Minggu, 09 Juli 2017

TAFSIR AYAT KONSELING



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi konselor menjadi faktor penentu bagi pencapaian konseling yang efektif, di samping faktor pengetahuan tentang dinamika perilaku dan keterampilan terapeutik atau konseling.
Dalam kenyataan di lapangan, tidak sedikit para konseli yang tidak mau datang ke ruang bimbingan dan konseling, bukan karena konselor yang kurang keilmuannya dalam bidang konseling, tetapi karena mereka memiliki kesan bahwa konselor tersebut bersifat judes atau kurang ramah.
Dalam rangka mempersiapkan para calon konselor, maka calon konselor tersebut dituntut untuk memfasilitasi perkembangan pribadi mereka yang berkualitas, yang dapat dipertanggung jawabkan secara profesional.
B.            Rumusan Masalah
1.      Apa itu pengertian konselor?
2.      Bagaimana cara memahami konselor dan apa itu kelebihan dan kekurangan konselor?
3.      Apa itu tugas konselor?
4.      Bagaimana prinsip hubungan konselor?
5.      Apa ayat yang menjelaskan tentang konselor dalam al-quran?
C.           Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian konselor.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara memahami konselor dan untuk mengetahu kelebihan dan kekurangan konselor
3.      Untuk mengetahui tugas konselor.
4.      Untuk mengetahui prinsip hubungan konselor.
5.      Untuk mengetahui ayat al-quran yang menjelaskan tentang konselor dalam al-quran.




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Konselor
Beberapa Para ahli telah mendefinisikan pengertian tentang konselor di antaraya adalah Menurut Diponegoro (2011:4) konselor adalah orang yang membantu, bukan subyek, karena konselor hanya membantu, subyeknya adalah konseli sendiri dan obyeknya adalah masalah yang dihadapi.
Menurut Hartono dan Soedarmadji (2012:50) konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling, ia sebagai tenaga profesional.
Sedangkan dalam Islam sendiri konselor disebut juga dengan Mursyid atau pembimbing. Tetapi dalam Islam lebih kepada konselor agama. Konselor Agama tidak hanya berperan sebagai konselor pendidikan tetapi juga berperan sebagai konselor karir, konselor keluarga atau penyuluh sosial yang meliputi segala aspek kehidupan.Jadi, konselor adalah orang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling.
B.  Memahami Konselor dan Kelebihan dan Kekurangannya.
Kelebihan dan kekurangan konselor dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh pribadi konselor itu sendiri.
1.             Kelebihan Konselor
Berikut adalah kelebihan konselor dilihat dari karakteristiknya.
a.              Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (Self-knowledge)
Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai berikut:
·      Konselor yang memilki persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga akan memilki persepsi yang kuat terhadap orang lain.
·      Konselor yang terampil memahami dirinya maka ia juga akan memahami   orang lain.  Surya (2003:63)
b.             Kompetensi (Competence)
Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu konseli.

Adapun kompetensi dasar yang seyogianya dimilki oleh seorang konselor, yang antara lain:
·      Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan
·      Penguasaan konsep bimbingan dan konseling
·      Penguasaan kemampuan assesmen.Surya (2003:65)
c.              Kesehatan Psikologis yang Baik
Kesehatan psikologis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya, maka ia akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan. Surya (2003:66)
d.             Dapat Dipercaya (trustworthness)
Konselor yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya memiliki kecenderungan memilki kualitas sikap dan prilaku sebagai berikut:
·           Memilki pribadi yang konsisten
·           Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya.
·           Tidak pernah membuat orang lain kesal atau kecewa.
e.               Kejujuran (honest)
Yang dimaksud dengan Kejujuran disini memiliki pengertian bahwa seorang konselor itu diharuskan memiliki sifat yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya kepada konseli. Sikap jujur ini penting dikarnakan:
·           Sikap keterbukaan konselor dan konseli memungkinkan hubungan psikologis yang dekat satu sama lain dalam kegiatan konseling.
·           Kejujuaran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif terhadap konseli. Surya (2003:68) dll.

2.             Kekurangan Konselor
Adapun kekurangan dari konselor biasanya terlihat pada konselor pemula yang belum benar-benar memiliki pengalaman yang banyak.Maka dari itu terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan bagi konselor pemula :
a.              Kesehatan Psikologis
Kesehatan psikologis mempunyai peranan penting bagi kefektifan konselor. Jika hal itu tidak diperhatikan, maka proses konseling akan menjadi tidak efektif. Surya (2009:69)
b.             Merugikan Konseli
Konselor pemula sering merasa khwatir apabila konseling merugikan konseli. Surya (2009:69)
c.              Tanggungjawab Konselor
Konselor harus bertanggungjawab terhadap proses dan hasil konseling, akan tetapi hal yang terjadi di luar konseling bukan menjadi tanggung jawab konselor sepenuhnya. Surya (2009:69)
d.             Kurang Pengalaman
Pengalaman dalam melaksanakan konseling merupakan hal yang sangat menunjang bagi keefektifan kinerja konselor dalam konseling. Surya (2009:70)
e.              Kegagalan
Konselor pemula sering mengkhawatirkan akan kegagalan konseling yang dilakukannya.Surya (2009:70)
C.           Tugas Konselor
Tugas konselor adalah sebagai berikut :
a.         Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu konseli dalam memahami, menilai bakat dan minat.
b.        Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu konseli dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
c.         Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
d.        Membantu konseli dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan keluarganya.
e.         Membantu konseli dalam menyalesaikan masalah spiritual dan mengembangkan fitrah iman atau kembali pada fitrah iman. Sutoyo (2013:28)
D.           Prinsip yang Berhubungan dengan Konselor
a.       Konselor dipilih atas dasar kualifikasi keimanan, ketakwaan, pengetahuan, tentang konseling dan syari’at Islam, keterampilan dan pendidikan.
b.      Ada peluang bagi konselor untuk membantu individu mengembangkan atau kembali kepada fitrahnya.
c.       Ada tuntunan Allah agar pembimbing mampu memberi teladan yang baik bagi individu yang dibimbingnya. Perlu diingat bahwa pembimbing bukan hanya ucapannya, tetapi lebih dari itu yaitu amalannya.
d.      Ada keterbatasan pada diri konselor untuk mengetahui hal-hal gaib. Oleh sebab itu, dalam membimbing individu seyogyanya ada bagian-bagian tertentu yang diserahkan kepada Allah.
e.       Konselor harus menghormati dan memelihara informasi berkenaan dengan rahasia mengenai konseli.
f.       Dalam merujuk ayat-ayat al-Qur’an konselor harus menggunakan penafsiran para ahli.
g.      Dalam menghadapi hal-hal yang konselor sendiri kurang memahami, sayogianya ditanyakan atau diserahkan kepada orang lain yang dipandang lebih ahli. (Sutoyo 2013 : 210)
h.      Dalam membimbing konseli perlu diingatkan bahwa ia harus melaksanakan amanah sesuai tuntunan Allah.
i.        Tujuan Allah menciptakan setiap bagian dari organ tubuh manusia. Oleh sebab itu konseli harus diingatkan bahwa ia harus menjaga dan memanfaatkannya.
j.        Pembawaan manusia sejak lahir adalah bersih, suci dan cenderung ke hal-hal yang positif. Jika terjadi penyimpangan karena kelalayan individu tidak merawatnya dengan baik, belajar dari lingkungan yang salah, atau karena individu tidak mampu menghadapi godaan setan. (Sutoyo, 2013: 210-211).


E.            Ayat al-Quran tentang Memahami Konselor  dalam q.s al jin ayat 2
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6ZwkMvp1L1AjJdQ1VB0WWDuTAY7ERHCsQwCav15dHToLnKUg4ZAFDF3x0wULtZjsm7Jni-FL-Mfh6gclbCxAaA4qnGzcEO36uTIaLR0mM3gCgUbnTsbg78J4H-ltsTnmEfZAPRs4mw0E/s1600/72_2.png
Artinya:
(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,
1.             Ibnu katsir
a.              Yahdii ilar rusydi (“Katakanlah [hai Muhammad]: ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya sekumpulan jin telah mendengarkan [al-Qur’an] lalu mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan, [yang] memberi petunjuk kepada jalan yang benar.’”) maksudnya ke jalan yang lurus dan kesuksesan.
b.              Fa aamannaabiHi walan nusyrika birabbinaa ahadan (“Lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-sekali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Rabb kami.”) kedudukan ini sama seperti firman Allah yang artinya: “Dan [ingatlah] ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur’an.
2.             Taisir Karimirrahman, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di.
Maksud Q.S Al-Jinn ayat 2 yaitu:
a.              Syaikh As Sa’di berkata: “Maksudnya, para jin tersebut mengatakan ‘dahulu kami tertipu oleh orang-orang terpandang di kalangan jin dan manusia. Kami berprasangka baik kepada mereka. Kami mengira, mereka tidak mungkin berkata bohong tentang Allah’ “.
b.             Berkata dusta tentang Allah atau berkeyakinan tentang Allah tanpa dasar adalah hal yang secara naluriah dianggap perkara yang tercela.
c.              Apa yang terjadi pada para jin itu sungguh terjadi juga pada manusia, sampai di zaman ini. Betapa banyak orang yang dalam beragama hanya taqlid buta kepada tokoh-tokoh, entah disebut kiai, ajengan, sepuh, cendikiawan, ustadz, rois, syaikh, dsb. Mereka menjalani hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam dengan dalih sekedar berprasangka bahwa tokoh-tokoh mereka itu tidak akan salah, tidak akan keliru dan tidak akan berdusta.
d.             Cara mendakwahi orang yang sudah taqlid buta, adalah dengan mengenalkannya kepada Al Qur’an dan Sunnah. Sebagaimana para jin ini bertaubat dari taqlid buta karena Al Qur’an.

























BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Didalam Islam sendiri konselor disebut juga dengan Mursyid atau pembimbing. Tetapi dalam Islam lebih kepada konselor agama. Konselor Agama tidak hanya berperan sebagai konselor pendidikan tetapi juga berperan sebagai konselor karir, konselor keluarga atau penyuluh sosial yang meliputi segala aspek kehidupan.Jadi, konselor adalah orang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling.Konselor juga memiliki tujuan dan prinsip untuk menyelesaikan msalah klien yang datang kepadanya.

B.            Saran
Sehubungan dengan materi dan kesimpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa kita perlu untuk memahami konselor dan konseli karena itu sangat menunjang untuk kelancaran proses konseling, khususnya bagi calon konselor.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda