Selasa, 11 Juli 2017

Pengertian Intelegensi



BAB I
PENDAHULUAN
Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu sendiri.
Namun perlu ditekankan bahwa intelegensi itu bukanlah IQ di mana kita sering salah tafsirkan. Sebenarnya intelegensi itu menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.
Jika intelegensi bukanlah IQ, lalu apakah intelegensi, ciri-ciri apa yang menandai bahwa perbuatan kita adalah perbuatan intelegensi, apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan bagaimana pengaruhnya pada kehidupan seseorang ? permasalahan ini akan penulis bahas secara lugas pada bab berikutnya.
 BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Intelegensi
1. Pengertian Intelegensi Secara Etimologis
          Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga bersalal dari bahasa Latin yaitu “Intellectusdan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”,  sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
2. Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli.
Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1.      Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan
2.      Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan
3.      Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto criticism

Super dan Cities mendefinisikan kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.
J. P. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus.
1)      K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
2)      George D. Stoddard (1941) menyebutkan intelegensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan:
a.       Mengandung kesukaran
b.      Komplek
c.       Abastrak
d.      Diarahkan pada tujuan
e.       Ekonomis
f.        Bernilai sosial

3)      Garett (1946) mendefinisikan setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
4)      William Stern (1953) intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.
5)      Bischof, psikolog Amerika (1954) mendefinisikan kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
6)      Lewis Hedison Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik (lih. Hariman, 1958).
7)      David Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
8)      Thorndike (lih. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.
9)      Freeman (1959) memandang intelegensi sebagai

 1.      Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman,
2.      Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
3.      Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan
4.      Kemampuan untuk berpikir abstrak.

10)  Heidenrich (1970) mendefinisikan kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.
11)  Sorenson (1977) intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
12)  Suryabrata (1982) intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.
13)  Walters dan Gardnes (1986) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi seksistensi suatu budaya tertentu.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah:
 1.      Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar)
2.      Kemampuan berfikir secara abstrak
3.      Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional
4.      Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman
5.      Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari
6.      Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
7.      Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual
8.      Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru
9.      Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya

Karena intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut. Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Sedangkan menurut Claparde dan Stern intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru.
Para ahli psikologi memiliki pendapat yang berbeda tentang defenisi intelegensi, berikut adalah pengertian intelegensi yang di uraikan oleh beberapa tokoh :
Andrew Crider Tahun 1983, mengatakan bahwa intelegensi itu bagaikan listrik, mudah untuk diukur tapi hampir mustahil untuk didefinisikan.
Alfred Binet, tokoh utama perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri atas tiga komponen, yaitu :
Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan;
Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan;
Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto criticism;
George D. Stoddard 1941, menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan :
David Wechsler 1958, pencipta skala-skala intelegensi Wechsler yang popular mendefinisikan intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara nasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.
Walters dan Gardnes 1986, mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
Flynn 1987, mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Bebarapa uraian ringkas mengenai teori intelegensi beserta tokohnya masing-masing :
Alfred Binet, Mengatakan bahwa intelegensi bersifat monogenetic yaitu berkembang dari suatu faktor satuan. Menurutnya intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
Edward Lee Thorndike, Teori Thorndike menyatakan bahwa intelegensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampilkan dalam wujud perilaku intelegensi.
Robert j. Sternberg, Teori ini lebih menekankan pada kesatuan dari berbagai aspek intelegensi sehingga teorinya lebih berorientasi pada proses. Teori yang dikemukakan Sternberg dikenal dengan Teori Intelegensi Triarchic. Teori ini berusaha menjelaskan secara terpadu hubungan antara :
1.      Intelegensi dan Dunia Internal seseorang;
2.      Intelegensi dan Dunia Eksternal seseorang;
3.      Intelegensi dan Pengalaman.
Meskipun terdapat berbagai pendapat para ahli dalam mendefinisikan intelegensi, namun pada dasarnya sama, yaitu intelegensi merupakan kekuatan yang dapat melengkapi akal pikiran manusia dengan gagasan abstrak yang universal untuk dijadikan sumber tunggal pengetahuan sejati.
B. Ciri-ciri Perbuatan Intelegensi
Suatu perbuatan dapat dianggap intelegen bila memenuhi beberapa syarat, antara lain:[3]
Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi yang bersangkutan.
Perbuatan intelegen sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
Masalah yang dihadapi harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan.
Keterangan pemecahan masalahnya harus dapat diterima oleh masyarakat.
Perbuatan intelegen bercirikan kecepatan, cepat tanggap dan tangkas.
Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang dihadapi.
Contoh perbuatan yang menyangkut intelejensi: jika seseorang mengamati taman bunga, ini adalah persepsi. Tetapi kalau ia mengamati bunga-bunga yang sejenis atau mulai menghitung, menganalisa, membandingkan dari berbagai macam bunga yang ada dalam taman tersebut, maka perbuatannya sudah merupakan perbuatan yang berintelegensi.
Whitherington, mempunyai ciri-ciri hakiki yaitu : cepat, makin cepat suatu pekerjaan diselesaikan, makin cerdaslah orang yang menyelesaikan, cekatan, biasanya dihubungkan dengan pekerjaan tangan, dengan mudah dan ringkas menjelaskan sesuatu, tepat, sesuai dengan tuntutan keadaan, misalnya mengukur jalan yang panjang dengan besaran yang benar pula. Juga berarti mengukur dengan tepat, tidak lebih dan tidak kurang. ciri-ciri perilaku individu yang memiliki kecerdasan tinggi adalah:
1.      Terarah kepada tujuan (purposeful behavior). Perilaku inteligen selalu mempunyai tujuan dan diarahkan kepada pencapaian tujuan tersebut, tidak ada perilaku yang sia-sia.
2.      Tingkah laku terkoordinasi (organized behavior). Seluruh aktivitas dari perilaku inteligen selalu terkoordinasi dengan baik. Tidak ada perilaku yang tidak direncanakan atau tidak terkendali.
3.      Sikap jasmaniah yang baik (physical well toned behavior). Perilaku cerdas didukung oleh sikap jasmaniah yang baik. Seorang siswa yang belajar secara inteligen, duduk dan baik, menempatkan bahan yang dipelajari dengan baik, memegang alat tulis dengan baik, dan sebagainya, tidak belajar sambil tiduran, sambl tengkurap dan lain-lain.
4.      Memiliki daya adaptasi yang tinggi (adaptable behavior). Perilaku cerdas cepat membaca dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, tidak banyak mengeluh atau merasakan hambatan dari lingkungan.
5.      Berorientasi kepada sukses (succes oriented behavior). Perilaku cerdas berorientasi kepada keberhasilan, tidak takut gagal, selalu optimis.
6.      Mempunyai motivasi yang tinggi (clearly motivated behavior). Perilaku cerdas selalu didorong oleh motivasi yang kuat baik yang datangnya dari dalam dirinya maupun dari luar.
7.      Dilakukan dengan cepat (rapid behavior). Perilaku cerdas dilakukan dengan cepat, karena ia dengan cepat pula dapat memahami situasi atau permasalahan.
Menyangkut kegiatan yang luas (broad behavior). Perilaku cerdas menyangkut suatu kegiatan yang luas dan kompleks yang membutuhkan pemahaman dan pemikiran yang mendalam
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda. Hal ini seperti yang disebutkan diatas ada pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif) dan ada yang menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga dengan adanya perbedaan pandangan tersebut dapat diketahui bahwa intelegensi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebgai berikut :
1.      Pengaruh Faktor Bawaan,
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – + 0,20 ).
2.      Pengaruh Faktor Lingkungan,
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka).
3.      Stabilitas Intelegensi Dan IQ,  
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik otak.
4.      Pengaruh Faktor Kematangan,
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
5.      Pengaruh Faktor Pembentukan,
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
6.      Minat Dan Pembawaan yang Khas,
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
7.      Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
D.  Komponen-komponen Inteligensi
1.      Kemampuan untuk berpikir dan mengambil pelajaran dari pengalaman.
2.      Kemampuan untuk berpikir atau menalar secara abstrak.
3.      Kemampuan untuk beradaptasi dengan hal-hal yang timbul dari dunia yang selalu berubah dan tidak pasti.
4.      Kemampuan untuk mamotivasi diri sendiri guna menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang perlu diselesaikan.
Rumus Inteligensi
Keterangan     : MA = Mental Age (usia mental)
                          CA  = Chronological Age (usia kronologis)
Kategori Inteligensi IQ (Intelligence Quotient / Tingkat Kecerdasan) Deskrepsi verbal Persentase Populasi dalam setiap kelompok:
0    - 19 Idiot 1
20  – 49 Embicile
50  – 69 Moron 2
70   – 79 Inferior 6
80   – 89 Bodoh 15
90   – 109 Normal 46
110 – 119 Pandai 18
120 – 129 Superior 8
130 – 139 Sangat superior 3
140 – 179 Gifted
180 – ke atas Genius 1
E. Kecerdasan jamak (Multiple intelligence)
Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan “multiple intelligence”. Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Ia mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan.
Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia ada 8 macam kecerdasan, yaitu:
1. kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.
2. Kecerdasan logik matematik
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.
3. Kecerdasan visual dan spasial
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.
4. kecerdasan musik
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap  perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.
Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan anak didik usia 14 tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak dari negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi tertinggi di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini memasukkan unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat membangkitkan semangat, merangsang kreativitas, kepekaan dan kemampuan berpikir. Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya ingat.
5. kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.
6. kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.
7. kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.
8. kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.
Ada baiknya kita menjajaki jenis kecerdasan kita sendiri mana yang sudah berkembang dan mana yang belum. Dari delapan kecerdasan (intelligence) tersebut, manakah yang menjadi keunggulan anda dan mana yang belum anada gunakan secara maksimal?. Dengan mengetahui bahwa anda memilki kelebihan atau kekurangan pada kecerdasan tertentu, anda akan dapat berbenah diri dan meningkatakn kemampuan anda. Untuk bisa mengetahui lebih jelas mana kecerdasan anda yang lebih dominan dan menjadi kekuatan anda, tidak ada salahnya menjawab pertanyaan berikut ini.
F. Hubungan Intelegensi dengan Kehidupan Seseorang
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa intelegensi ialah kemampuan umum mental individu yang nampak dalam caranya bertindak atau berbuat dalam memecahkan masalah atau dalam melaksanakan tugas yang taraf kualitas kemampuannya diukur dengan kecepatan, ketepatan dan keberhasilan dalam pelaksanaannya.
Dalam kenyataan sebenarnya sulit untuk menentukan korelasi antara intelegensi seseorang dengan kehidupannya. Memang kecerdasan atau intelegensi seseorang memainkan peran yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks. Intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang, banyak lagi faktor yang lain.
Faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan tidak dapat kita abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelegensinya tinggi dapat gagal dalam berusaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas tapi tak ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula. Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Banyak orang-orang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupannya. Ini disebabkan karena misalnya kekuranganmampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat, atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi sehingga tidak atau kurang adanya untuk mencapainya.
Sebaliknya adapula yang sebenarnya memiliki intelegensi yang sedang saja, tetapi dapat maju dan mendapat kehidupan lebih layak berkat ketekunan dan keuletannya dan todak banyak faktor-faktor yang mengganggu atau merintanginya. Akan tetapi intelegensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan bekembang, meskipun orng gigih dan tekun dalam usahanya.
G. Tips Melatih Otak untuk meningkatkan IQ (Intelligence Quotient)
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Belajar dari orang Jepang, mereka dikenal dengan kecerdasan dan kedisiplinannya. Selain doyan makanan yang kaya protein, orang Jepang juga dikenal suka melakukan latihan otak yang dapat meningkatkan IQ(Intelligence Quotient) dan membuat otak terus aktif. Popularitas latihan otak dari Jepang dimulai sejak tahun 2005 dengan permainan Nintendo Brain Age dan teka-teki seperti Sudoku.
Beberapa tips latihan otak yang sering dilakukan orang Jepang dengan cara bermain game seperti dibawah ini:
1. Brain Age
Mengingat banyaknya orang usia lanjut di Jepang, Dr Ryuta Kawashima dari Tohoku University of Medicine memutuskan untuk menciptakan suatu permainan yang dapat mengembalikan kelincahan mental warga lanjut usia di Jepang.
Kawashima menciptakan video game yang dapat digunakan untuk meningkatkan penalaran mental dan bahasa. Penelitiannya menciptakan game Nintendo, Brain Age. Brain Age memiliki komponen yang menguji dan meningkatkan kemampuan matematika, kemampuan memori serta kemampuan yang meningkatkan jalur saraf.

2. Sudoku
Sudoku adalah puzzle Jepang yang melatih sisi penalaran dan analisis otak. Sudoku dipopulerkan oleh Nikoli Puzzle Company pada tahun 1986 dan menjadi populer di seluruh dunia pada tahun 2005. Puzzle Sudoku terdiri dari kotak persegi 9×9, yang mana setiap baris berisi nomor 1 sampai 9.
Pada awal permainan, ada beberapa angka dalam setiap persegi, kemudian para pemain harus menggunakan logikanya untuk menalarkan kolom dan baris yang masih kosong dengan angka-angka yang sesuai. Ada banyak variasi sudoku, seperti sudoku untuk anak-anak yang menggunakan kotak yang lebih kecil dan memiliki simbol seperti planet dan binatang, bukan angka.
3. Anzan
Anzan merupakan awal dari adanya latihan otak di Jepang. Anzan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang berarti ‘perhitungan mental’ dan melibatkan serangkaian panjang hitungan angka dengan membayangkan sempoa.
Pada anzan, sempoa digambarkan dalam pikiran. Penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pembukuan dilengkapi melalui konsentrasi yang mendalam dan manipulasi sempoa mental. Untuk menjadi mahir, orang harus banyak berlatih. Anak-anak di Jepang biasanya latihan anzan 2 jam sehari.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.      Intelegensi berasal dari bahasa Inggris Intelligence. Intelligence sendiri adalah terjemahan dari bahasa Latinintellectus dan intelligentiae.
2.      Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah.
3.      Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.
Sebagai kesimpulan dapat kita katakan kecerdasan atau intelegensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai dimana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.
Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara tingkatan intelegensi dengan tingkat kehidupan seseorang. Dari hasil-hasil  penyelidikan ahli antropologi dan psikologi juga masih disangsikan adanya korelasi yang tetap.
B. Saran

Masih banyak guru yang hanya menekankan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. disini penulis, mencoba untuk mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan Logika .

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda