
semacam itu dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter dan
kemampuan yang berlainan satu dengan yang lain.
B. Jenis -jenis Kebutuhan Anak
Usia SD
Pertama-tama, perlu
dijelaskan penggunaan beberapa istilah yang pemakaian sehari-harinya sering
bergantian. Istilah tersebut adalah “kebutuhan”, “dorongan”, dan “motif”.
Secara definisi istilah “dorongan” atau “motif” adalah keadaan dalam diri
pribadi seseorang yang merupakan pemicu dalam melakukan sesuatu perbuatan untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan “kebutuhan” lebih sering digunakan
untuk mengacu pada keadaan fisisologis seseorang yang tidak mempunyai suatu
jaringan tertentu. Dari penjelasan tadi, dapat tergambar bahwa sebenarx
kebutuhan dan dorongan atau motif berjalan seiring namun tidak sama.
Pada dasarnya,
kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan
fisiologis dan psikologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti
makan, minum, tidur, seksual atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan
psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk
mengembangkan kepribadian pada seseorang. Contohnya adalah kebutuhan untuk
dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki
sesuatu, dimana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit
didefinisikan segera.
a. KEBUTUHAN JASMANIAH PADA ANAK USIA
SD
Sesuai dengan
perkembangan fisik anak usia anak SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh
kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan
dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitifnya, anak
usia SD membutuhkan makna yang bergizi sehingga perkembangan fisik dan
intelektualnya tidak terhambat.
Berkaitan dengan
kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan
perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan
kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang. Oleh karena itu
guru perlu memberikan kesadaran kepada siswa, bahwa dia dapat menghadiri
hukuman dengan memohon maaf dengan cara yang baik agar tidak terkena sanksi
b. KEBUTUHAN AKAN KASIH SAYANG
Pada tahap perkembngan
sosial anak SD terutama yang duduk dikelas tinggi SD, sudah ingin memiliki
teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan unutk
disayangi dan menyangi teman. Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi
juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda.
Misalnya anak usia SD sudah sadar akan mengoleksi sesuatu yang merupakan
kesenangannya bisa berupa prangko, komik, kartu, dan sebagainya dan koleksi
tersebut dirawat dengan hati-hati serta rasa sayang. Oleh karena itu, guru
perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa kasih sayang sudah muncul
dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih terhadap
sesuatu seperti menunjukkan minat siswa yang sudah dipujinya, memupuk serta
memelihara minat atau hobi para mahasiswa.
Pada anak-anak yang
duduk di kelas titnggi ( 4, 5 atau 6 ) di SD yang memasuki masa bersosialisasi
dan meninggalkan keangkhuannya, dapat menerima suatu otoritas orang tua dan
guru sebagai suatu yang wajar.
c. KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI
Pada masa usia di
kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai
pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih suka
memuji diri sendiri, dan membandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki masih dominan. Artinya, segala sesuatu baik teman-teman
di sekolah maupun guru dipandang sebagai punya dirinya sendiri, sehingga anak
kadang-kadang anak usia ini suka meremehkan atau mengacuhkan pendapat teman
atau guru.
Dalam pemenuhan
kebutuhan untuk memiliki, guru perlu memberikan dorongan kearah yang positif
tentang bagaimana membentuk kelompok yang dapat bermanfaat misalanya dalam
kegiatan pramuka. Guru juga harus memberikan orientasi kepada anak-anak di usia
ini, agar tiadak begitu saja melakukan berbagai hal yang kadang-kadang
berbahaya dan negatif, hanya karena disuruh oleh teman kelompoknya.
d. KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI
Kebutuhan ini relatif
lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada
dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnaya. Kebutuhan
ini terasa mulai dominan pada anak-anak usia di kelas tinggi di SD. Pada usia
tersebut, anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya
sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan,
atau berusaha mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan
muluk seperti ingin jadi juara tinju, pembalap formula, astronot dan
sebagainya.
Salah satu kebutuhan
yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi
atau need for achievement. Karena anak-anak SD di kelas tinggi
sudah timbul keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai prestasi. Semua sikap dan tindakan anak-anak tersebut
juga dalam rangka pemenuhan kebutuhan untuk diakui. Di sinilah guru berfungsi
untuk memotivasi sikap kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat
dan terarah.
DeCecco dan Grawford (
1974 ) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi
siswa, yaitu:
1. Membangkitkan Semangat Siswa
Dalam kegiatan
pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Oleh
karena itu guru bisa menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa
tidak menjadi bosan. Penting diperhatikan bahwa mengajak dan menjaga agar siswa
tetapa belajar adalah tugas guru dalam rangka menjaga semngat belajar. Siswa
dapat diajak bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang
telah direncanakan gurudalam rangka menjaga semangat belajar. Siswa dapat
diajak bersama-sama memikirkan dan melakukan proses pembelajaran yang telah
direncanakan guru. Oleh karena itu penting pula bagi guru untuk keadaan awal
para siswa.
2. Memberikan Harapan yang Realistis
Guru tidaka hanya
menjelaskan harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan
perbedaan siswa-siswinya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau merubagh
harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena
itu sebaiknya guru mempunyai data data tentang kemajuan akademis siswanya sejak
awal sekolah. Kegagalan-kegagalan dibidang apa saja yang sudah di alami
siswanya, sehinnga guru dapat mengukur harapan yang realistis bagi siswanya.
Jika siswa sudah banyak mengalami kegagalan di masa lampaunya, sedapat mungkin
guru harus bisa memberikan keberhasilan pada siswa tersebut.
3. Memberikan Intesif
Bila siswa banyak
membuat keberhasilan-keberhasilan, guru perlu memberikan intensif berupa
penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hala ini dapat
memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut.
Sehubungan dengan pemberian intensif, pemberian umpan baik oleh guru terhadap
hasil kerja siswa, akan sangat berguna untuk meningkatkan upaya siswa bekerja
lebih baik lagi.
4. Memberi Pengarahan
Guru juga semestinya
harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan,
dengan misalnya menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana
seharusnya siswa bertindak. Guru perlu pula meminta kepada siswanya untuk
melakukan tindakan yang diharapakan dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah paparan
materi tentang beberapa jenis kebutuhan pada anak usia SD. Seperti telah
disebut di atas, kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa muncul pada berbagai tahapan
usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak. Perbedaan kebutuhan
dan kadar kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan perkembangan yang saat
itu dialami oleh masing-masing anak.
BAB 2
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi
kesimpulannya dalam perbedaan individual dalam anak usia sd memiliki beberapa
pebedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek perkembangan anak yaitu
perbedaan pada perkembangan fisik dimana dalam usia anak sd ini
biasanya tinggi, rendah, gemuk, dan kurus itu rata atau imbang. Perbedaan
pada perkembangan intelektual dimana dalam tahap in anak-anak sudh mampu
menerima materi meskipun kadang kala mereka masih belum mampu untuk menerima
materi dan kemudian ia akan tidak dapat mengerjakan tugasnya. Perbedaan pada
perkembangan moral dimana pada masa-masa ini anak akan mengikuti tingkah laku
seseorang yang mereka senangi atau yang dekat dengannya. Perbedaan kemampuan
dimana anak diusia sd memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti kemampuan
komunikasi , sosialisasi, dan kognitif .
Kemudian
dalam jenis-jenis kebutuhan anak usia sd memiliki aspek kebutuhan jika
dikaitkan dengan kebutuhan anak sd yaitu kebutuhan jasmaniah pada anak usia sd
dimana pada masa ini anak-anak memerlukan asupan gizi yang baik. Kebutuhan akan
kasih sayang dimana dalam masa ini anak membutuhkan rasa dikasihi dan disayangi
oleh orang lain disekelilingnya dan memiliki sra syang dan kasih pula kepda
benda-benda yang dikasihinya. Kebutuhan untuk memiliki dimana anak usia sd
rendah masih menganggap sesuatu disekelilingnya adalah miliknya pribadi.
Kebutuhan aktualisasi diri dimana dalam ini anak usia sd tinggi memiliki
pemikiran dimana dia harus bisa menjadi orang yang terhebat.
B.Bentuk –Bentuk karakteristik siswa SD
- Senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi
santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata
pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung
unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan
- Senang bergerak,
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan
tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh
anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai
siksaan.
- Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang
penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang
lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa
guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja
atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.
Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4
orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4.Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman
ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi
badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru
tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri,
sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung
dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang
solat jikalangsung dengan prakteknya.
C.Kebutuhan siswa
Bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
adalah.
”tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa
arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia,
ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya”
.
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya
adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar
menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan
terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan
berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas
perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya
memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu
(1)kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya
(2)kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan
keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep,
logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan
tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan
tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
D.Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah
- Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
a)Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis,
b)Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur
yang tepat,
c)Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
d)Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang
representatif
- Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
a)Sikap guru menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya,
dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
b)Adanya ekspektasi yang konsisten
c)Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem
pendisiplinan siswa secara adil.
d)Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui
pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman
atas perilaku negatif siswa.
- Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan Siswa:
1)Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan
intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar
yang baik.
2)Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya
(kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
3)Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari
pada yang negatif.
4)Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan
keputusan setiap siswanya.
5)Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan
kepercayaan terhadap siswanya.
b. Hubungan Siswa dengan Siswa:
1)Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama
mutualistik dan saling percaya di antara siswa
2)Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum,
seperti olah raga atau kesenian.
3)Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan
pembelajaran.
4)Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
- Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
1)Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang
dimiliki siswanya (scaffolding)
2)Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
3)Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa
4)Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
5)Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
6)Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung
jawab.
7)Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara
pribadi, tidak di depan umum.
b. Penghargaan dari pihak lain
1)Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa
dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
2)Mengembangkan
program “star of the week”
3)Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang
diperoleh siswa.
4)Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk
memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
5)Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang
terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
c. Pengetahuan dan Pemahaman
1)Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi
bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
2)Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui
pendekatan discovery-inquiry
3)Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
d. Estetik
1)Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
2)Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di
dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
3)Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
4)Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
5)Ruangan
yang bersih dan wangi
6)Tersedia
taman kelas dan sekolah yang tertata indah
- Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
1)Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal yang
terbaiknya
2)Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan
dan potensi yang dimilikinya
3)Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
4)Perencanaan
dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.
BAB III
PENUTUP
Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui
karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga
adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam
memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru
seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam
rangka pencapaian perkembangan diri siswa. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan
Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang
atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan Kebutuhan
Akatualisasi Diri.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda