Sabtu, 08 Juli 2017

CRITICAL BOOK REPORT Ekonomi Koperasi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide – ide abstrak yan nerupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Di indonesia sendiri telah dibuat  UU no.25 tahun 1992 tentang  perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing – masing anggota.
Ekonomi koperasi adalah suatu organisasi bersama yang berasaskan kekeluaragaan yang bertujuan untuk mencari profit atau keuntungan baik untuk anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum yang ada disekitarnya. Ekonomi koperasi merupakan suatu organisasi bisnis yang dioperasikan secara bersama berdasarkan oleh prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada kekeluragaan, bertujuan untuk mencaapai kepentingan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama baik untuk diri sendiri maupun  seluruh anggota koperasi itu sendiri dan juga seluruh nasyarakat sekitar yang membutuhkannya.
1.2  TUJUAN
Adapum tujuan dari critical book report adalah
1.      Agar kita bisa belajar dan memahami serta menganalisis baik dan buruknya isi buku tersebut.
2.      Agar kita bisa belajar berfikir secara kritis untuk mengemukakan pendapat kita mengenai isi buku tersebut.
3.      Agar kita bisa memilih dan mengetahui mana buku yang menurut kita mudah dimengerti gaya bahasanya.
4.      Agar kita dapat mengambil manfaat yaitu positif dari buku tersebut.
1.3  MANFAAT
      Adapun manfaat diadakan critical book report ini adalah
1.      Menambah wawasan kita dalam memahami koperasi
2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah  



BAB II
ISI BUKU
Ringkasa buku ke 1
IDENTITAS BUKU
1.      Judul Buku         :  Ekonomi Koperasi
2.      Penerbit              :  Graha Ilmu
3.      Penulis                :  Prof. Dr. Jochen Ropke
4.      Tahun Terbit      :  2012
5.      Tebal Halaman   : 182 halaman
6.      No ISBN            : 978-979-756-808-5
BAB 1  :  PENTINGNYA KONSEP – KONSEP TEORITIS DALAM ANALISIS       KOPERASI.
A.    Pendekatan lembaga komparatif
Seperti yang dikatakan oleh fisul jerman, emanuel kant, bahwa “ tidak ada sesuatu yang praktis selain sebuah teor yang baik”. Tanpa teori dan pemahaman empiris yang memadai atas kegiatan – kegiatan koperasi serta konsukuensinya maka pengukuran kebijakan dan strategi- srategi yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi oada pencapain berbagai tujuan ( seperti meningkatkan pendapatan perkapita ) melalui koperasi, akan melahirkan peluang yang baik untuk menjadi Ad hoc hypotesis yang tidak efisien, kontradiktif, dan bahkan merugikan.
Koperasi di negara – negara yang sedang berkembang, pada umumnya tidak memilki kesempatan untuk tumbuh secara bertahap serta meningkatkan efisien ekonominya agar sejajar dengan para pesaing swasta utama atau lembaga ekonomi pemerintah lainnya. Koperasi – koperasi tersebut sejak awal keberadaanya pun sudah dihadapakan pada pesaing internasional
B.     Penjelasan tentang ilmu koperasi
             biasanya ilmu ekonomi dianggap sebagai suatu cabang dan ilmu positif. Karena itu keberhasilannya harus diukur dari kegunaan ilmu ekonomi tersebut pada bidang – bidang terapan, seperti ekonomi koperasi. Kegunaan ini dapat dibagi kedalam tiga komponen :
1.      Apakah teori hipotesisnya mampu menjalankan atau memprediksi peristiwa – peristiwa nyata?
2.       Apakah teori hipotesisnya mampu meramalkan atau memprediksi peristiwa – peristiwa yang akan datang ?
3.      Apakah teori hipotesisnya mampu memepengaruhi ( menciptakan,merancang ) peristiwa – peristiwa nyata melalui pengukuran – pengukuran kebijakan yang menjadi pedoman ?
BAB II : BADAN USAHA YANG BERBENTUK KOPERASI
A.    Masalah dalam membuat definisi “ apakah koperasi itu “ ?
Menurut para ahli koperasi adalah identitas pribadi antara pemilik dan pelanggan atau karyawan, tergantung pada jenis koperasinhya yang membedakan koperasi dari   organisasi usaha lainnya.
Tetapi inti dari koperasi adalah badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota, yang merupakan pemakai jasa. Fakta ini membedakan koperasi dari badan usaha bentuk lain yang pemiliknya pada dasarnya adalah para penanam modalnya.
 Dari definisi itu parah ahli menyimpulkan bahwa koperasi adalah fakta bhwa orang – orang membentuk koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhan akan pelayan, yang sebagaian besar dinyatakan dalam tujuan – tujuannya, bagaimaina koperasi itu diawasi, dibiayai dan dioperasikan serta bagaimana sisa hasil usaha didistribusikan. Tingkat keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan – tujuannya, menjelaskan alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa untuk menjadi pelanggannya, dari pada menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal.
B.  Persaingan dan kerja sama
     Jika tindakan – tindakan individu di koordinasi untuk mencapai tujuan – tujuan yang khusus, itu dapat kita sebut kerjasama. Kerja sama ekonomi dapat direncanakan atau tidak direncanakan.
     Dalam kerjasama yang direncanakan, dilain pihak, rencana individu atau koordinasi dari beberapa kegiatan mereka, berusaha untuk mencapai tujuan umumnya.jika individu – individu itu bekerja sama, hal ini tidak berarti bahwa di antara mereka tidak akan terjadi lagi hubungan persaingan. Persaingan hanya ditiadakan di bidang – bidang kegiatan tertentu saja, jadi tidak dari seluruh bidang.
C.     Mengapah koperasi ? suatu pendekatan kelembagaan komparatif menjadi anggota
       Jawaban yang paling umum atas pertanyaan mengapa dan kapan seseoran akan masuk menjadi anggota koperasi individu itu akan menjadi angota koperasi atau akan mempertahankan keanggotaannya ( tetap menjalin usaha dengan koperasinya ), jika mereka mengharapkan bahwa kegunaan yang dapat mereka peroleh dari koperasi lebih besar dari pada manfaat tidak akan menjad anggota koperasi, misalnya dengan melakukan usaha dalam organisasi non koperasi atau pesaing koperasi.
BAB III : PARTISIPASI DALAM KOPERASI
A.    Mengapah berpatisipasi
            Tanpa parisipasi anggota, kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka memcapai kinerja koperasi, akan lebih besar.
            Untuk alasan inilah partisipasi masuk dalam uji koperasi komparatif, yaitu suatu koperasi munhkin saja sukses dalam persaingan, namun memberikan kinerja pelayanan yang minim bagi anggotanya. Paartisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertanggungjawab. Partipasi angota sering dianggap baik sebagai alat pengembangan maupun sebagai tujuan akhir itu sendiri.
B.     Masalah – masalah partisipasi
            Ada dua masalah parisipasi yaitu konflik kepentingan dan biaya apartisipasi
Dalam konflik partisipasi fungsi koperasi tidak seperti yang dinilai atau yang dimengerti oleh anggota dan tujuan koperasi, menurut sudut pandang anggota terlalu sempit. Dalam mengatasi maslah ini ada beberapa cara yaitu para anggota memutuskan jumlah koperasi dan para anggota memutuskan tujuan dari koperadinya sendiri, apakah koperasi akan menjadi organisasi yang murni atau akan diperluas dengan tujuan sosial politik.
            Dalam biaya partisipasi ada tiga faktor yang menentukan biaya partisipasi yaitu ukuran koperasi, strutuktur keanggotaan dan jumlah fungsi atau kegiatan.



C.     Model “ kesesuaian “ partisipasi
            Parisiapasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi “ sesuai “ dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya.
            Karena kebutuhan, anggota maupun lingkungan usaha koperasi selalu berubah maka pelayanan yang diberikan oleh koperasi pun harus terus menerus disesuaikan. Untuk mewujudkan penyesuaian yang berkelanjutan dari pelayanan koperasi pada kebutuhan anggota, koperai harus mampu memilki kemampuan dan mau memiliki motivasi untuk memengaruhu dan mengendalikan manajemen. Jika partisipasi dilakukan kebijikan koperasi tidak akan berdasar pada perkiraan mengenai apa yang diinginkan oleh anggota, akan tetapi berdasrakan padaa kepentingan dan kebutuhan anggota itu sendiri, seperti yang dinyatakan melalui upaya – upaya partsipasinya.
BAB IV  : ANALISIS TEORI HARGA PADA KOPERASI
A.    Masalah koperasi dalam rantai pemasaran
            Ekonomi pasr terdiri dari produsen, konsumen, dam pemjual atau pedagang. Dalam menjual produknya kepada konsumen produsen dapat secara langsung memasarkanya kepada konsumen, atau melaui penjual sebagai perantara.sebagaiman yang telah diungkapkan sebelumnya, koperasi dapat didirikan pada tingkat manapun dalam rantai pemasaran. Konsumen dapaat bekerja sama untuk membentuk koperasi konsumen.
            Oleh karena itu sangatlah mungkin bahwa koperasi pada berbagi tingkat dalam rantai pemasaran, dapat bersiang satu sama lain.
B.     Koperasi dalam persaingan sempurna
            Persaingan sempurna adalah struktur pasar yang paling banyak digunakan oleh ahli ekonomi. Model persaingannya merupakan dasaar analisis dan riset terapan yang luas.pembeli menganggap produk suatu perusahaan sama dengan produk perusahaan lainnya. Dalam benak pembeli, produk setiap perusahaan dipandang sebagai subsitusi yang sempurna bagi produk perusahaan manapun dipasar.
C.     Kinerja koperasi dalam persaingan sempurna
            persaingan tidak sempurna memiliki karateristik yang serupa dengan struktur pasar pesaingan sempurna ( terdapat banyak pembeli dan penjual ) dengan perkecualian bahwa setiap pemasok juga merupakan “ monopolis kecil “. Model persaingan tidak sempurna imi telah diperkenalkan secara serempak.
D.    Koperasi dalam pasar oligopoli
            Persaingan di antara beberaapa anggota penjual (oligopoli) berbeda dari persaingan diantara banyak anggota ( persaingan sempurna dan persaingan tidak sempurna ) karena terlalu sedikitnya anggota akan menghasilkan salin ketergantungan dalam pengambilan keputusan.
            Heflebower mengatakan bahwa “ koperasi yang berintegrasi vertikal banyak muncul di pasar lokal atau pasar yang lebih besar, dimana tidak banyak terdapat perusahaan – perusahaan yang sudah mapan. Maksud dari Heflebower ini adalah bahwa secara empiris,banyak koperasi didirikan atau muncul dalam struktur pasar oligopoli yang dikuasai oleh beberapa penjual saja.
BAB V  : BIAYA TRANSAKSI DAN KINERJA KOMPARATIF KOPERASI
A.    Definisi biaya transaksi
            Pendekatan biaya transaksi dipelopori oleh ronald cose dalam tulisannya yang terkenal yaitu “ the nature of the film “ mengemukakan bahwa pilihan antara koordinasikan, produksi melalui pasar atau hierarki di dala perusahaan tergantung pada biaya komparatif relatif dari kedua alternatif tersebut.
            Suatu perusahaan akan memperluas atau menginternalisasikan tansaksi pasar kedalam batas – batas perusahaanya jika biaya organisasi untuk menambah fungsi lain dalam perusahaan, sama dengan biaya transaksi untuk mengkoordinasikan kegiatan yang sama melalui pasar ( sistem pasar).
B.     Integrasi vertikal koerasi dan biaya transaksi
            Jika suatu koperasi berhubungan dengan struktur organasasional yangg beroperassi dalam tahap yang beruntun dalam memproduksi dan mnedistribusikan suatu produk atau jasa, misalnya mengacu pada unit usaha yang melakukan integrasi verikal maka faktor – faktor yang menjelaskan kelahiran dan berlanjutnya integrasi vertikal, harus ditetapkan dengan logika yang sama, termasuk pada koperasi.
BAB VI  : TEORI KETIDAKPASTIAN KOPERASI
A.    Pengertian atau makna ketidakpastian
            Ketidakpastian dihubungkan dengan suatu keadaan di mana probabilitas dapat diukur secara subjektif. Dimana probabilitas numerik dapat diukir secara objektif. Ketidakpastian berkaitan dengan keadaan di mana probabilitas suatu kejadian juga dapat diukur secara numerik namun hanya secara subjektif sehingga probabilitas menjadi maslah kepercyaan.
            Ketidakpastian timbul karena ada kesenjangan antara kesulitan mengenai suatu keadaan dengan kemampuan atau kepandaian pribadi seorang pelaku ekonomi. Oleh karena itu ada banyak tingkat motivasi dan insesif yang berbeda dari tiap individu untuk bergabung atau memasuki suatu organisasi dimana ketidakpastian diharapkan dapat dikurangi.
B.     Ketidakpastian dan evolusi hierarki
            Bila kesulitan atau ketidakpastian informasi dapat dikurangi menjadi resiko/ketidakpastian probabilitas, informasi menjadi suatu komoditi seperti yang lainnya.
            Karena perantara mengetahui distribusi probabilitas dia kan bisa melindungi dirinya terhadap resiko atau membuat kontrak dengan pihak lain. Memberi dan menerima dapat dispesifikasikan dan kontrak untuk exante. Institusi hierarki tidak perlu mengurangi ketidakpastian, karena pasar dapat menguasai masalahnya dengan baik.












0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda