TAFSIR AYAT KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kualitas
pribadi konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi konselor menjadi faktor
penentu bagi pencapaian konseling yang efektif, di samping faktor pengetahuan
tentang dinamika perilaku dan keterampilan terapeutik atau konseling.
Dalam kenyataan di lapangan, tidak sedikit para konseli yang tidak mau datang ke ruang bimbingan dan konseling, bukan karena konselor yang kurang keilmuannya dalam bidang konseling, tetapi karena mereka memiliki kesan bahwa konselor tersebut bersifat judes atau kurang ramah.
Dalam rangka mempersiapkan para calon konselor, maka calon konselor tersebut dituntut untuk memfasilitasi perkembangan pribadi
mereka yang berkualitas, yang dapat dipertanggung jawabkan secara profesional.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu pengertian konselor?
2.
Bagaimana cara memahami konselor dan
apa itu kelebihan dan kekurangan konselor?
3.
Apa itu tugas konselor?
4.
Bagaimana prinsip hubungan konselor?
5.
Apa ayat yang menjelaskan tentang
konselor dalam al-quran?
C.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian
konselor.
2.
Untuk mengetahui bagaimana cara
memahami konselor dan untuk mengetahu kelebihan dan kekurangan konselor
3.
Untuk mengetahui tugas konselor.
4.
Untuk mengetahui prinsip hubungan
konselor.
5.
Untuk mengetahui ayat al-quran yang
menjelaskan tentang konselor dalam al-quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konselor
Beberapa
Para ahli telah mendefinisikan pengertian tentang konselor di antaraya adalah
Menurut Diponegoro (2011:4) konselor adalah orang yang membantu, bukan subyek,
karena konselor hanya membantu, subyeknya adalah konseli sendiri dan obyeknya
adalah masalah yang dihadapi.
Menurut
Hartono dan Soedarmadji (2012:50) konselor adalah seseorang yang memiliki
keahlian dalam bidang pelayanan konseling, ia sebagai tenaga profesional.
Sedangkan
dalam Islam sendiri konselor disebut juga dengan Mursyid atau pembimbing. Tetapi dalam Islam lebih kepada konselor
agama. Konselor Agama tidak hanya berperan sebagai konselor pendidikan tetapi
juga berperan sebagai konselor karir, konselor keluarga atau penyuluh sosial
yang meliputi segala aspek kehidupan.Jadi, konselor adalah orang yang mempunyai
keahlian dalam melakukan konseling.
B. Memahami Konselor dan Kelebihan dan Kekurangannya.
Kelebihan
dan kekurangan konselor dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh
pribadi konselor itu sendiri.
1.
Kelebihan Konselor
Berikut
adalah kelebihan konselor dilihat dari karakteristiknya.
a.
Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (Self-knowledge)
Pemahaman
ini sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai berikut:
·
Konselor
yang memilki persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga akan memilki
persepsi yang kuat terhadap orang lain.
·
Konselor
yang terampil memahami dirinya maka ia juga akan memahami orang lain.
Surya (2003:63)
b.
Kompetensi (Competence)
Kompetensi
dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu konseli.
Adapun kompetensi dasar yang
seyogianya dimilki oleh seorang konselor, yang antara lain:
·
Penguasaan
wawasan dan landasan pendidikan
·
Penguasaan
konsep bimbingan dan konseling
·
Penguasaan
kemampuan assesmen.Surya (2003:65)
c.
Kesehatan Psikologis yang Baik
Kesehatan
psikologis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi hubungan
konseling. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya, maka ia akan teracuni
oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai keliru,
dan kebingungan. Surya (2003:66)
d.
Dapat Dipercaya (trustworthness)
Konselor
yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya memiliki kecenderungan memilki
kualitas sikap dan prilaku sebagai berikut:
·
Memilki
pribadi yang konsisten
·
Dapat
dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya.
·
Tidak
pernah membuat orang lain kesal atau kecewa.
e.
Kejujuran (honest)
Yang dimaksud dengan Kejujuran
disini memiliki pengertian bahwa seorang konselor itu diharuskan memiliki sifat
yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya kepada konseli.
Sikap jujur ini penting dikarnakan:
·
Sikap
keterbukaan konselor dan konseli memungkinkan hubungan psikologis yang dekat
satu sama lain dalam kegiatan konseling.
·
Kejujuaran
memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif terhadap
konseli. Surya (2003:68) dll.
2.
Kekurangan Konselor
Adapun
kekurangan dari konselor biasanya terlihat pada konselor pemula yang belum benar-benar
memiliki pengalaman yang banyak.Maka dari itu terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan bagi konselor pemula :
a.
Kesehatan
Psikologis
Kesehatan psikologis
mempunyai peranan penting bagi kefektifan konselor. Jika hal itu tidak
diperhatikan, maka proses konseling akan menjadi tidak efektif. Surya (2009:69)
b.
Merugikan
Konseli
Konselor
pemula sering merasa khwatir apabila konseling merugikan konseli. Surya
(2009:69)
c.
Tanggungjawab
Konselor
Konselor
harus bertanggungjawab terhadap proses dan hasil konseling, akan tetapi hal
yang terjadi di luar konseling bukan menjadi tanggung jawab konselor
sepenuhnya. Surya (2009:69)
d.
Kurang
Pengalaman
Pengalaman
dalam melaksanakan konseling merupakan hal yang sangat menunjang bagi
keefektifan kinerja konselor dalam konseling. Surya (2009:70)
e.
Kegagalan
Konselor
pemula sering mengkhawatirkan akan kegagalan konseling yang dilakukannya.Surya
(2009:70)
C.
Tugas
Konselor
Tugas konselor adalah sebagai
berikut :
a.
Pengembangan kehidupan pribadi,
yaitu bidang pelayanan yang membantu konseli dalam memahami, menilai bakat dan
minat.
b.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu
bidang pelayanan yang membantu konseli dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan dan bermartabat.
c.
Pengembangan karir, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi,
serta memilih dan mengambil keputusan karir.
d.
Membantu konseli dalam menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam kehidupan keluarganya.
e.
Membantu konseli dalam menyalesaikan
masalah spiritual dan mengembangkan fitrah iman atau kembali pada fitrah iman.
Sutoyo (2013:28)
D.
Prinsip yang
Berhubungan dengan Konselor
a.
Konselor dipilih atas dasar
kualifikasi keimanan, ketakwaan, pengetahuan, tentang konseling dan syari’at
Islam, keterampilan dan pendidikan.
b.
Ada peluang bagi konselor untuk
membantu individu mengembangkan atau kembali kepada fitrahnya.
c.
Ada tuntunan Allah agar pembimbing
mampu memberi teladan yang baik bagi individu yang dibimbingnya. Perlu diingat
bahwa pembimbing bukan hanya ucapannya, tetapi lebih dari itu yaitu amalannya.
d.
Ada keterbatasan pada diri konselor
untuk mengetahui hal-hal gaib. Oleh sebab itu, dalam membimbing individu
seyogyanya ada bagian-bagian tertentu yang diserahkan kepada Allah.
e.
Konselor harus menghormati dan
memelihara informasi berkenaan dengan rahasia mengenai konseli.
f.
Dalam merujuk ayat-ayat al-Qur’an
konselor harus menggunakan penafsiran para ahli.
g.
Dalam menghadapi hal-hal yang
konselor sendiri kurang memahami, sayogianya ditanyakan atau diserahkan kepada
orang lain yang dipandang lebih ahli. (Sutoyo 2013 : 210)
h.
Dalam membimbing konseli perlu
diingatkan bahwa ia harus melaksanakan amanah sesuai tuntunan Allah.
i.
Tujuan Allah menciptakan setiap
bagian dari organ tubuh manusia. Oleh sebab itu konseli harus diingatkan bahwa
ia harus menjaga dan memanfaatkannya.
j.
Pembawaan manusia sejak lahir adalah bersih, suci dan cenderung ke hal-hal
yang positif. Jika terjadi penyimpangan karena kelalayan individu tidak
merawatnya dengan baik, belajar dari lingkungan yang salah, atau karena
individu tidak mampu menghadapi godaan setan. (Sutoyo, 2013: 210-211).
E.
Ayat al-Quran tentang Memahami Konselor
dalam q.s al jin ayat 2
Artinya:
(yang)
memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,
1.
Ibnu katsir
a.
Yahdii ilar rusydi (“Katakanlah
[hai Muhammad]: ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya sekumpulan jin telah
mendengarkan [al-Qur’an] lalu mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami telah
mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan, [yang] memberi petunjuk kepada jalan
yang benar.’”) maksudnya ke jalan yang lurus dan kesuksesan.
b.
Fa aamannaabiHi walan nusyrika birabbinaa
ahadan (“Lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-sekali tidak akan
mempersekutukan seorang pun dengan Rabb kami.”) kedudukan ini sama seperti
firman Allah yang artinya: “Dan [ingatlah] ketika Kami hadapkan serombongan jin
kepadamu yang mendengarkan al-Qur’an.
2.
Taisir
Karimirrahman, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As
Sa’di.
Maksud Q.S Al-Jinn ayat
2 yaitu:
a.
Syaikh As Sa’di
berkata: “Maksudnya, para jin tersebut mengatakan ‘dahulu kami tertipu oleh
orang-orang terpandang di kalangan jin dan manusia. Kami berprasangka baik
kepada mereka. Kami mengira, mereka tidak mungkin berkata bohong tentang Allah’
“.
b.
Berkata dusta tentang
Allah atau berkeyakinan tentang Allah tanpa dasar adalah hal yang secara
naluriah dianggap perkara yang tercela.
c.
Apa yang terjadi pada
para jin itu sungguh terjadi juga pada manusia, sampai di zaman ini. Betapa
banyak orang yang dalam beragama hanya taqlid buta kepada tokoh-tokoh, entah
disebut kiai, ajengan, sepuh, cendikiawan, ustadz, rois, syaikh, dsb. Mereka
menjalani hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam dengan dalih sekedar
berprasangka bahwa tokoh-tokoh mereka itu tidak akan salah, tidak akan keliru
dan tidak akan berdusta.
d.
Cara mendakwahi orang
yang sudah taqlid buta, adalah dengan mengenalkannya kepada Al Qur’an dan
Sunnah. Sebagaimana para jin ini bertaubat dari taqlid buta karena Al Qur’an.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Didalam Islam sendiri konselor
disebut juga dengan Mursyid atau
pembimbing. Tetapi dalam Islam lebih kepada konselor agama. Konselor Agama
tidak hanya berperan sebagai konselor pendidikan tetapi juga berperan sebagai
konselor karir, konselor keluarga atau penyuluh sosial yang meliputi segala
aspek kehidupan.Jadi, konselor adalah orang yang mempunyai keahlian dalam
melakukan konseling.Konselor juga memiliki tujuan dan prinsip untuk
menyelesaikan msalah klien yang datang kepadanya.
B.
Saran
Sehubungan dengan materi dan
kesimpulan tersebut, penulis memberikan saran bahwa kita perlu untuk memahami
konselor dan konseli karena itu sangat menunjang untuk kelancaran proses
konseling, khususnya bagi calon konselor.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda